Foto : Carola68/Pixabay
a. Pemesan Lewat
Kata-kata
Seorang penyair dalam dunia kepenyairannya bisa dikatakan sebagai sang dalang, sang sutradara yang memiliki wewenang untuk menyampaikan pesan kepada kehidupan lewat rangkaian kata-kata yang indah dalam bentuk tulisan yang disebut puisi. Seorang penyair hendak berharga karena tuturan kata dalam bentuk puisinya sungguh bermanfaat dan berguna bagi banyak orang.
Di dalam hidupnya, seorang penyair sudah harus tertata pikiran, hati, ucapan, rasanya sedemikian rupa sehingga panggilannya sebagai seorang penyair identik dengan ‘dipanggil untuk mencinta’.
Tuturan lembutnya bisa diibaratkan seperti kelembutan dari bunga-bunga yang mekar di pagi hari. Mereka mekar bukan karena pesanan maupun paksaan melainkan sebuah proses alami yang mesti diterima dan dijalani penuh kasih, ikhlas tanpa pamrih termasuk aroma wangi yang ditebarkannya bukan untuk siapa-siapa kecuali bagi dunia agar dunia tidaklah pudar.
Kata-kata itu pernah membisik di dalam kepenyairanku di tahun 2010 yang kutuangkan dalam sebuah puisi bertajuk ‘Tuturan Lembut’ berikut ini:
Bertuturlah
dengan kelemahlembutan
penuh kasih
dan kesopanan
tanpa pamrih
seperti bunga-bunga
yang mekar di pagi hari
menyebarkan aroma wanginya
kepada dunia
supaya dunia
tidaklah memudar
b. Irama Kehidupan
Hidup di dunia penuh dengan irama. Irama Kehidupan ini ditandai oleh sang waktu. Hidup bagaikan ‘Cakramanggilingan’, ibarat sebuah roda yang selalu berputar. Ada kalanya hidup kita di bawah, ada kalanya di atas.
Di dunia ini ada 2 kekuatan yang saling berlawanan, misalnya maju- mundur, suka-duka, baik-buruk, terang-gelap, tinggi-rendah dan lain sebagainya.
Seorang penyair seyogyanya peka terhadap keadaan dan bisa memberikan tuturan pesan lewat puisinya.
Simak puisi yang kutulis bertajuk ‘Irama’ di tahun yang sama berikut ini:
Kemajuan
membuat hidup ini
lebih bersemangat
seperti tunas-tunas baru
yang tumbuh
di musim penghujan
Kemunduran
juga bisa
membuat hidup ini
putus asa
seperti daun-daun gugur
ditiup angin
di musim kemarau
Puisi ini sesungguhnya hanya terdiri dari 2 baris. Karena pemenggalan kata-katanya yang sederhana membuat puisi ini mudah untuk dipahami. Kata-kata pengandaian yang begitu alami membuat pembacanya tidak berbelit-belit untuk mencari alur pemikirannya.
Sebuah tuturan puisi kata-katanya seyogyanya mampu mengantarkan pembacanya pada pencerahan berpikir, bukan sebaliknya membingungkan, menyusahkan pembacanya berpikir melayang di awang-awang jauh dari pijakan hidup yang nyata. Apa manfaatnya rangkaian kata: yang indah menakjubkan jika pembacanya mengalami kehilangan pola pikir rasionalnya.
c. Kekuatan
Lewat tuturan tertulisnya, seorang penyair mesti memerhatikan dan mengutamakan kekuatan cara berpikir realistis bagi para penikmat atau pembacanya.
Kekuatan ini sangat penting bagi para pembaca untuk bisa mengecap, merasakan, merenungkan, mencerahkan pikiran, hati, jiwa, dan hidupnya.
Ibarat anak panah yang terlepas dari busurnya pesan tuturan tertulis dari seorang penyair bisa tepat membidik dan mengenai sasarannya, yaitu masyarakat pembacanya untuk jadi lebih baik dalam mengarungi lautan kehidupan di dunia. Simak puisi yang kutulis bertajuk ‘Kekuatan’ berikut ini:
Jauhkanlah
hatimu dari rusuh
kata-kata
kekerasan
Agar engkau tidak rapuh
seperti ranting kering
yang patah
ditiup angin
Lihatlah pucuk-pucuk pohon
yang tak pernah berhenti
untuk tumbuh
dengan tunas-tunas baru
(2010)
Sebagai seorang penyair, aku turut prihatin yang sedalam-dalamnya jika ada seorang penyair yang berkata, “Ilmu pengetahuan jangan dijual eceran sebab ilmu pengetahuan mahal harganya”. Bagiku sebagai seorang penyair sejauh mampu apalagi ilmu pengetahuan, jangankan dibeli, tanpa diminta pun aku berikan. Sejauh ada guna faedahnya ambillah hikmahnya, sekiranya pas pakailah!
Semoga bermanfaat.
[Ngawi, 26 Agustus 2022]