Perang Menghancurkan, Damai Membahagiakan

Apapun alasannya, perang antar negara itu mengingkari hati nurani dan tidak bisa dibenarkan.

Perang itu simbol kesombongan, memaksakan kehendak, dan merobek hakikat nilai martabat manusia.

Jangan ada alasan bahwa berperang itu membela martabat bangsa agar tidak diinjak-injak oleh bangsa lain, dijajah, atau berinvansi demi ambisi untuk menjajah.

Perang itu sejatinya bukan sekadar pertempuran antara yang baik melawan yang jahat, atau mencari pembenaran di atas kesalahan yang lain.

Menang kalah jadi abu, itulah fakta dari perang.

Bukan rakyat yang menjadi korban, melainkan dikorbankan! Banyak korban luka dan nyawa manusia, kerusakan infrastruktur, materi, dan masih banyak lagi.

Sekiranya bukan rakyat yang dikorbankan, mengapa harus berperang?

Perang itu bukan jalan keluar dari permasalahan atau konflik, melainkan menambah masalah.

Coba pikir dan renungkan bersama. Siapa yang tidak bersedih hati melihat dampak dahsyat perang itu?

Bisa jadi negara ketiga yang menghasut, atau negara yang menjual persenjataan perangnya agar laris manis.

Seruncing-runcingnya konflik, itu dapat ditumpulkan, jika para pemangku negeri berani rendah hati untuk duduk bersama.

Negara lain berani menfasilitasi menjadi mediator untuk mendamaikan negara-negara yang tengah berkonflik.

Sekali lagi, perang antar negara itu menghancurkan, bahkan meluluh-lantakkan sendi-sendi kehidupan, dan hal itu harus dijauhi.

Kunci untuk memenangkan perang yang sebenarnya itu adalah kita mengalahkan ego sendiri untuk menjadi pribadi yang rendah hati. (MR)

Mari, Kita Bicara Dari Hati ke Hati

Sahabat Sejati Itu Harta Terindah Dalam Hidup

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang