Foto : Silvia/Pixabay
Sebuah mahkota itu tempatnya di kepala seorang raja. Sedangkan terompah, walaupun indah dan harganya mahal, tapi tempatnya di kaki.
Inti masalahnya, ditinjau tidak dari segi baik atau buruknya, tapi keduanya itu masih layak dipakai atau tidak. Sebab, baik atau buruk itu sepenuhnya jadi tanggungjawab pemiliknya.
Cepat atau lambat jika sudah tidak dapat dipakai mesti akan diganti oleh pemiliknya. Kita tidak dapat menyatakan baik atau buruk bagi seseorang. Siapakah yang dapat menentukan dosa atau bukan?
Dalam hidup ini kita seperti sekuntum bunga mekar yang akan dikunjungi berbagai macam kupu-kupu. Ada yang putih, hitam, kuning serta warna lain dan berbagai warna pembauran. Kita akan diperhitungkan dari perbuatan kita masing-masing atas dasar belas kasih-Nya. Kecuali bagi yang sudah percaya sampai di hati akan Dia yang akan datang untuk yang kedua kalinya ke dunia ini sebagai Hakim Yang Adil, akan luput dari penghakimam. Dia Sang Adil akan menghakimi yang tidak percaya dan menyelamatkan orang-orang yang percaya.
• Menuju yang Lebih Baik
Jika engkau mencari sesuatu dengan matamu tidak ketemu, sesuatu itu jangan kaucari dengan mulutmu. Doa-doa membubung tinggi bersayap cinta dari dalam hati. Dengarlah segala sesuatu yang layak kau dengar agar kau bisa mengasihi orang lain. Jadikan kepekaan hati dan perasaan seperti kuncup hunga yang hendak mekar siap menerima tetesan embun di fajar hari. Jadilah pemenang sejati, libas segala perasaan benci. Kelemahlembutan memenangkan hati dan perasaan dalam gelombang nafsu.
Antoni baru saja mencukur rambutnya. Rambut panjang yang semula dimilikinya sekarang dipotong pendek dan disisir rapi. Ada penampilan baru dari Antoni. Veronika juga baru saja mengenakan pakaian barunya. Penampilan Veronika pun terlihat ada kesan beda dan baru pula. Bagaimana dengan kita? Kita mesti dilahirkan kembali. Apa maksudnya ini? Bukankah manusia hanya dilahirkan sekali saja selama hidupnya?
Yang dilahirkan kembali bukan fisiknya melainkan hati dan pikirannya. Hati kita mesti lahir dan berubah dari cara hidup lama menuju hidup baru. Lahir jadi lebih baik dari sebelumnya. Kita mulai berpikir dan mengisi hati kita dengan gagasan dan niat yang luhur, tidak berkutat pada hal-hal remeh dan rendah. Kita tinggalkan cara hidup lama yang diliputi oleh kegelapan dosa menuju hidup baru yang penuh kesucian, kesalehan, dan sukacita. Dilahirkan kembali dalam kebaikan hidup merupakan proses panjang yang mesti kita ikuti dengan setia dan penuh sukacita.
/ Wisma Ayem, 3 September 2022