PERJALANAN TOBA – ISTANA : Jalan Lagi Setelah Ibadah

Oleh ANITA MARTHA HUTAGALUNG

HARI KE-28.

Pagi-pagi tak seperti biasanya. Tak ada “heppotnisasi” berkejaran dengan waktu. Selimut kutarik lagi dengan nyaman. Pintu kamar terdengar diketuk. Ternyata Bumi.
Dia bawa secangkir air hangat buat Oni. So sweet…

Di WAG ada pengumuman, yang mau ikut ibadah kumpul di lobby pukul 08.30. Oni dan Agustina Pandiangan segera berkemas-kemas.

Kami ibadah Minggu di GMI (Gereja Methodist Indonesia) Hermon, Tebing Tinggi, masuk pukul 09.00 WIB. Yang khotbah Pdt. Sadyo RY, adalah pendeta luar. Sementara Pdt. Amsaruddin Sihombing, pendeta GMI Hermon melayani ke gereja lain. Selesai ibadah, kami diminta memperkenalkan diri, siapa, dari mana, dan mau kemana. Togu Simorangkir menjelaskan perjalanan TIM 11.

Setelah itu kami langsung cari rumah makan karena lapar. Dari pagi perut Oni cuma di isi air doang. Tak jauh dari situ, ada rumah makan. Kami dipersilahkan duduk, kemudian meja kami dipenuhi oleh piring berisi lauk. Puluhan macam lauk-pauk membuat kami malah bingung mau makan yang mana. Kelihatannya semua menggugah selera Oni. Akhirnya pilih gulai tunjang dan udang gede.

Oni itu suka kali makan udang sambal. Biasanya dalam seminggu aku bisa dua kali menyambal udang. Tapi sejak AJAK TUTUP TPL nggak pernah ketemu udang. Setiap kami singgah di rumah makan, Oni tak pernah ketemu udang. Hari ke-28 Oni ketemu. Puas banget, dan rasanya juara. Semua terasa pas di lidah.

Saat meninggalkan rumah makan, tak lupa bibir ini memuji. “Wah… enak-enak kali masakannya. Semoga semakin laris jualannya, ya. Makasih banyak ya…” kata kami dengan suka cita sambil melangkah keluar.

Tiba-tiba yang jualan nyeletuk, “Bu…. belum dibayar! “

Astaga! “Gus….. Agus… kok belum dibayar sih?” teriakku pada Agustina yang sudah jalan ke parkiran. Agus pun tersadar dan berlari kembali untuk bayar. Ampun dah.

Kami kembali ke penginapan sudah pukul 12.00 WIB. Langsung beberes untuk chek-out. Lalu kami kembali ke jalan untuk start jalan kaki. Hari ini kami tasrgetkan 20 km saja.

Dan masih saja ada orang-orang baik yang mendukung AJAK TUTUP TPL. Pas Agus mampir di Indomaret, ada yang cegat mobil dan mencari Xpander, mau kasih uang buat beli minum. Lalu pas kita jalan, ada yang warga yang menawarkan mampir buat ngopi.

Untuk menghemat pakaian, Oni pakai rok yang kupakai ke gereja tadi. Habis diledekin sama si Togu. Katanya Oni feminim banget, sudah kayak perempuan. Oni mah cuek aja. Kan ,emang perempuan.

Sepanjang perjalanan banyak tikungan menaik dan menurun. Matahari tidak terik, tapi terasa panas dan gerah. Signalnya juga lelet. Kami jalani saja sambil becanda. Hingga di satu tempat, tiba-tiba ito Togu menghentikan langkahnya. Dia terlihat sangat kesakitan memegang paha kirinya. Saking sakitnya, dia geletakkan badannya di tepi jalan. Tak sempat lagi untuk cari lokasi buat rebahan.

Untunglah TIM 11 cukup cekatan. Yman Munthe segera memijat/membenarkan urat yang korslet. Dia dibantu Ewin. Lalu Ketua Jevri Manik langsung ambil obat yang perlu diminum. Bumi sibuk bertanya bapaknya kenapa. Bang Rait sibuk ke ramba-ramba entah ngapain.

Untuk menjaga keamanan dan anggota TIM 11 yang masih konsumsi obat flu dan butuh istirahat, kami lanjutkan naik mobil ke Lahat. Malam ini kami istirahat di Losmen. Cukup nyaman dan bersih.

Katanya pada mau nonton bola final Liga Eropa. Kali ini TIM 11 nggak solid, tidak satu pilihan.
Ada yang pegang Inggris, ada yang pegang Italia. Tapi, pilihannya Inggris atau Italia, yang penting TUTUP TPL. Oni emang kek gitu orangnya. *

Penulis: Anita Martha Hutagalung

Avatar photo

About Nestor Rico Tambun

Jurnalis, Penulis, LSM Edukasi Dasar. Karya : Remaja Remaja, Remaja Mandiri, Si Doel Anak Sekolahan, Longa Tinggal di Toba