Perlakuan Tidak Tepat Pada Mata (1)

Mata ( Freepik)

Sejenak, bayangkanlah andai kita tak lagi dapat melihat dan menikmati segala keindahan dunia. Segera kita akan disadarkan pada betapa pentingnya menjaga kesehatan mata. Ajaklah anak-anak menjaga harta yang sangat berharga ini sejak dini. Jangan sampai mata diperlakukan tidak tepat seperti yang sering dilakukan berikut.

1.Main game/menggunakan komputer terlalu lama

Anak mengeluh matanya terasa lelah, tegang, perih dan berair. Sering diiringi pula dengan keluhan pegal pada bahu, leher, dan kepala. Akibat lebih lanjut, saat akan digunakan untuk melihat jauh kadang jadi kabur dan memerlukan waktu fokus beberapa saat. Gejala seperti ini disebut dengan Computer Visio Syndrome. Yakni sekumpulan gejala pada mata dan penglihatan yang berhubungan dengan penggunaan komputer. Bila timbulnya berulang akan berdampak semakin berat pada mata.

Idealnya, orang dewasa atau anak, berada di depan layar monitor komputer tak boleh lebih dari 30 menit mengingat layar monitor umumnya menyilaukan mata. Setiap 30 menit sekali upayakan untuk beristirahat selama 10-15 menit. Penggunaan komputer terlalu lama menaikkan risiko mata myopia, kira-kira hampir 50% terjadi di bawah usia 40 tahun. Myopia (rabun jauh) adalah kelainan refraksi. Dalam kondisi ini kita bisa melihat dengan jelas benda-benda yang dekat. Namun benda yang berada lebih jauh terlihat kabur.

Untuk meminimalisasi risiko, manfaatkan alat yang ditambahkan ke layar komputer untuk mengurangi refleksi cahaya. Atau gunakan kacamata khusus yang dilapisi filter guna mengurangi radiasi komputer. Bisa juga dengan mengupayakan agar monitor memiliki kedipan (flicker) serendah mungkin. Atur tampilan kontrasnya, terang-redupnya, serta pengaturan monitor secara horisontal maupun vertikal.

2. Membaca Dalam Gelap

Kondisi pencahayaan remang-remang membuat mata anak harus berakomodasi maksimal supaya huruf-huruf yang ada terbaca dengan jelas. Ini akan mengakibatkan mata mudah lelah. Gunakan penerangan yang cukup. Lebih bijak lagi gunakan lampu khusus untuk membaca.

3. Membaca Dalam Jarak Dekat

Kalau anak kelihatan terbiasa membaca dalam jarak dekat, orangtua harus curiga. Jangan-jangan anak mengalami rabun jauh alias mata minus. Karena mereka yang menderita rabun jauh akan kesulitan membaca kalau jaraknya tidak dekat sekali. Sebaiknya, segera ajak untuk ke dokter mata untuk mengetahui kepastian berapa minusnya, apakah disertai silindris atau tidak, agar anak mendapatkan kacamata yang sesuai kebutuhannya. Jarak baca yang ideal kurang lebih 30 cm.

4. Terlalu Sering Memakai Tetes Mata

Kebiasaan ini tentu saja tidak baik. Meski saat ini di pasaran banyak beredar tetes mata yang mengklaim diri aman untuk digunakan, termasuk oleh anak. Jangan sembarangan menggunakan tetes mata. Penggunaannya harus ada indikasi dan mesti sesuai anjuran dokter. Obat tetes mata untuk infeksi mata dibedakan berdasar peruntukannya. Ada yang untuk mengusir kuman, ada pula untuk virus, jamur dan jenis infkesi mata tanpa luka.

5. Sering Mengucek Mata

Jika anak terlihat sering mengucek-ucek mata, orangtua mesti peduli. Tanyakan pada anak apa yang dirasakannya. Apakah merasa gatal, ada benda asing yang masuk, tidak nyaman, atau pandangannya kabur. Berbagai penyebab membutuhkan penanganan berbeda. Bila ada benda asing yang masuk, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk mngeluarkannya bersamaan dengan air mata. Namun bila tidak keluar juga, sebaiknya segera cari bantuan dokter atau paramedis. Begitu juga kalau anak kerap merasa pandangannya kabur. Untuk memperoleh kepastian, dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata. Jika karena myopia tentu saja disarankan berkaca mata dengan ukuran yang sesuai hasil pemeriksaan.

Penulis : Puspa – Nakita

BACA TULISAN SEHAT LAINNYA :

KESEHATAN : Bonus Bangun Pagi

Hoax Medis

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.