Seide.id – Stop menipu diri, dengan mengatakan ‘Saya bertahan dalam pernikahan ini, demi anak-anak.’
Jika anda takut bercerai karena kuatir tidak mampu mencari nafkah, sebaiknya belajarlah membangun diri agar mampu mandiri secara finansial dan mandiri secara psikologis
Lantas SELAMATKAN DIRIMU DAN ANAK-ANAKMU DARI KONFLIK KELUARGA YANG BERAKIBAT BURUK dan tak terselesaikan.
Ketika anda membangun diri dan mampu menyelamatkan diri dan anak-anak dari suasana yang buruk…. maka anda rasional, jika anda berdalih ‘saya bercerai justru demi kebaikan anak-anak saya.’
Karena banyak riset menemukan bahwa anak-anak yang hidup dalam keluarga yang utuh namun banyak konflik, justru yang paling banyak mengalami dampak negatifnya…. dibanding anak-anak dari pasangan yang berkonflik lantas bercerai.
Sikon ideal tetap : keluarga yang bersatu, damai, dan bahagia.
Kemudian disusul oleh pasangan bercerai yang damai , dan meneruskan hidup bahagia dan masih berkerja sama untuk berbagi perhatian dan waktu dalam mengasuh anak-anak.
Selama ini, dampak perceraian sudah dibesar-besarkan oleh masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang lengkap tentang ini.
Para peneliti menemukan kenyataan lain :
yang menyebabkan anak jadi depresi, prestasi sekolah terganggu, perilaku bermasalah adalah : konflik orangtua. Bukan perceraiannya.
Jadi kesimpulannya apa?
Jika mau cerai, jangan geger.
Tidak usah berdrama ria, itu norak namanya.
Lakukanlah dengan berkelas.
Anggun.
Kepala dingin.
Damai.
Rasional.
Niscaya anak-anak anda akan baik-baik saja.
So, stop nonsense …!
Belajarlah…!
Cari info sebanyaknya..!
Ini jaman internet. Jika anda bisa bergabung di grup medsos, maka selayaknya anda TAHU CARANYA MENGGUNAKAN KEYWORDS untuk mencari data dan info di google.
Kalau anda sungguh seorang pembelajar (seperti anda ingin anak-anak anda suka belajar)… maka anda akan menemukan bahwa perceraian pun bisa berdampak positif bagi anak-anak…
Apa itu..?
Mereka akan lebih rasional ketika kelak akan menjalin relationship, akan mampu melakukan antisipasi-antisipasi. Akan lebih realistis.
Tentu, perlu syarat : perceraian orangtuanya nggak pakai drama dan konflik yang parah sampai KDRT ya.
Anda juga akan mendapatkan riset bahwa : bertahan menikah dalam rumah tangga penuh konflik , malah mengajarkan anak-anak anda untuk :
- menerima diperlakukan buruk oleh pasangan.
- memiliki self esteem yang rendah
- merasa layak untuk tidak dihargai dan tidak dicintai
- tidak memiliki daya juang
- terbiasa tidak mencari solusi
Anda mau, anak-anak anda seperti itu..?
Maka, mari, saya undang anda untuk menggunakan akal sehat, dan terus belajar.
BROWSINGLAH, LUASKAN WAWASAN KITA.
Jangan cuma berpegang pada apa kata tetangga dan ortu anda, yang pengetahuannya juga berdasarkan katanya tetangga gang sebelah.
please be smart..! Cari hasil riset…!
Jangan jalani hidup berdasarkan rumpian dan pendapat orang yang tidak luas pengetahuannya.
—————
Saya sertakan 3 sumber.
Silakan meneruskan pembelajaran dengan mencari sumber-sumber berikutnya
https://www.livescience.com/6648-divorce-bad-kids.html
https://www.mediate.com/divorce/pg61.cfm
Thank you, Yulia Hidayat karena telah membuatku ingat untuk membahas topik ini.
Salam rasional,
Nana Padmosaputro