Mengenal Penyakit Tifus

Seide.id – Minggu lalu ada yang bertanya ihwal penyakit tifus. Mengingat penyakit infeksi ini masih endemik di Indonesia, yang selalu hadir setiap musim, ada baiknya saya berbagi di sini.
Memang bukan tergolong penyakit berbahaya, namun ongkos rumah sakit yang tidak kecil mestinya tidak perlu ada kalau bisa tidak terkena.

Tifus penyebabnya kuman yang masuk ke pencernaan lewat makanan dan minuman tercemar. Umumnya dari jajanan di luar rumah. Kalau ada sekelompok orang di kantor, di sekolah, asrama, atau di sebuah lingkungan yang secara berbarengan terserang tifus, amati, apakah mereka jajan di tempat yang sama.

Orang kantoran, atau mahasiswa makan di kantin atau warung nasi yang sama. Biasanya demikian.
Maka tak cukup mengobati kasus tifusnya belaka, perlu mencerahkan pihak kantin atau warung nasinya juga, yang menjadi urusan pemerintah, cq dinas kesehatan setempat, menyembuihkan dugaan carier tifusnya.

Hampir pasti sumbernya carier penjaja atau food handler kantin kalau bukan warung nasinya. Artinya ada yang menyajikan makanan yang pembawa penyakit tifus, sedang ia sendiri tidak sakit tifus. Di tubuhnya terkandung kuman tifus, yang terbawa jemari tangan, hanya karena tidak higienis ketika menyajikan makanan, maka mencemari makanan yang disajikannya. Dengan cara demikian kuman tifus ditularkan. Khususnya jenis makanan yang tidak panas. Termasuk buah dingin.

Gejala tifus itu khas, demam lebih seminggu. Sifat demam juga khas, hanya sore dan malam, pagi dan siang tidak demam. Selain demam nyeri kepala, beberapa hari tidak buang air besar, sembelit, mungkin tidak enak perut. Kalau diamati, lidah seperti bersalut putih (seperti bekas sisa minum susu) sedang tepinya berwarna kemerahan.

Dokter yang mencurigai tifus akan memeriksa limpa dan hati pasien. Umumnya ada pembesaran kedua organ ini, dan bila teraba, ini lebih memastikan dugaan tifus. Dengan pemeriksaan laboratorium darah mengkonfirmasi bahwa dugaan tifus beralasan. Selain sel darah putih tinggi, pemeriksan antikekebalan tifus meninggi. Untuk memastikan benar tifus biasanya dilakukan pembiakan darah.

Oleh karena saking masih endemiknya tifus, diagnosis tifus sering berlebihan atau overdiagnoses. Dokter takut kecolongan kasus tifus. Belum tentu tifus, sudah disangka tifus. Terlebih kalau pasien saat diperiksa baru pada tahap demam saja, belum ada tanda dan gejala lainnya.

Apakah kasus tifus perlu dirumahsakitkan?

Kalau hanya tifus yang diperkirakan belum ada komplikasi, kasus tifus tidak perlu masuk rumah sakit. Cukup dirawat sendiri di rumah. Bahaya tifus bila terancam jebolnya usus (perforasi).

Oleh karena sebetulnya pengobatan tifus hanyalah dengan antibiotika pembunuh kuman tifusnya belaka. Selebihnya beristirahat. Amati nadi selama perawatan di rumah. Bila demam mendadak bangkit kembali setelah reda, sedangkan nadi melemah, kemungkinan terjadi jebolnya usus.

Pasien tampak pucat, nyeri perut hebat, yang berarti masuk ke dalam keadaan gawat perut dadakan (acute abdomen). Bila ini terjadi, perlu pertolongan gawat darurat. Pembedahan segera harus dilakukan karena isi usus tumpah ke rongga perut, yang bisa mengancam nyawa.

Tidak semua kasus tifus sembuh total. Ada kasus yang kumannya menyisa dan bersarang di kandung empedu, sehingga menjadi carier tifus. Kalau carier tifus seorang ibu rumah tangga, potensi mencemari makanan yang disajikannya di rumah. Juga apabila carier tifus penyaji makanan kantin atau warung nasi.

Mereka yang rentan tertular tifus bisa dikebalkan dengan vaksinasi tifus. Namun lebih penting bagaimana kebersihan jemari dengan membiasakan cuci tangan sebelum makan, selain tidak jajan sembarangan, terutama yang tidak panas, seperti gado-gado, karedok, rujak, buah dingin, es campur, dan sejenis itu. Pilihlah jajanan yang serba panas seperti soto, sop, atau gulai.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Jatuh Sakit, Mati Muda. Panjang Umur Kehendak Siapakah?