Setelah dijatuhkan sebagai Presiden Afganistan, Ashraf Ghani lewat kekuatan senjata menjelang tengah malam tadi waktu Indonesia, 15 Agustus 2021
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sahabat sebangsa dan setanah-air yang saya hormati!
Hari ini, saya menghadapi pilihan yang sulit; Saya harus berdiri menghadapi Taliban bersenjata yang ingin memasuki istana atau meninggalkan negara tercinta yang saya dedikasikan hidup saya untuk melindungi dan terus melindunginya selama dua puluh tahun terakhir.
Jika masih terus ada banyak rakyat sebangsa yang mati syahid, dan mereka akan menghadapi kehancuran demi kehancuran kota Kabul, hasilnya adalah bencana kemanusiaan yang besar di kota enam juta penduduk ini.
Taliban telah berhasil menyingkirkan saya, mereka di sini untuk menyerang seluruh kota Kabul dan penduduk Kabul. Untuk menghindari banjir darah, saya pikir yang terbaik adalah meninggalkannya.
Taliban telah memenangkan hakim pedang dan senjata, dan sekarang mereka bertanggung jawab untuk melindungi kehormatan, kesejahteraan, dan harga diri seluruh warga negara. Tanpa itu, mereka belum memenangkan legitimasi hati.
Tidak pernah dalam sejarah, kekuasaan lewat kekerasan memberikan legitimasi kepada siapa pun, dan tidak akan pernah legitimasi itu diberikan kepada mereka.
Mereka sekarang menghadapi ujian sejarah baru; apakah mereka akan melindungi nama dan kehormatan Afghanistan, atau mereka akan memprioritaskan tempat-tempat dan jaringan-jaringan lain. Banyak orang dan banyak Aqshar berada dalam ketakutan dan ketidakpastian atas masa depan.
Penting bagi Taliban untuk meyakinkan semua orang, bangsa-bangsa, dan beragam sektor, saudara-saudara perempuan dan wanita Afghanistan, untuk memenangkan legitimasi dan hati rakyat. Buat rencana yang jelas untuk dilakukan, dan bagikan rencana itu kepada publik.
Saya akan selalu terus melayani bangsa saya dengan momen intelektual dan rencana untuk perkembangan. Lebih banyak bicara untuk masa depan.
Long live Afghanistan. Hidup Afganistan.
( Muhamad Abdulkadir M)