Oleh ERIZELI JELY BANDARO
“ Uda, Yuni baca blog soal BLBI. Sebetulnya skema BLBI itu gimana ?,” tanya Yuni via chatt
“ mau tahu penjelasannya?
“ Ya lah. Biar pinteran sedikit “
“ Misal kamu punya bank. Modal kamu di bank itu 10% dari total asset yang ada. Sisanya adalah uang nasabah dan deposan. Karena uang nasabah itu berbunga, ya kamu harus salurkan uang deposan itu dalam bentuk kredit atau pinjaman. Selisih bunga deposan dengan bunga kredit, itulah laba kamu. Selagi deposan terus bertambah kamu tidak ada masalah. Kalau ada nasabah yang mau tarik uangnya, kamu bisa bayar dari uang nasabah lain. Jadi secara sistem putaran bisnis bank itu karena adanya uang masuk dan uang keluar. Sampai disini paham ya.”
“ Paham. Lanjut ..”
“ Nah apa yang terjadi kalau semua nasabah bareng tarik uangnya, sementara uang nasabah sudah disalurkan ke kredit pinjaman?
“ Ya kolap bank itu. Pasti engga bisa bayar. Orang modalnya cuman 10%. Uang nasabah semua disalurkan ke proyek debitur”
“ Nah, Kalau sampai bank tak bisa bayar, kepercayaan nasabah kepada bank akan hancur. Kalau hancur maka timbul dampak sistemik. Orang juga tak percaya kepada pemerintah. Mata uang akan jatuh. Panjang ceritanya. Agar tidak berdampak sistematik, maka pemerintah melalui BI memberikan kredit likuiditas atau KLBI. Tujuannya agar bank bisa terus jalan. Kalau KLBI tidak juga bisa mengatasi maka BI mengeluarkan bantuan likuiditas. Syaratnya bank harus menyerahkan kredit dan collateral kepada BI sebagai jaminan. “
“ Oh jadi KLBI dan kemudian BLBI itu diberikan BI karena bank tak bisa Bayar uang deposan akibat semua uang sudah disalurkan ke kredit. Kok BI mau aja?
“ Ya itu engga salah. Memang secara sistem fungsi bank sebagai intermediasi antara deposan dan debitur. “
“ Ok lanjut .”
“ Kalau akhirnya setelah diberi BLBI tidak juga sehat bank tersebut, maka bank itu ditutup atau disehatkan. Ya BI serahkan semua bank yang dapat BLBI itu kepada pemerintah. Kemudian pemerintah serahkan ke BPPN sebagai lembaga yang bertugas menyehatkan bank. Setelah masuk BPPN, ternyata sebagian besar kredit disalurkan kepada kamu untuk membiayai group kamu saja. Apa iya jumlah kredit itu semua dipakai untuk proyek? Kan bisa aja kamu atur biar keliatan benar.”
“ Wah jahat juga mereka. Apa BI engga awasi mereka ?
“ Zaman pak Harto kan kita engga ada OJK. Jadi semua tergantung BI dan BI apa kata Soeharto. Lah Soeharto apa kata temannya yang juga pengusaha pemilik bank. Paham. “
“ Paham. Lanjut ..”
“ Oleh BPPN, Kamu sebagai pemegang saham bank harus bayar atas kredit yang disalurkan ke grup kamu sendiri. Kalau engga maka collateral atau perusahaan kamu yang ada disita. Ya kamu harus setuju. Kalau engga, masuk penjara. Karena itu jelas pidana. Menyalahi aturan perbankan tentang Legal Lending limit. Jalan keluarnya adalah kamu teken MSAA. Artinya kamu serahkan semua asset atau perusahaan kamu termasuk bank yang kamu punya. Sehingga kamu dinyatakan lunas. Bebas. “
“ Terus ..”
“ oleh Pemeintahah collateral itu dilelang dan bank itu disehatkan.
“ Gimana cara menyehatkan?
“ Sederhana saja. Semua kredit macet di bank ditukar dengan obligasi rekap. Sementara kredit macet itu dijual assetnya. Jadi bank kembali sehat. Setelah sehat dikembalikan ke BI. “
“ Terus .. semakin menarik nih “
“ Hebatnya, waktu lelang aset yang beli ya kamu juga tapi menggunakan proxy. Jadi secara hukum kamu tidak salah.
“ Kenapa saya mau beli lagi aset itu ?
“ Ya namanya lelang kan harga bisa diatur. Yang terjadi harga lelang rata-rata 30 % dari nilai buku, bahkan ada yang cuman 19%.
“ Loh Itu sama saja diskon hutang dong. Enak banget. Sama saja engga bayar utang”
“ Bukan itu saja. Bank yang sudah sehat kamu beli lagi. Caranya sama. Melalui proxy lagi. Enaknya lagi, bank yang sehat itu ada aset berupa obligasi rekap. Setiap tahun ada pendapatan tetap berupa bunga 13% setahun. Artinya tanpa kerja pun udah dapat Cuan 13% setahun. Dan itu yang bayar pemerintah. Paham ?
“ Paham banget. Utang lunas dan bisa beli lagi aset perusahaan sendiri yang sudah diserahkan ke BPPN, lewat lelang dengan harga 30%. Terus beli lagi bank yang sudah sehat. Bank itu dapat bunga tetap dari obligasi rekap sebesar 13% setahun. Dari mana uang beli lagi aset itu dan bank sehat ?
“ Ya kamu kan sudah kaya raya selama 30 tahun di era Soeharto. Pastilah tidak semua uang kamu tempatkan di Indonesia. Sebagian besar uang kamu tempatkan di luar negeri. Nah Uang itulah yang kamu gunakan bayar lelang dan bayar divestasi bank sehat”
“ Jadi sebetulnya mereka itu bisa lunasi BLBI karana ada uang di luar negeri. Tetapi mereka sengaja nyerah biar bisa beli lagi dengan harga murah dan bank kembali sehat plus dapat fixed income. Jahat banget ya”
“ Soal jahat itu soal lain. Semua itu bisnis. Ya memang begitu. Sembah penguasa agar mudah dibegoin. “
“ Gimana cara mereka tempatkan uang diluar negeri ? Dari mana uang itu?
“ Panjang ceritanya kalau saya jelaskan. Cukup itu saja. Udah malam. Tidur kamu”