Oleh MUHAMAD ABDULKADIR MARTOPRAWIRO
Saya baru saja membaca, nama-nama 10 negara yang pertama kali mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menurut penulisnya, nama-nama itu adalah: Palestina, Mesir, Lebanon, Suriah, Irak, Saudi Arabia, Yaman, Afghanistan, Iran, dan Turki. Seluruhnya negara-negara Arab. Dalam catatan sejarah dunia, nama Palestina sering tidak disebut. Alasannya saya jelaskan di bawah.
Selain membawa pesan, untuk tidak melupakan peran Palestina, tulisan ini juga mengangkat pesan, agar jangan juga melupakan peran Australia, India, dan Vatikan. Jangan lupakan pula peran negara berikut dalam perjuangan diplomatik Indonesia di PBB: Brazil, China, Colombia, Poland, Uni Sovyet, dan United States. Pendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia, tidak hanya negara-negara Arab, seperti dikesankan dalam daftar 10 negara di atas.
PENDUKUNG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Berikut 10 Negara Pertama Pendukung Kemerdekaan Indonesia, plus tambahan beberapa negara. Saya biarkan sesuai urutan 10 negara dalam tulisan yang saya baca, tapi saya sertakan tambahan beberapa negara, hingga 4 negara lagi, yang justru lebih awal mengakui proklamasi dibanding beberapa negara lain, tapi tidak disebut.
1. Palestina: September 1944
2. Mesir: 22 Maret 1946
3. Lebanon: 29 Juli 1947
4. Suriah: 27 Desember 1947
5. Irak
6. Saudi Arabia: 1 Mei 1950
7. Yaman: 3 Mei 1948
8. Afganistan
9. Iran
10. Turki
11. Australia: Oktober 1945
12. India: Maret 1947
13. Vatikan: 6 Juli 1947
14. Belanda: 27 Desember 1949
Saya belum menemukan tanggal-tanggal saat Irak, Afganistan, Iran, dan Turki menyatakan dukungannya terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Saya akan tambahkan, setelah informasi yang akurat saya dapatkan.
PERJUANGAN DI PBB
Pada 31 Juli 1947, Suriah sebagai “chair of the UN Security Council session” (pemimpin rapat DK PBB saat itu) setuju dilakukannya voting untuk membahas Kemerdekaan Indonesia, yang didukung 8 negara: Australia, Brazil, China, Colombia, Poland, Syria, Uni Sovyet, United States. Setelah itu, Australia sering bersedia mewakili Indonesia dalam rapat-rapat di PBB.
Jadi dalam sejarah perjuangan diplomatik di PBB, memang pengusul awalnya adalah negara Arab, yaitu Suriah. Tapi 7 negara pendukung pembahasan Indonesia di PBB lainnya, bukanlah negara-negara Arab. Dan Australia merupakan negara yang paling sering mewakili Indonesia dalam rapat-rapat di PBB.
PALESTINA
Pada saat mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia, Palestina belumlah merdeka. Sejauh ini, Palestina selalu merayakan hari kemerdekaannya setiap tanggal 15 November, berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan yang dilakukan pada 15 November 1988.
Jadi, Palestina mendukung gerakan kemerdekaan, sebelum negaranya merdeka. Karena itu, sejarah mencatat, pernyataan dukungan itu tidak dilakukan oleh pemimpin negara, melainkan oleh Mufti Besar Palestina, pada September 1944.
Dari bulan yang disebut di setiap tulisan tentang dukungan Palestina, jelas juga bahwa dukungan itu bukan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tapi terhadap gerakan kemerdekaan Indonesia. Dukungan itu diisampaikan secara terbuka oleh Mufti Besar Palestina, hampir setahun sebelum proklamasi kemerdekaan.
AUSTRALIA
Kecuali Palestina, kebanyakan negara pendukung di atas menyatakan pengakuan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946, 1947, 1948, 1949, dan 1950. Hanya Australia yang menyatakannya pada tahun proklamasi 1945.
Bagaimana pengakuan berbagai negara tsb dilakukan? Mereka melakukannya dengan berbicara di depan wartawan, atau dalam suatu rapat di PBB. Tapi tidak ada satu pun yang melakukannya dengan menemui langsung Soekarno, Hatta, Syahrir, dll. Tidak satu pun yang bersedia menerima risiko penolakan atau rintangan oleh Tentara Sekutu saat mengunjungi Indonesia.
Australia memutuskan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia segera setelah pernyataan (proklamasi) kemerdekaan Indonesia. Mereka bukan hanya “omdo” tapi mereka melakukannya lewat tindakan nyata.
Apa saja yang dilakukan Australia? Padahal negara itu dalam posisi sulit, karena negaranya merupakan anggota Pasukan Sekutu (Allied Forces) yang berada di belakang Belanda saat hendak memulai masa penjajahan tahap keduanya.
Ya, Australia dalam posisi sulit. Negaranya mendukung Pasukan Sekutu, tapi dalam rangka menjatuhkan Jepang. Tapi mereka tidak mendukung Sekutu dalam rangka menyerbu Indonesia. Mari kita lihat satu-per-satu, apa yang dilakukan oleh Australia.
Setelah Pemerintah Australia memutuskan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia, pada awal Oktober 1945, hanya 7 minggu setelah proklamasi 17 Agustus 1945, Australia mengirim delegasi khusus ke Indonesia, yang dipimpin oleh William Macmohan Ball. Telah direncanakan pertemuan antara delegasi ini dengan Soekarno, Hatta, Syahrir, dll. Tapi apa yang terjadi?
Panglima Perang Sekutu (Commander-in-Chief of the Allied Forces), Jenderal Philip Christison, menolak untuk mengakui William Ball sebagai wakil resmi Canberra. Sekutu segera mengusir delegasi itu dari Batavia (Djakarta). Rincian apa yang terjadi tidak diketahui pasti, tapi yang jelas Ball mendarat di Kemayoran, dan akhirnya meninggalkan Indonesia juga lewat Kemayoran, menuju Singapura.
Bukti dukungan Australia ditunjukkan oleh tindakan yang lain, yaitu penolakan buruh Australia terhadap tentara Sekutu yang mau bertolak menuju Indonesia dari Australia. Buruh-buruh pelabuhan di Australia mencegah berlabuhnya kapal-kapal perang Seukutu di seluruh pelabuhan di Australia.
Pada November 1945, Australia untuk kedua kalinya mencoba mengirim delegasi untuk menemui Soekarno dan Hatta. Kali ini salah satu saksi anggota delegasi Australia masih hidup, yaitu Joe Isaac, yang belakangan menjadi Prof. Joe Isaac. Saat itu beliau masih berumur 23 tahun, tapi saat mengobrol dengan Ariel Heryanto pada awal 2018, ketika umurnya sudah 96 tahun, beliau masih ingat hampir seluruh detail kunjungannya ke Indonesia.
Bukti lain kesungguhan Australia adalah peran negara itu dalam mewakili Indonesia dalam rapat-rapat di PBB pada rentang 1946-1949. Suriah merupakan negara yang mendorong pembahasan tentang Indonesia di PBB pada tahun 1947.
INDIA
Mengapa India tidak disebut dalam sejarah, sebagai negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia? Karena India mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia SEBELUM India merdeka. India melaksanakan Asian Relations Conference pada Maret-April 1947. Pada saat itu, Jawaharlal Nehru, yang menjadi pimpinan persiapan Kemerdekaan India, menyatakan pengakuannya terhadap Kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan India sendiri baru terjadi pada 15 Agustus 1947.
Walaupun Indonesia masih kerepotan di dalam negeri menghadapi “clash” dengan Belanda, Indonesia dipimpin Agus Salim menyempatkan untuk hadir pada Asian Relations Conference di India.
VATIKAN
Saya tidak menemukan alasan, mengapa Vatikan tidak disebut sama sekali dalam daftar 10 negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Padahal pernyataan dukungan Vatikan, dilakukan lebih awal dibanding beberapa negara Arab.
ARAB SAUDI DAN BELANDA
Arab Saudi dan Belanda hanya numpang beken saja dalam tulisan ini, karena kedua negara ini mengakui kemerdekaan Indonesia, SETELAH rapat di PBB menyatakan secara resmi kemerdekaan Indonesia.
PENDUKUNG KEMERDEKAAN INDONESIA
Sekarang, kita tulis ulang daftar negara-negara pendukung kemerdekaan Indonesia, berdasarkan urutan tanggal pernyataannya.
1. Palestina: September 1944
2. Australia: Oktober 1945
3. Mesir: 22 Maret 1946
4. India: Maret 1947
5. Vatikan: 6 Juli 1947
6. Lebanon: 29 Juli 1947
7. Suriah: 27 Desember 1947
8. Yaman: 3 Mei 1948
Saya belum menuliskan Afganistan, Irak, Iran, dan Turki, karena saya belum memperoleh tanggal pernyataan dukungan mereka. Saya menghapus Arab Saudi dan Belanda, karena pernyataan dukungan dilakukan pada saat atau setelah ketok palu pengakuan kemerdekaan Indonesia di PBB.
Palestina tetap dituliskan, karena subjudulnya: Pendukung Kemerdekaan Indonesia. Kalau judulnya diubah menjadi Pendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Palestina bisa dihapus, karena tidak ada catatan sejarah tentang dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan, melainkan dukungan terhadap gerakan kemerdekaan, yang dinyatakan sebelum kemerdekaan. Di samping itu, Palestina sendiri belum menyatakan kemerdekaannya saat itu.
Terakhir, kita juga sebaiknya menghargai dukungan negara-negara berikut dalam perjuangan diplomatik di PBB, yaitu Amerika Serikat, Australia, Brazil, Cina, Kolombia, Polandia, dan Uni Sovyet. Ke 7 negara itu mendukung keputusan Suriah sebagai pimpinan rapat DK PBB (jadi total 8 negara), untuk memasukkan agenda pembahasan tentang kemerdekaan Indonesia, dalam rapat-rapat di PBB.
KEJUJURAN
Politik sering menciptakan ketidakjujuran. Marilah kita ciptakan kejujuran, dimulai dengan diri sendiri, dengan cara melakukan crosscheck terhadap informasi apapun yang kita terima. Memang, kita semua bisa mengakui, catatan sejarah tidaklah pernah sempurna. Tapi dengan melihat data dan fakta sejarah, tanggal-tanggalnya, dokumen peninggalan, dll., kita bisa berusaha mendekati kebenaran.
Walau tentu yang lebih penting lagi, mendasarkan semua tindakan keseharian kita, dengan kejujuran.