Pada hari ini, 21 Juli 1944, Kolonel Klaus von Stauffenberg seorang perwira AD Jerman, dihukum mati dengan cara ditembak karena -sehari sebelumnya- ia berupaya membunuh pemimpin Nazi-Jerman Adolf Hitler dan gagal.
Kelompok Klaus ini dikenal dengan sebutan ‘plot 20 Juli’. Anggotanya banyak. Dari jendral militer aktif, para bangsawan, hingga politisi kenamaan.
Rapat tiba-tiba pindah lokasi.
Aksi ini semula sukses.
Secara gemilang Stauffenberg berhasil masuk ke tempat persembunyian Hitler di bunker yang disebut ‘Sarang Srigala’ di Prusia –sekarang Polandia- menyelundupkan bom dalam tas, ikut rapat bersama Hiltler dalam suatu rapat lengkap dengan seluruh petinggi militer, meletakkan bom di bawah meja rapat, dan beringsut keluar sesaat sebelum bom meledak.
Tragisnya, pada detik terakhir rapat akan dimulai, tempat rapat yang semula akan dilaksanakan di dalam bungker tertutup di dalam tanah, secara tiba-tiba Hitler memindahkannnya dalam sebuah aula di luar bungker yang banyak memiliki jendela.
Saat itu Hitler terus mengeluh karena udara panas. Maklum, waktu itu adalah bulan Juli musim panas sudah masuk bulan kedua.
Stauffenberg kaget bukan kepalang dengan perubahan ini.
Mengira Hitler tewas
Ia membawa 2 blok bom berbahan TNT seukuran batu bata dan satu pemicu. Namun ia hanya menyiapkan satu blok. Pikirnya, satu saja cukup, mengingat rapat akan digelar di ruang tertutup. Dengan perubahan tempat di ruang terbuka dan satu blok bom saja kekuatan ledaknya jadi berkurang!
Bersambung halaman: