MENULIS ITU ASYIK (20)
Oleh BELINDA GUNAWAN
Cinderella tinggal bersama ibu tiri dan dua kakak tirinya, dan diperlakukan bagai pembantu. Suatu hari datang undangan dari istana. Pangeran sedang mencari istri. Dua kakak tiri bersiap-siap untuk hadir. Cinderella pun ingin ikut hadir. Dengan bantuan ibu peri, Cinderella disulap hingga layak tampil dan pergilah ia ke pesta istana. Pangeran terpikat dan mereka berdansa sampai pukul 12 malam, “jam malam” bagi Cinderella. Lewat dari waktu itu, penampilannya akan kembali seperti semula. Mendengar bunyi lonceng Cinderella bergegas hingga sebelah sepatu kacanya tertinggal di tangga istana.
Aku tidak perlu melanjutkan cerita ini, kan? Siapa pun mengenal plot (jalan cerita) Cinderella yang kelak dipersunting pangeran. Begitulah kata plot salah satu kisah dari Princess Stories ini.
Jadi plot itu apa? Plot adalah deretan kejadian-kejadian dalam sebuah kisah, yang dijalin mengikuti prinsip sebab-akibat.
Plot Cinderella yang klasik ini kelak mengalami pengembangan dan elaborasi ke sana-sini. Dalam salah satu versi filmnya diceritakan bahwa Cinderella dan Pangeran sesungguhnya sudah pernah berjumpa di hutan, tetapi pada malam itu Pangeran tidak mengenalinya karena penampilannya yang begitu cemerlang. Pas ketika Cinderella akan menyebutkan namanya, teng… jam dinding berbunyi. Sudah pukul 12 malam!
Plot bisa simpel, bisa pula kompleks. Plot Anda pun (Anda tentu memilikinya di kepala) bisa saja berawal sederhana. Tapi sementara menuliskannya ia berkembang menjadi “kaya” dengan banyak detail.
Ha-ha… aku pernah punya plot yang sudah sangat matang di kepala. Mengingat kompleksitas dan kandungan psikologisnya aku berencana menuliskannya menjadi sebuah kisah yang agak panjang, syukur-syukur bisa menjadi novel dan diterbitkan sebagai buku.
Ceritanya, seorang gadis (sebutlah namanya E) sudah cukup dewasa, dan ibunya berharap ia segera menikah. E bukannya anti menikah, namun anehnya, sekalipun ia “cewek gaul”, ia tidak bisa merasa tertarik pada pria. Setiap calon pasangan dibandingkannya dengan sosok yang ada di dekatnya sejak ia lahir, yaitu… kakak angkatnya (S). Suatu hari ia mendengar dari ibunya, bahwa S yang bedomisili di luar kota akan pulang bersama seorang gadis. Ibu dan Ayah merasa senang, akhirnya S menunjukkan perhatian serius pada seorang gadis.
Tokoh E, di sisi lain, merasa kacau seperti orang patah hati. Seharian itu ia berkeliaran ke mana-mana karena tidak ingin pulang. Ketika akhirnya ia pulang juga, dilihatnya S sedang berlutut di depan ibunya, entah mengatakan apa. Tapi mana dia gadis yang akan diperkenalkannya pada ortu mereka?
Bisa ditebak jugalah akhir ceritanya. Plot yang keren, kan? Tapi aku tidak bisa menyelesaikannya. Aku mentok-tok di bab keempat, tidak bisa menambah satu kata pun pada naskahku. Lalu timbullah isengku, kumuat bab pertamanya di Facebook dengan meminta saran pembaca, bagaimana kelanjutannya. Tidak banyak saran yang masuk, tapi satu hal yang pasti, mereka tidak mau laki-laki yang muncul di bab itu, yang kugambarkan sebagai pribadi yang menyebalkan, menghilang dari kehidupan E. Malah mereka ingin E dan dia jadian.
Aneh bin ajaib, akhirnya kisahku itu berlanjut, lengkap, cukup logis dan menarik (kataku) dan dibukukan dengan judul Miss Echa.
Tentu ini adalah pengecualian. Biasanya, sebuah plot tidak berubah jauh dari rencana semula dan mengikuti diagram seperti ini:
- Exposition/introduction (Latar belakang: siapa itu Cinderella, mengapa ia hidup di antara ibu dan kakak tirinya yang semuanya kejam.)
- Rising action (Undangan ke pesta istana membuatnya ingin ikut ke sana tetap ia terkendala oleh sikonnya.)
- Climax/turning point (Ibu peri melakukan abacadabra, Cinderella bisa hadir di pesta; pangeran terpikat padanya; sayangnya Cinderella terikat oleh waktu dan ketika berlari pulang sebelah sepatunya tertinggal di tangga istana.)
- Falling action (Cinderella kembali ke nasibnya semula di rumah keluarga tirinya, melakukan semua pekerjaan rumah tangga bagaikan seorang budak.)
- Resolution/denouement (Pada menteri, berbekal sepatu kaca putri cantik yang tertinggal sebelah di tangga istana, berkeliling negeri mencari lalu menemukan siapa sesungguhnya pemakai sepatu tersebut yang akan diperistri Pangeran.)
O ya, beginilah contekanku tentang Plot:
Plot adalah apa yang terjadi dalam cerpenmu itu. Ada awal, tengah, dan akhir, yang ditampilkan lewat jalan cerita yang realistis. Karakter-karaktermu akan membantu mendorong plot agar bergerak maju secara natural, dengan dialog-dialog mereka yang realistis. Kecuali ada dasar yang kuat, akan sulit bagimu untuk membuat karakter-karaktermu “hidup”, dan bila mereka hadir bagaikan robot, pembaca akan malas membaca ceritamu sampai selesai.