Pepadi dan organisasi wayang lain mengimbau kepada elemen masyarakat untuk saling menjaga dan menghormati eksistensi budaya yang ada di Nusantara di masa lalu hingga saat ini.
“Kepada para tokoh masyarakat untuk berhati-hati dalam setiap pernyataan agar tidak menimbulkan kegaduhan dan kontroversi yang tidak perlu di tengah-tengah masyarakat” pintanya.
Dalam catatan Pepadi Pusat, penolakan pertunjukan seni wayang dengan alasan ajaran agama, bukan sekali ini. Sebelumnya, muncul spanduk yang menyatakan seni wayang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Pepadi berharap, kehebohan anti wayang menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan – baik dari pemerintah maupun swasta – agar secara nyata berkontribusi dalam melindungi dan mengembangkan pewayangan di seluruh Indonesia dengan tindakan nyata seperti menonton berbagai jenis pergelaran wayang Indonesia.
Selain H. Kondang Sutrisno, dalam jumpa pers Rabu siang, hadir Dubes Samodra Sriwidjaja dari UNIMA Indonesia, Suparmin Sunjoyo dari SENA WANGI, Wahyu Wulandari dari APA-Indonesia, dan H. Luluk Sumiarso dari (PEWANGI) serta Adhi Yoga Utama dari Asia Wangi
Hadir pula, Kabul Budiono selaku pegiat wayang dan Dewan Pengawas LPT TVRI. Serta Ninok Leksono, jurnalis senior, Rektor Multimedia Media, yang juga pegiat wayang, lewat online. (dms)