Pemerintah Mewaspadai Transmisi Lokal Varian Omicron

Seide.id – Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan kepada  masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan luar negeri demi mencegah penularan virus Covid-19 varian Omicron.

Pasalnya, kebanyakan kasus Omicron yang saat ini ada di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.

Berdasarkan WHO HQ. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, 23 December 2021 disebutkan varian Omicron memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat daripada varian Delta pada negara-negara yang telah mengalami transmisi komunitas.

Sebagai informasi, di Inggris tingkat keparahan varian Omicron menyebabkan 29 kematian.

Estimasi risiko masuk perawatan gawat darurat Omicron 15-25 persen lebih rendah dibandingkan Delta. Estimasi risiko hospitalisasi (rawat inap satu hari atau lebih) akibat Omicron 40-45 persen lebih rendah.

Berdasarkan data yang diperoleh mutasi Omicron mengurangi efektivitas antibodi monoklonal termasuk Ronapreve (kombinasi Casirivimab dan Imdevimab). Data awal menunjukkan Sotrovimab ź bisa menghambat Omicron dibandingkan antibodi monoklonal lainnya.

Dalam waktu dua minggu (26 Desember 2021), 46 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia. 15 orang di antaranya (32,69 persen) merupakan pelaku perjalanan dari Turki.

Ada pula kasus konfirmasi Omicron yang berasal dari pelaku perjalaan luar negeri dari Inggris, UEA, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Malawi, Republik Kongo, Spanyol, AS, Kenya, Korea, Mesir, dan Nigeria.

Sebanyak 74 persen kasus Omicron sudah divaksin lengkap, 80 persen tanpa gejala atau bergejala ringan, dan 96 persen kasus adalah WNI.

Sementara itu, hingga 29 Desember 2021 ada penambahan kasus konfirmasi Omicron sebanyak 21 kasus yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Sehingga total kasus Omicron sebanyak 68 orang.

Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan, dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, didapati hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron.

Akan tetapi, itu diiringi tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta.

Artinya, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah.

Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada, karena situasi dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan pihaknya mengingatkan kembali untuk menunda perjalanan ke luar negeri bagi para WNI karena risiko penularan yang besar.

Apabila sedang berada di luar negeri tetap jalankan protokol kesehatan. dr. Nadia juga mengingatkan bahwa kasus Omicron telah terjadi transmisi lokal di Indonesia. Masyarakat diminta waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan.

“Perlu menjadi perhatian bahwa kita juga sudah mengidentifikasi kasus transmisi lokal, artinya risiko penularan di masyarakat juga sudah ada,” katanya. (Sumber: Kemenkes.go.id)