Foto : Jordan Stimpson/Pixabay
Sudah sekian banyak kesempatan saya mengalami pesta. Ada perayaan dengan macam ragam judul: pesta adat budaya, pesta keagamaan, pesta pernikahan, pesta ulang tahun, dan perayaan lainnya.
Namun, ada juga banyak orang yang tidak suka membuat pesta atau menghadiri pesta. Mereka juga mempunyai alasan pribadi. Pengalaman menghadiri pesta itu kucatat dalam sajak:
Aneka Pesona Tenda Pesta
Segala keperluan disiapkan
Undangan disampaikan
para petugas pesta bersiap
Tenda disiapkan dengan warna-warni
Pernak-pernik hiasan
Lampu kerlap kerlip
dan sound system’ musik
juga ada musik tradisi
dan tarian adat budaya
Pesta,… kami ada
kekitaan dirayakan
kehadiran yang berbahagia
serta keluarga dinyatakan
Apa pun judul pestanya
Entah pesta pernikahan
Entah pesta ulang tahun
Entah pesta adat budaya
Entah pesta ritual agama
Dirayakan dengan meriah sukacita
Ungkapan totlitas diri pribadi
Pernyataan sosidaritas sosial
Ekspresi nurani jiwa
Syukur atas berkah kehidupan
Penegasan eksistensi harkat martabat
Saya ada, keluarga ada, kita sesama
Di dalam tenda pesta
semua duka lara derita
sementara dikemas dan sirna
ada ruang perayaan syukur
ada tempat terimakasih
ada sebuah Jedah Istimewa
Merangkul kemarin dan hari esok
melukis kekuatan jiwa raga
bahwa hidup perlu dirayakan
bahwa hidup harus disyukuri
bahwa diri pribadi bermakna
karena ada peran sesama
karena dilahirkan untuk sesama
di tengah alam semesta
oleh Sang Maha Pencipta
Pada kelap kelip lampu
ada harapan hari esok
Pada alunan musik dan lagu
ada irama dinamika pengalaman
Pada sajian aneka menu
ada berkah rezeki kehidupan
Pada senyum ceria bahagia
ada penyatuan rindu damba
doa solidaritas kasih sayang
Pada tarian aneka gaya
ada gelora semangat perjuangan
Di dalam pesona pesta
ada pelangi makna terlukis
ada kisah kehidupan terpatri
Hidup adalah sebuah perayaan
Hidup harus dirayakan
Hidup juga sebuah misteri
Ajaib mulia dan indah
Anugerah Sang Maha Indah