Seide.id. Cendekiawan sufi besar dan penyair Mevlana Jalaladdin Rumi meninggal pada 1273 di Konya, Turki. Tahun ini menandai peringatan tahun kematiannya yang ke-848. Para pengikutnya disebut "persatuan dengan Tuhan" (vuslat).
Setiap tahun, ribuan orang melakukan perjalanan ke kota Konya di Turki untuk menghadiri serangkaian acara dan upacara selama seminggu yang menandai kematian penyair, cendekiawan Islam abad ke-13, dan mistik Sufi Jalaladdin Rumi.
Namun, alih-alih meratapi kematiannya, upacara-upacara tersebut merayakan apa yang diyakini para pengikutnya sebagai persatuannya dengan Tuhan.
Fitur utama dari “Sheb-i Arus” atau “malam persatuan,” adalah ritual mempesona yang dilakukan oleh para darwis ordo Mevlevi atau lebih dikenal sebagai darwis berputar.
Ritual dimulai dengan pembacaan doa dan ayat-ayat dari Al-Qur’an. Para darwis yang mengenakan jubah putih panjang melambangkan kain kafan, jubah hitam melambangkan makam dan tutup kepala panjang melambangkan batu nisan, kemudian bangkit dari tanah untuk saling memberi hormat.
Meninggalkan jubah mereka di tanah, mereka mengambil tempat di sekitar lantai melingkar dan mulai berputar untuk mencapai keadaan seperti khusuk yang mereka yakini menyatukan mereka dengan Tuhan. Ritual ini dilakukan dengan suara nyanyian dan musik dari seruling buluh dan instrumen lainnya.
Saat mereka berputar, tangan kanan para darwis secara simbolis menghadap ke atas menuju Tuhan, sementara tangan kiri mereka mengarah ke bawah ke Bumi.
Upacara berakhir seperti yang dimulai, dengan pembacaan doa.
Rumi, yang dikenal sebagai Mevlana di Turki, lahir di Balkh yang sekarang berada di Afghanistan pada 1207,. Ia menetap di Konya hingga ia meninggal pada 17 Desember 1273.