Catatan MUHAMAD ABDULKADIR MARTOPRAWIRO
Pada Senin sore, 26 Juli 2021, dekanat fakultas sains lima perguruan tinggi, yaitu ITB, UGM, ITS, ITERA, dan UP, menyepakati pembentukan suatu konsorsium pendidikan tinggi untuk penguatan pertumbuhan Kimia Komputasi di Indonesia.
Wakil Dekan Akademik (WDA) Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, Dr. Rukman Hertadi, menyatakan bahwa perkembangan sains saat ini banyak didukung oleh komputasi. Artikel ilmiah dalam bidang kimia di berbagai jurnal internasional, sebagai contoh, semakin banyak memuat pembandingan atau penjelasan dengan kajian teoritis dan komputasi, untuk menguatkan penemuan eksperimen.
Ia juga menyatakan realitas semasa pandemi, yaitu banyaknya peneliti dan dosen yang tiba-tiba berpindah penelitian ke topik kajian komputasi, karena semakin terbatasnya akses ke laboratorium.
Dalam pertemuan Senin sore itu, selain WDA FMIPA ITB, hadir pula WDA FMIPA UGM, Dr. Nurul Hidayat A, Dekan Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS, Prof. Hamzah Fansuri, Ketua Jurusan Sains ITERA (Institut Teknologi Sumatera), Prof. L. Hari Wiryanto, dan Plt. Dekan Fakultas Sains dan Ilmu Komputer (FSIK) Universitas Pertamina (UP). Hadir pula Kepala Pusat Penelitian Informatika (P2I) LIPI, Dr. Purwoko Adhi, Ketua Masyarakat Komputasi Indonesia (MKI), Muhamad AM, Ph.D, dan Ketua-Terpilih MKI 2022, Prof. Harno Dwi Pranowo, beserta Sekjen MKI, Dr. Rifki Sadikin. Hadir juga beberapa peneliti sains komputasi dari beberapa universitas tersebut.
Dalam pertemuan, diakui bahwa pertemuan itu baru pertemuan pertama, yang harus ditindaklanjuti oleh dokumen kesepakatan resmi. Tapi mereka yakin kesepakatan ini akan didukung oleh anggota dekanat lainnya maupun oleh rektor universitas masing-masing.
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka
Pembentukan konsorsium pendidikan tinggi untuk kimia komputasi, yang juga difasilitasi oleh Indonesian Computational Society (MKI) dan LIPI, diharapkan dapat mendorong penguasaan ilmu terdepan dalam bidang ini, yang berdampak pada akselerasi pertumbuhan sains di Indonesia.
Banyak gagasan, peran, dan kegiatan konsorsium yang disampaikan oleh para peserta pertemuan, dengan salah satu peran yang mengemuka berupa penguatan kontribusi sains pada pemberian nilai tambah sumber daya alam Indonesia.
Tapi satu kegiatan yang mengemuka, dan disepakati sebagai kegiatan pertama, adalah pengembangan paket kuliah bidang kimia komputasi atau dains komputasi secara umum, yang akan diselenggarakan dalam konteks kebijakan Kemendikbud Ristek yaitu Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM).
Dr. Roto dan Prof. Harno, keduanya dari UGM, menyatakan bahwa kegiatan pertama dalam konteks MBKM ini bisa becermin dari kerja sama yang telah dilaksanakan antara program-program studi kimia empat perguruan tinggi besar yang terakreditasi internasional RSC (Royal Society of Chemistry), yaitu IPB, ITB, UGM, dan UI.
Frontier dan Advanced
Kerja sama ini dilaksanakan di bawah payung salah satu program MBKM yaitu Pertukaran Pelajar. Menurut keduanya, kerja sama yang telah ada itu bersifat terbatas, yang hanya dapat diikuti oleh mahasiswa Program Studi Kimia dari keempat perguruan tinggi terakreditasi RSC, sedangkan paket kuliah MBKM dari konsorsium baru ini akan bersifat lebih terbuka, yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari perguruan tinggi manapun, tentunya dengan beberapa persyaratan.
Rencana kegiatan MBKM di bawah konsorsium lima universitas ini, yaitu ITB, UGM, ITS, ITERA, dan UP, merupakan perluasan dari kegiatan yang telah dilaksanakan tahun lalu, sejak 29 Juli 2020, berupa belasan pertemuan MKI Online Workshop Series (MOWS) hingga Desember 2020, atas kerja sama MKI, ITERA, dan UP, dengan topik Computational Molecular & Material Design (CMMD): Frontier Quantum Mechanical Methods. CMMD akan menjadi satu kuliah dari beberapa mata kuliah yang akan dikembangkan oleh konsorsium.
Untuk kuliah kedua, berbeda dengan kuliah CMMD yang bersifat frontier dan advanced, Prof Harno mengusulkan kuliah kimia komputasi yang menguatkan konsep dan prinsip dasar kimia, seperti dalam Kimia Organik dan Kimia Anorganik.
Permodelan Molekul
Untuk membedakannya dengan kuliah yang advanced, Roto mengusulkan untuk nama mata kuliahnya tidak menggunakan frase “Kimia Komputasi”, melainkan nama lain yang mengandung frase “Pemodelan Molekul”.
“Kemerdekaan” dari kegiatan ini diperkuat dengan membuka kuliah ini bagi non-mahasiswa, misalnya peneliti dan dosen, atau komponen masyarakat lainnya.
Untuk kuliah pertama CMMD, misalnya, peneliti dan dosen dari berbagai perguruan tinggi dan pusat penelitian, bisa mengikutinya dalam konteks MKI Online Workshop Series, sedangkan mahasiswa mengambilnya sebagai mata kuliah pilihan yang terdaftar secara resmi di salah satu anggota konsorsium, baik untuk mahasiswa sarjana atau pascasarjana.
Khusus bagi mahasiswa pascasarjana (magister dan doktor), Dr. Nurul (UGM) menyatakan bahwa UGM telah menyediakan slot 4-5 SKS Zuntuk transfer kredit. Untuk kuliah kedua, yang lebih menguatkan hal-hal fundamental, sebagai MKI Online Workshop Series bisa ditawarkan sebagai Computational Chemistry for High School Chemistry Teachers, tetapi pada saat yang sama bisa diambil sebagai mata kuliah pilihan, dengan nama “Pemodelan Molekul untuk Prinsipia Kimia” misalnya, oleh mahasiswa Program Studi Kimia dan Program Studi Pendidikan Kimia.
Peran Konsorsium ke Depan
Konsorsium yang dibentuk oleh ITB, UGM, ITS, ITERA, dan UP bisa mempunyai peran yang strategis ke depan, antara lain untuk memelihara dan menguatkan penguasaan ilmu terdepan bagi riset. Dalam diskusi Senin sore itu, mengemuka gagasan untuk menjajagi kerja sama dengan BUMN yang erat kaitannya dengan pengelolaan sumber daya alam Indonesia, untuk pemanfaatan frontier research bagi pemberian nilai tambah bahan alam Indonesia.
BUMN itu bisa menyediakan high performance computing system yang dipelihara bersama konsorsium, untuk digunakan bersama. Lewat kerja sama ini, BUMN bisa menitipkan pertanyaan tentang berbagai hal yang ada hubungannya dengan usaha memberi nilai tambah itu, yang akan dipraktikkan dalam kuliah CMMD di atas misalnya, yang tentu pada gilirannya bisa berkembang menjadi kerjasama riset antara konsorsium dengan unit R&D BUMN tersebut.
Namun, terlepas dari gagasan ini, Dr Purwoko Adhi (P2I LIPI) mengisyaratkan dukungan HPC bagi kegiatan pertama di atas.
Konsorsium bersama MKI juga bisa melakukan identifikasi doktor baru Indonesia dari berbagai universitas terkemuka di dunia, dalam bidang Kimia Komputasi atau Computational Science secara umum.
Selama ini, bisa saja excellent new researchers tidak memperoleh akselerasi peran di Indonesia, karena lingkungan kecilnya di universitas tidak mampu mengenali potensi ilmu terdepan yang dibawanya.
Konsorsium dan MKI diharapkan memiliki kemampuan lebih untuk pengenalan potensi fresh graduates tersebut.
Banyak gagasan peran dan kegiatan yang berkembang, dalam diskusi Senin sore kemarin itu. Tapi lebih baik kita menunggu hingga kesepakatan itu menjadi resmi.
Penysunan Standar Kurikulum
Yang jelas, kegiatan pertama dalam konteks Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, disepakati akan dilaksanakan pada semester 1 tahun akademik 2022/2023, setelah sebelumnya dilakukan uji coba dalam bentuk summer course pada Juni 2022. Summer course atau lebih tepat short semester course hanya dilakukan untuk kuliah yang dikembangkan oleh konsorsium, sedangkan pelaksanaan paket kuliah MBKM pada semester berikutnya akan dipadukan juga dengan kuliah yang telah dimiliki oleh universitas anggota konsorsium.
Prof. Hamzah (ITS) mengusulkan satu peran lain, yaitu penyusunan standar kurikulum untuk Program Studi Sains Komputasi, sebagai salah satu program andalan di masa depan, baik sebagai program sarjana, atau program magister. Karena itu, cakupan konsorsium masih terbuka untuk berubah menjadi lebih luas, yang mencakup juga bidang computational physics bioinformatics dan lain-lain yang bisa dicakup di bawah nama sains komputasi.
Tapi, bisa juga dimulai dengan bidang kimia komputasi, yang akan menjadi model bagi konsorsium bidang sains komputasi lainnya.