Foto : Gidon Pico/Pixabay
Hingga zaman digital ini, masih ada pribadi tertentu mendapat berkat pengalaman keajaiban Ilahi. Sang Maha Ilahi mempunyai rencana dan misteri yang hendak dinyatakan kepada manusia, melalui orang pilihannya. Jadi, bukan hasil usaha dan ketrampilan manusia membuat mujizat Ilahi.
Merenungkan hal keajaiban Ilahi itu, saya mencatat kesaksian pengalaman iman yang terjadi bagi ketiga rasul Yesus di atas gunung Tabor, seperti yang diceritakan dalam Injil. Kejadian ajaib dari Sang Ilahi kepada orang yang berkenan dipilih Allah, untuk kepentingan kesaksian bagi semua manusia. Jadi, di luar upaya dan kemamouan manusia yang mengalami. Bukan kehebatan pribadi dan hipnotis. Saya tuliskan dalam sajak:
Keajaiban di Puncak Gunung Tabor
Gunung itu biasa didengar
Gunung juga biasa dilihat
apalagi dengan teknologi informasi
dengan sentuhan jari jemari
semua gunung bisa didaki
dalam layar sentuh gadget
lalu dinikmati keindahannya
Namun
berbeda dengan para pendaki
dan petualang pencinta alam
Perlu perjuangan istimewa
agar sampai ke puncak
Ini cerita istimewa
Mendaki puncak gunung Tabor
Yang mengajak seorang pemuda
Dia Yesus dari Nazareth
Yang diajak lebih tua
Petrus Yakobus Yohanes
Mereka bukan pendaki gunung
juga bukan petualang alam
Justru aslinya nelayan
diajak mendaki puncak gunung
untuk pergi berdoa disana
sebuah pengalaman baru
Tiga orang lebih tua
Ikuti seorang anak muda
karena Dia pemimpin mereka
Sebuah keajaiban terjadi
ketika di puncak gunung Tabor
Bertiga para rasul menyaksikan
Yesus berubah rupaNya
sosokNya kilau penuh bercahaya
didampingi dua Nabi besar
Nabi Musa dan Elia
Yang diliputi cahaya kemuliaan
begitu mempesona mengagumkan
begitu mulia dan menggentarkan
Lalu,
sedemikian indah menakjubkan
begitu damai dan membahagiakan
Maka
setelah semua berlalu
lahirlah permohonan kalbu
“Guru, kami hendak membangun tiga kemah. Satu untukMu, serta dua untuk Musa dan Elia. Biarlah kita tinggal di atas puncak gunung ini saja. Kami mau terus mengalami keajaiban ini”
Jawaban yang tidak disangka
dari Yesus Putra Sorga
“Kita harus turun kembali
Inilah gambaran kemuliaan kelak
Ketika perintah Allah digenapi
dalam tugas panggilan Ilahi memikul salib kehidupan pribadi
selama ada di dunia ini
Mari kita turun kembali
simpanlah semua pengalaman kalian
sebagai jaminan masa depan
setelah selesai tugas hidupmu”
Tiga pasang mata dewasa
mengalami keajaiban bersama
Tak cukup kata bercerita
hanya kagum pesona takjub
dan keyakinan tulis sahaja
“Kami mau tinggal disini saja agar terus mengalami kebahagiaan ini”
Dan
terpaksa pulang membawa damba
karena harus amalkan tugas
jalankan panggilan ilahi pribadi
memikul ‘salib kehidupan’ nyata
menjadi pelayan dan pembagi
berkat sorgawi bagi insani
sesuai bakat talenta hakiki
Ternyata
untuk mendapat kedamaian abadi
pengalaman ajaib puncak Tabor
kita harus lewati pengorbanan
Melakukan kehendak Sang Pencipta
Berkorban bagikan kasih sayang
Berjuang menderita demi kebenaran
Rela menolong sesama saudara
agar rasakan Kasih Ilahi
Dan
bersama semua memuji Pencipta
dalam syukur tak bertepi
sebagai sesama saudara alami
di tengah semesta ini