Oleh ANITA MARATHA HUTAGALUNG
HARI KE-21.
Biasanya Oni menuliskan catatan perjalanan harian menjelang tidur. Kenapa harus tengah malam? Karena Oni harus meminta foto-foto dulu kepada teman-teman TIM 11. Karena momen kejadian itu sering tak terduga. Tiba-tiba ada orang yang nyelonong menyapa, memberi makanan atau minuman, atau menyalamkan amplop. Jadi, siapa yang pegang HP, dialah yang memotret.
Yang payah, mengingat nama tempat, nama dan marga orang-orang. Oni tetap berupaya keras mengingat, kalau tidak ingat baru tanya Agustina. Sudah hati-hati begitu pun, masih aja aku sering salah. Tahu-tahu ito Togu pagi-pagi protes, “Oni, perbaiki itu… marga Sinurat, bukan Sianturi.” Hahaha… eh, tahe.
Nah, malam ini, entah dimana lah silapnya, tahu-tahu Oni sudah tertidur, padahal belum niat tidur. Dan laporan hari ke-21 terpaksa aku tulis pagi.
Minggu, 4 Juli 2021, Oni bangun pagi dengan santai karena kami tidak jalan kaki. Agenda TIM 11 adalah ibadah Minggu dan vaksinasi buat 8 anggota TIM 11. Ito Togu dan sudah vaksinasi, sementara Bumi usianya baru 8 tahun.
Kami marminggu di HKBP Hitam Ulu. Yang khotbah Pdt. Silaban. Pesan khotbahnya, agar kita hidup berdampak bagi orang lain, dan jangan egois. Kami TIM 11 diberi kesempatan memuji Tuhan. Kami mempersembahkan lagu “Hidup Ini Adalah Kesempatan” dengan gaya vokal group yang tak seberapa, dengan iringan gitar ito Christian Gultom .
Selesai ibadah, kami diminta berbagi pengalaman selama 3 minggu di perjalanan, serta tanya jawab terkait aksi #AJAKTUTUPTPL. Ito Togu menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jelas dan lugas. Sesekali ito Togu melempar ke kami. Ditanya soal suka duka selama perjalanan, Oni bilang tidak ada dukanya, lebih banyak senangnya.
Sepulang ibadah kami langsung ke lokasi tempat suntik vaksin di tempat milik Kodim 0420/SARKO. Kaget kami, karena sudah ada ratusan orang yang antri di sana. Untuk menjaga diri, kami ber-8 kembali ke tempat menginap, rumah keluarga Pahala Junior Pasaribu/Evi Boru Sitohang yang amat baik hati itu. Kami menunggu giliran dari rumah saja, karena jaraknya hanya 50 meter.
Nah, selama menunggu itu, ada saja yang silih berganti orang datang untuk bertemu Oni dan TIM 11. Beberapa orang mampir hanya sekedar foto. Beberapa ibu tinggal dan kami asyik diskusi seputar masalah rumah tangga. Lagi asyik ngobrol, datang sepasang suami istri dan anaknya, mau kasih ikan lele. Ikan lele peliharaan mereka, masih hidup. Mereka cuma sebentar, karena mau berangkat ke Lampung. Jadi hanya mau antar lele dan foto dengan Oni.
Begitulah, silih berganti yang datang. Akhirnya tiba giliran kami vaksin. Eh, ternyata cuma sebentar, dan nggak sakit, Terasa juga nggak, tahu-tahu sudah selesai. Keren yang nyuntik, orangnya juga ramah.
Pulang vaksin, kami makan bersama. Hadir 2 Pendeta. Pdt. Mardison Simanjorang, yang baru pulang dari penguburan jemaatnya di Bangko, mampir ke tempat kami menginap. Lalu Pdt. Alselsius Silaban yang khotbah tadi siang juga hadir.
Pokoknya ada saja yang terus berdatangan. Nggak semua fotonya bisa Oni minta. Ada lagi Boru Saragih yang kasih 3 botol minyak kutus-kutus. Sebelum masuk kamar, Oni sempatkan ngobrol, nyanyi-nyanyi sambil tertawa-tawa dengan teman TIM 11 dan yang hadir. Semua berbaur melebur. Bercanda dan tertawa lepas seolah tak ada batas.
Begitulah orang yang merdeka. Tidak terhimpit dan tak terbelenggu. Berani meneriakkan #TUTUPTPL adalah ciri-ciri orang merdeka. Dan, Oni memang kek gitu orangnya. *