Investasi di saham maupun keuangan lain, memiliki risiko tinggi, sehingga banyak pengusaha memilih bisnis ril yang dapat mereka kelola, awasi dan kendalikan.
Banyak teman-teman pengusaha saya, tidak bermain saham. Mereka juga tidak main obligasi. Mereka kebanyakan memegang kendali perusahaan, sehingga sering lebih menyukai memanfaatkan uang mereka untuk memproduksi perusahaan lain untuk menghasilkan produk.
Daripada uang mereka dipakai untuk “ berjudi” melalui saham, atau ditaruh di bank, mereka lebih suka menaruh dana mereka untuk usaha-usaha baru, meski mereka tahu, konsekuensinya, risikonya juga bisa jeblok. Namun bisnis yang beroperasi di bawah kebijakan mereka, dapat mencegah tingkat kegagalan.
Kini, mereka semakin pintar mencari usaha-usaha baru dengan modal kecil, namun berdampak besar. Jika selama ini mereka sering ditipu mitra kerja yang diberi kepercayaan, sekarang mereka lebih fokus mengendalikan mereka.
Mitra hanya fokus bekerja melayani dan memproduksi, Selebihnya semua kegiatan yang memerlukan uang, dilakukan dengan cara mentransfer ke tempat pembelanjaan atau langsung rekening pedagang. Dengan begitu, risiko tertipu sangat kecil.
Tentang saham, mereka menyebut para pemilik perusahaan yang go publik atau menjual saham, memiliki trik yang kurang baik untuk bisnis. Saham bisa digelembungkan, bisa dikempiskan. Tanpa pemahaman soal saham secara menyeluruh, pebisnis bisa kehilangan uang mereka.
Benar bahwa ada contoh pemain saham yang bisa kaya raya namun mereka mampu membeli saham banyak, sehingga ketika terjadi kenaikan harga, lonjakan kenaikannya sangat terasa dan membuat kekayaan mereka meloncat tinggi. Tapi tidak untuk pengusaha tanggung dengan saham terbatas.
Contoh bisnis kemitraan ini adalah dari usaha pertanian cabai, pengusaha bisa melakukan kemitraan melalui petani binaan yang memiliki tanah untuk digarap, diberi modal dan hasil panen dibeli pengusaha. Hanya dalam waktu 2 tahun, seorang pengusana pertanian cabai bisa memiliki 30 kemitraan yang siap panen dan dijual di pasar.
Untuk memperkuat bisnisnya, sang pengusaha juga mendirikan pabrik cabai bubuk, membeayai orang membuat abon cabe, saus sambal berbagai daerah, memodali orang membuat sambal terasi instan, sambal bawang serta manisan cabe, termasuk membuat usaha penampiung cabai di beberapa pasar. Dengan begitu bisnis cabai dan turunannya berjalan baik.
Ada 20 jenis usaha berkaitan dengan cabai, namun tak dikerjakan sendiri. Semuanya dibeayai, dimodali dengan beaya yang tidak tinggi. Masing-masing tak lebih dari 100 juta, namun semua berjalan sesuai kendalinya.
Ini lebih baik, lebih jelas, dibanding membeli kertas berharga bernama saham namun risikonya bisa terjadi, tanpa ia mengetahui apa-apa.
Di bisnis ril melalui usaha kemitraan ini, semua tergantung kendali dia dengan mitra-mitra yang baik dan profesional.