PENYAIR MEMANFAATKAN GELOMBANG OTAK YANG MANA?

HANDRAWAN NADESUL

Medical Doctor, Health Motivator, Health Book Writer and a Poet

Untuk meraih kehidupan yang sehat, bugar, sadar, tanpa stres, dan kreatif, kita perlu mengatur ritme gelombang otak (brainwave). Status mental yang lelah, yang galau, yang perundung, karena disandera oleh orkestra gelombang otak yang tidak harmonis.

Prestasi optimal teraih untuk apapun bidang yang digulati, dipengaruhi oleh bagaimana terbiasa kita mengatur ritme gelombang otak yang bersesuaian. Kapan perlu dalam status terjaga, status perlu berkonsentrasi, atau kapan perlu jeda, kapan perlu tidur, dan butuh bermimpi. Setiap aktivitas butuh memiliki gelombang otak yang berbeda-beda. Yang susah tidur oleh karena ada gangguan memasuki gelombang tidur dari gelombang otak terjaga.

Ada lima jenis gelombang otak, mulai dari yang paling lemah hingga yang paling keras. Hans Berger, ahli saraf Jerman penemu perekam otak (electroencephalography), membagi gelombang otak berdasarkan ukuran getar per detik atau Herz (Hz). Paling lemah gelombang Delta (0,5-4Hz), paling tinggi gelombang Gamma (30-100 Hz yang baru ditemukan belakangan). Pada status gelombang Delta orang dalam kondisi sangat relaks, tenang, bahagia, intuitif, kekebalan prima, dan tingkat spritualitas tinggi. Pada status demikian orang dapat berkoneksi dengan alam gaib astral.

Di atas gelombang Delta, orang dalam kondisi mengantuk, memasuki alam bawa sadar, orang berada dalam gelombang Theta (4-7,5Hz). Status mental orang bisa trance atau kesurupan, terhipnotis, meditasi, dan berdoa, karena orang berada dalam gelombang Theta. Lebih tinggi dari gelombang Theta orang bersatus gelombang Alpha (7,5-12,5Hz), juga dalam kondisi santai. Berada dalam gelombang Alpha inilah kecerdasan otak prima, berpusatnya tingkatan kreativitas, stres pudar, dan mampu bersolusi. Penyair perlu berlama-lama berada dalam aktivitas gelombang otak yang ini. Ide kreatif bermunculan di sini. 

Setelah gelombang Alpha, paling lama dalam hidup keseharian orang berada dalam status gelombang Beta (12,5-30Hz), orang pada kondisi orang sadar normal, dalam kesadaran penuh, berpikir logis, otak aktif, khususnya otak kiri. Sekaligus pada status ini hormon stres juga hadir, dengan konsekuensi akibat orang berada dalam kondisi siap-siaga, bisa saja muncul kecemasan, kekhawatiran, kemarahan, dan depresi. Emosi negatif yang dipicu atau terpicu oleh hadirnya hormon stres cortisol dan norepinefrin.

Untuk meraih kerja berpestasi tinggi, perlu memanfaatkan gelombang Gamma (30-100Hz), kerja berkompetisi, aktivitas ekstrem, kerja otak optimal, dengan konsekuensi disertai kehadiran hormon stres tinggi juga sebagaimana dalam status mental gelombang Beta.

Jadi untuk memanfaatkan kerja kreatif penuh, penyair, sastrawan umumnya, perlu mengandalkan tetap berada dalam status dengan glombang Alpha. Untuk berada di situ ajak diri sendiri untuk lebih relaks, lebih santai, tidak tegang, tidak cemas, tidak takut, tidak amarah, tidak beremosi serba negatif, dan mengupayakan semua emosi perlu dibangun positif. Untuk itu jiwa harus bersih dan jernih. Meringankan kehidupan, mengentengkan beban jiwa. Longgarkan perih pedih. Perlu khusuk menenangkan diri. Biarkan pikiran dan perasaan kreatif laju mengalir deras.

Selama masih ada beban pikiran, ada beban emosi, ada ganjalan masalah, kreativitas mungkin tersumbat.

Jadi keliru kalau berkarya selagi pikiran dan perasaan serba tegang, serba kencang, serba kalut, serba takut, lalu mudah diramalkan buah karya yang akan lahir bakal seperti apa. Kendurkan, redakan, ringankan jiwa, supaya mulus memasuki alam yang menentramkan.

Gelombang otak terbentuk oleh aktivitas sel otak (neuron) yang miliaran, yang saling terkoneksi. Kelima gelombang bisa bermunculan pada area otak yang berbeda pada saat yang bersamaan, tergantung apa yang kita sedang pikirkan, rasakan. Gelombang otak yang akan muncul tergantung seberapa dominan terbentuk suatu saat. 

Kerja sel otak saling terkoneksi itu berkat kerja kimiawi neurotransmitter yang jumlahnya lebih seratus jenis. Masing-masing neurotransmitter berbeda tugas menghantarkannya. Di antara kimiawi penghubung sel otak yang jenisnya seratusan itu ada beberapa yang perlu ditingkatkan, oleh karena tidak semuanya bikin status mental kita selalu indah. Banyak yang bikin status mental kita galau, dan kreativitas menjadi buntu.

Ada neurotransmitter yang bikin kita sedih, duka lara, depresi, cemas, takut. Atau oleh karena emosi negatif itu sebaliknya menambah tinggi hormon otak tertentu yang bikin kita gundah dan galau. Di antara semua hormon dan neurotransmitter, ada yang bikin kita berbahagia.

Buat sastrawan dan penyair, eloknya butuh empat hormon bahagia, yakni dopamine, oxytocyn, serotonin, dan endorphine. Hanya bila sepanjang menulis kreatif berada dalam suasana perasaan berbahagia, karya besar memungkinkan tercipta.

Perasaan guyub, perasaan diterima kelompok, perasaan hangat dalam bergaul, dan perasaan seks juga, yang bikin empat hormon bahagia terus meningkat. Kesimpulan kita, untuk menjadi penyair hebat perlu guyub, perlu hangat, perlu bersahabat, selain perlu seks juga.

Salam penyair,

HANDRAWAN NADESUL

Avatar photo

About Handawan Nadesul

Medical Doctor, Health Motivator, Health Book Writer and a Poet