Seide.id-Bagi saya, pembelaan diri itu tidak perlu, karena membuang-buang waktu dan energi. Lebih baik diam dan tersenyum.
“Tidak capai, nyari uang melulu, masih kurang, ya….”
“Sudah tua itu mending di rumah, menikmati hidup, momong cucu, kumpul teman, dan bahagia.”
Celoteh seperti itu sering kali kita dengar, tapi hal itu tidak perlu ditanggapi. Mereka hanya melihat di luarnya, tapi tidak tahu maksud dan tujuan aktivitas kita.
Saya sendiri juga pernah salah tafsir, ketika saya mampir di warung makan di bilangan kota. Dari yang melayani hingga tukang masaknya adalah kaum manula. Apa yang mereka cari?
Ternyata mereka sekadar mengisi kesibukan agar tidak cepat pikun. Mereka bersahabat, meski ada di antara mereka yang kurang beruntung. Mereka saling membantu dan mengasihi. Wajah mereka tampak cerah sumringah, dan tanpa beban.
Sesungguhnya saya aktif dengan banyak kegiatan, karena sejak dulu saya tidak senang berdiam diri, dan menganggur. Sehingga saya aktif untuk mengisi kesibukan agar sehat dan tidak cepat pikun. Anak-anak juga telah mentas dan mandiri.
Semula, setelah pensiun saya dan istri ingin menghabiskan waktu bersama dengan berwisata atau jalan-jalan. Tapi kami cepat bosan, karena biasa aktif. Selain itu kami ingin memaknai hidup ini agar berguna bagi sesama.
Dari Bu CF, saya diajak aktif dalam organisasi sosial. Istri yang senang masak dan kerajinan tangan juga diminta untuk berbagi ilmu pada warga lingkungan agar mereka mempraktekkannya, dan mencari rezeki tanpa meninggalkan rumah.
“Memberdayakan warga manula dan lingkungan sekitar dengan membuat kerajinan, dan sekaligus memasarkannya,” itulah yang kami lakukan dengan Ibu CF dan umat lain.
Sungguh, melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar itu mampu mengubah hidup kami menjadi baik, dan makin baik lagi.
Persaudaraan sejati, karena kami saling mengasihi, dan bahagia.
(Kenangan untuk Ibu CF. Bahagia di surga)
…
Mas Redjo/ Red-Joss