Jika suatu saat anak gadis gue bilang gak mau menikah karena alasan takut terjadi KDRT, atau merasa lebih bahagia hidup sendiri, akan gue hormati.
Kebayang kan kalo calon suami anak gue misalnya badannya segede Ade Rai, trus suka main pukul istri, apa gak klenger dia.
Toh terbukti beberapa teman wanita masa sekolah menengah pertama gue dulu, baik-baik aja tuh memilih hidup sendiri. Mereka hepi-hepi aja. Dan di mata gue mereka wanita-wanita hebat yang mandiri dan gak perlu bergantung hidup pada suami.
Gue pernah baca penelitian di jurnal Social Psychological & Personality Science bahwa yang menentukan kebahagiaan seseorang bukanlah status hubungan mereka melainkan lebih kepada tujuan hidup Anda.
Gue setuju.
Menikah atau gak menikah toh akhirnya memang pilihan. Kalau cuma mau masuk surga, ada banyak jalan menuju surga, kata Pak Quraish Shihab.
Jadi buat gue, yang merasa nikmat digebukin suami sambil terus melayani, silakan lanjutkan. Yang gak rela dan gak bisa melawan ajaran sesat berbonus surga itu, ya segera tinggalkan.
Yang pasti, gue gak rela anak gue diperlakukan semena-mena sama suaminya kelak. Lalu atas nama surga berusaha menutup aibnya. Pret banget.
(Ramadhan Syukur)