Penelusuran BNPT : Penodong Pistol ke Paspampres Anggota HTI yang Sering Posting Propaganda Khilafah

Perempuan Berpistol Terobos Istana

Pelaku yang berkasi di obyek vital 20 hari jelang KTT G20 itu, diketahui anggota HTI yang sering menyebarkan propaganda khilafah. Namun pengamat lain menyebutnya sebagai simpatisan ISIS. Karena,  “Hanya ISIS yang memperbolehkan wanita melakukan serangan, “ kata Ridwan Habib, dari The Indonesia Intelligence Institute. Sydney Jones minta aparat banyak diskusi dengan simpatisan ISIS yang kembali dari Turki.

PARA PEREMPUAN YANG TERPAPAR PAHAM INTOLERAN – Insiden di depan Istana Merdeka, Selasa pagi, memperkuat sinyalemen peningkatan peran perempuan dalam terorisme.  “Perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir, “ ungkap Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid,  Selasa (25/10/22).

Hasil penelusuran sementara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait peristiwa di depan Istana Merdeka pada pk 07.00 itu,  pelakunya bernama Siti Elina, 24 tahun. Dia merupakan anggota HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia yang telah dibubarkan pemerintah.

“Ia juga diketahui sering memposting propaganda khilafah melalui akun media sosialnya,” kata Ahmad Nurwakhid.

Brigjen Nurwakhid menyebut, saat ini,  pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor yang lain.  “Untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal (lone wolf)”, katanya.

Kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia, menurut Nurwakhid,   bukan peristiwa baru. Ia mencontohkan ancaman bom di Istana yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada tahun 2016 silam.

“Salah satu calon pengantin yang ingin melakukan aksi di istana terlebih dahulu diamankan oleh Densus 88 yang juga pelakunya adalah perempuan, Dian Yuli Novi dan ada juga Zazkia Aini yang melakukan penyerangan ke Mabes Polri pada tahun 2021” ungkapnya.

Pihak BNPT telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut dan dijadikan pengantin oleh kelompok teroris. “Perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir, “ ungkapnya.

“Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang trend baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan” ujarnya.

Karena itulah, ujar Nurwakhid, BNPT telah berupaya meminimalisir keterpaparan perempuan dalam jaringan dan aksi terorisme dengan cara melibatkan perempuan sebagai agen perdamaian.

“Perempuan harus diberikan pencerahan karena sebagai salah satu sasaran potensial dari jaringan terorisme,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, dan rekaman video CCTV yang beredar, perempuan yang menggunakan cadar berjalan dari arah Harmoni menuju istana negara. Terekam di kamera, tengah berdiri di dekat pos utama Paspampres di depan Istana Merdeka, berada dekat lampu lalu lintas.  

Saat petugas menghadap ke arah lain, perempuan itu nekad berlari, melintasi berikade, namun dikejar petugas yang melihatnya. Petugas lain memanggil polisi. Perempuan itu sempat lolos dari pegangan, namun dikejar dan ditangkap.

Foto foto lain, yang beredar sebelumnya, perempuan itu sudah dipegang polisi. Ada pistol FN yang berhasil dirampas.

Dikabarkan,  pelaku sempat mengacungkan sebuah pistol ke arah paspamres tersebut. Beruntung anggota paspampres berhasil mengambil pistol rakitan itu dan kemudian menyerahkannya kepada anggota Polisi Lalu Lintas yang sedang bertugas di depan istana.

Pelaku yang kemudian diketahui bernama Siti Elina, warga Jalan Sawal Raya, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara,   kini harus menjalani penahanan dan pemeriksaan intensif di Sub Direktorat Keamanan Negara Polda Metro Jaya. Ketua RT 13 RW 03 Tugu Selatan, Nurjanah, yang dikonfirmasi petugas dan wartawan, membenarkan identitas wanita itu.

“Iya benar itu warga saya, Siti Elina,” kata Nurjanah saat ditemui di lokasi, Selasa (25/10/2022), sraya mengungkapkan, mengenal warganya yang berusia 24 tahun itu, sebagai sosok tertutup dan jarang bersosialisasi dengan tetangga.

Seorang tetangganya, sebagaimana diwawancarai Kompas, mengungkapkan, pelaku aktif di pengajian dan sering mengajaknya ikut serta, tapi dia menolak, karena waktunya tidak pas.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.