Berbeda dengan isteri pejabat sekelas menteri yang anggun dan hati hati bicara, isteri menteri yang satu ini lepas bebas, nyantai dan rame. Cenderung ceriwis. “No Ja’im” . Eksklusif untuk Seide.id
SUNGGUH sebuah kejutan, ketika pada suatu pagi – menjelang siang – tiga hari lalu, Seide id berkesempatan bertemu dengan isteri menteri kabinet kerja Jokowi.
Di masa lalu dia disebut dan dipanggil ‘Bu Menteri’. Tapi dia menolak mentah mentah panggilan itu .
“Wrong address! Itu panggilan buat Bu Retno Marsudi atau Bu Sri Mulyani, ” katanya, mengutip sosok MenLu dan MenKeu yang cemerlang di Kabinet Kerja Jokowi itu.
“Saya ini pendamping Gus Men, yang kalau di rumah dipanggil Simbok Emban, ” jelasnya.
“Gus Men” adalah kependekan dari sebutan “Gus Menteri” – panggilan khas untuk Gus Yaqut Cholil Qoumas, menteri agama yang baru. Menteri dari kalangan santri keturunan Gus, kaum “darah biru” NU.
Sedangkan “Simbok Emban”, dalam masyarakat Jawa Tengah pada umumnya adalah panggilan untuk pengasuh anak yang tugasnya momong dan gendong bayi. Isteri Gus Yaqut yang membesarkan empat putrinya sendiri ini menyebut diri sebagai “Simbok Emban”.
Bahkan dia menolak dipanggil Ning sebutan untuk wanita yang masuk keluarga besar Kyai NU alias Gus.
“Panggil saya mbak Eny saja, ” kata menantu Kyai Haji Muhammad Cholil Bisri, dari keluarga besar KH Bisri Mustofa di Rembang ini setelah kami salaman.
Terlahir sebagai Eny Retno Purwaningtyas, 19 Maret 1975, setelah menjadi menantu KH Muhammad Cholil – kyai kharismatik yang juga kakak dari Gus Mus (KH Mustofa Bisri) itu, dia mendapat nama baru Ulya Qurrotu ‘Aini.
“Tapi panggilannya tetap Eny, ” katanya. Ulya Qurrotu ‘Aini artinya perempuan yang diharapkan membawa kemuliaan dan menjadi permata hati, ” katanya menjelaskan nama santrinya.
Melewati 10 menit percakapan di ruang tamu menteri di gedung Kemenag Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu siang (3/11/21) itu, pandangan saya kabur, pikiran menerawang, samar di antara mewawancarai isteri menteri atau berbincang dengan artis dan selebritas, mantan isteri rocker yang kini menjelma jadi sosialita itu.
Soalnya plek ketiplek, mirip banget dalam banyak hal. Kecantikannya, keramahannya, keramaiannya dalam bicara, body languagenya. Mirip sekali.
“Maaf interupsi. Mbak Eny, apa ada kaitan keluarga atau saudaraan sama Maia Estianty? ” Seide id menyela.
“Akh, nggak. Kenapa ?” Dia kaget.
“Kok kayak kembaran, ” saya membalas .
“Hadooh, Mas ini! Ya, kasihan Mbak Maia-nya, ” katanya, dengan tawa. “Kemarin di bilang mirip Tantri Kotak, sekarang Mbak Maia. Besok siapa lagi ya? ” dia bertanya pada ajudannya yang duduk di pojok.
Selanjutnya, Kejutan lain …