Perjalanan 100 Album Pedendang ‘Ayam den Lapeh’

Elly Kasim

Mengenang Elly Kasim. Mengabdi dan konsisten memperkenalkan budaya Minang di panggung nasional dan internasional.

Oleh DIMAS SUPRIYANTO

ELLY KASIM adalah legenda Minang, legenda Minang adalah Elly Kasim. Tapi pedendang lagu Ayam Den Lapeh itu juga belakangan kondang sebagai wedding organizer. Khususnya untuk yang bernuansa Minang. Para pejabat dan selebritas menjadi pelanggannnya. Selain itu, Sanggar Tari Nasional Bunda atau Sangrina Bunda yang didirikannya bersama sang suami, pada 1978, Elly dan suami giat memperkenalkan budaya dan kesenian Indonesia ke 35 negara.

Elly Kasim berkarya di panggung musik sejak 1961 dan namanya menjulang sejak zaman Bung Karno, Pak Harto hingga Jokowi. Sebanyak 100 album telah diluncurkan olehnya. Tak ada penyanyi lagu daerah dengan konsistensi berkarya seproduktif dan seintens itu.

Sebagai penyanyi legenda wanita asal Minang yang kariernya berskala nasional hingga internasional. Pelantun lagu Dindin Badindin,  Bapisah Bukanyo Bacarai dan Ayam Den Lapeh itu juga pernah menyabet berbagai penghargaan sebagai penyanyi di masanya.

Lagu Ayam Den Lapeh yang paling terkenal, bukan hanya populer di tanah air, melainkan menembus dunia internasional ialah.  “Saya sudah manggung di hampir seluruh daerah di Indonesia dan lagu Ayam Den Lapeh begitu populer, termasuk di luar negeri. Saat saya ke Vietnam ternyata lagu itu sudah diterjemahkan ke bahasa setempat,” kata Elly Kasim pada 2008 lalu.

Kecintaannya dengan dunia tarik suara membuat Elly Kasim sempat menggelar konser pada 2017 lalu. Bertajuk ‘Menjulang Bintang 57 Tahun Elly Kasim Berdendang’, konser tersebut digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, dan dimeriahkan oleh beberapa penyanyi lainnya, seperti Titiek Puspa, Be3, Judika dan Rancoek Voice.

Titiek Puspa penyanyi seangkatan di musik pop,  meyambut antusias konser tunggal dari sang sahabat. Ia mengaku sudah bersahabat dengan Elly sejak era 1960-an. “Saya sangat menyambut konser tunggal Elly. Saya kagumi dia. Saya bilang pada dia, dia akan menjadi penyanyi yang luar biasa,” kata Titiek.

Sebelum menggelar konser, Elly mengaku sempat terkena radang paru-paru yang membuat dirinya kesulitan untuk berbicara. Kendati demikian, setelah menjalani pengobatan di Singapura, dokter yang merawatnya langsung memperbolehkan dirinya untuk kembali bernyanyi.

“Dua bulan sakit, batuk enggak berhenti-berhenti. Ngomong enggak bisa. Ngomong sepatah kata langsung batuk-batuk. Sudah dibawa ke dua rumah sakit di Jakarta, nggak bisa sembuh juga,” ujar Elly pada 2017.

“Ketemu lah ada infeksi sedikit di paru-paru. Tapi Alhamdulillah infeksi biasa. Setelah dikasih obat 2 Minggu, Setelah itu balik lagi katanya clear. Langsung bisa nyanyi,” lanjutnya.

Mengungkap kembali sosok paling berjasa dalam perjalanan kariernya di dunia tarik suara, Elly Kasim mengaku dikenalkan dengan musik oleh pamannya yang bernama Yanuar.

“Dahulu paman bunda suka main harmonium, sekarang keyboard, namanya Om Yanuar,” kata Elly Kasim dalam tayangan podcast JPNN.com di YouTube, Minggu (17/1). Elly mengaku orang tuanya  bukan seniman.

Saat berusia 5 tahun, artis kelahiran Tiku Pariaman, 27 September 1943 itu kerap bernyanyi di depan sang paman. Bakat Elly Kasim pada masa itu mulai terasa oleh Yanuar. “‘Wah ini Elly bagus juga suaranya’,” ujar Elly Kasim mengenang komentar pamannya pada masa silam.

Berawal dari sana, pelantun Tinggalah Kampuang itu semakin suka bernyanyi.

Karier profesional Elly Kasim bermula saat dirinya bergabung dengan orkes Ganto Rio. Masuknya Elly Kasim ke grup tersebut juga merupakan andil sang paman, Yanuar. “Yang masukin juga paman bunda, karena pimpinan Ganto Rio itu Syamsul Arifin, pencipta lagu Si Nona, itu sahabatnya paman,” ujar penyanyi berjuluk Si Kutilang Minang itu.

Beberapa karya dan pencapaian Elly Kasim di musik Pop Minang.

Dari Ganto Rio, Elly Kasim bertemu musisi hebat seperti Syamsul Arifin hingga Nuskan Syarif. Ganto Rio yang kemudian berganti nama jadi Kumbang Cari semakin bersinar dengan masuknya Elly Kasim. Kumbang Cari bahkan bisa sejajar dengan orkes Gumarang dan Taruna Ria yang berjaya pada masa itu.

Sejak saat itu, Elly Kasim terus eksis bersama Kumbang Cari, maupun proyek solo. Elly Kasim semakin mewarnai dan menjadi sosok bersejarah dalam perjalanan musik Indonesia, khususnya Ranah Minang.

Bergelut di kesenian sejak 1961 sampai akhir hayatnya, sekitar seratus album telah jadi bukti betapa besar dedikasinya Elly Kasim di dunia seni. Tidak hanya nasional, nama istri mendiang Nazif Basir ini harum sampai luar negeri. Lagu Elly Kasim bahkan masih berkumandang hingga saat ini. Di usia tak muda lagi, dia menjadi salah satu penyanyi legendaris yang hingga kini masih bertahan. Bahkan lagu-lagunya sempat menjadi hits pada zamannya.

Selain bernyanyi kecintaannya terhadap adat Minang membuat Elly Kasim juga mencoba untuk memperkenalkannya lewat acara pernikahan. Ia bahkan membangun sebuah bisnis wedding organizer yang dinamai Elly Kasim Collection.

Beberapa anak pejabat Indonesia serta artis bahkan sempat menggunakan jasanya saat menikah dengan adat Minang. Sebut saja pernikahan anak dari Mantan Presiden Jusuf Kalla, resepsi pernikahan Panji Trihatmodjo, Nikita Willy, Karina Nadila, hingga yang terakhir malam bainai Lesti Andryani.

Elly Kasim diketahui merupakan istri dari Nazif Basir. Namun, pada Mei 2000, suaminya diketahui meninggal dunia dalam usia 86 tahun.

Pada Rabu hari ini, 25 Agustus 2021, pukul 03.48 WIB, Elly Kasim tutup usia di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan. Saat ini, pihak keluarga juga masih menangani proses pemulangan jenazah ke rumah duka di kawasan Kayu Putih, Kampung Ambon, Jakarta Timur. ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.