PM Albanese akan menghadiri empat KTT global dan regional dalam dua pekan ini dan siap bertemu dengan Presiden Xi Jinping . Menlu China mengatakan kedua negara harus “bersama-sama membuat kontribusi positif” bagi masalah dunia.
Seide.id – Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan bersedia untuk bertemu Presiden China Xi Jinping ketika keduanya menghadiri sejumlah KTT global dan regional beberapa hari mendatang.
Dia mengatakan bersedia berbicara dengan Presiden Xi Jinping yang akan hadir di Bali dan juga pertemuan APEC di Bangkok.
Para pengamat politik memperkirakan pertemuan antar kedua pemimpin ini bisa terjadi di sela-sela KTT.
“Saya sudah jelas mengatakan bahwa dialog ini adalah hal yang bagus dan bila ada pertemuan yang dilakukan dengan Xi maka hal tersebut merupakan hal yang positif,” kata PM Albanese kepada wartawan di Canberra hari Rabu (09/11).
Selain menghadiri KTT dengan para pemimpin dunia lainnya, PM Albanese juga akan memberikan pidato dalam KTT Business 20, di mana para direktur perusahaan, investor dan eksekutif senior akan hadir menjelang KTT G-20 di Bali.
“Peran saya dalam KTT ini adalah menjadi pembawa suara tidak saja bagi Australia namun juga tetangga kami negara-negara Pasifik yang menghadapi banyak tekanan seperti yang kami alami,” kata Albanese.
“Dalam setiap KTT, saya akan menekankan komitmen Australia bagi transisi global ke arah ‘net zero’, dan visi kami bagi kawasan yang stabil, damai, ulet dan makmur .”
Bila bertemu, maka ini akan menjadi pertemuan perdana menteri Australia pertama dalam enam tahun terakhir dengan Presiden Xi Jinping.
Presiden Xi kemungkinan besar akan bertemu secara langsung dengan Presiden AS Joe Biden untuk pertama kalinya di Bali dan membicarakan berbagai masalah dunia.
Sementara itu pemimpin partai oposisi Peter Dutton dari Partai Liberal bertemu dengan Dubes China untuk Australia Xiao Qian hari Selasa kemarin (08/11).
Menurut Kedubes China di Australia, Dubes Xiao menekankan peran Partai Liberal dalam membangun hubungan bersejarah yang memberi manfaat bagi kedua negara.
Selain itu juga tentang bagaimana Beijing bersedia menggunakan peringatan ulang tahun ke-50 hubungan diplomatik kedua negara sebagai kesempatan perbaikan hubungan.
Di media sosial, Peter Dutton mengatakan mendiskusikan “masalah keamanan, perdagangan dan HAM” dengan Dubes, dan bahwa pertemuannya berjalan kondusif.
“Saya akan terus terlibat dalam dialog yang terbuka dan jujur dalam masalah berkenaan dengan keamanan, keselamatan dan kemakmuran kawasan kita,” katanya.
Pembicaraan kedua menteri ini terjadi sepekan sebelum PM Albanese dan Presiden Xi menghadiri KTT G-20 di Bali.
Selama pandemi COVID-19, Australia dan China tidak banyak berkomunikasi.
Pada masa itu, Beijing menerapkan sanksi perdagangan bernilai miliaran dolar terhadap barang-barang Australia, setelah Canberra mendesak adanya penyelidikan mengenai sebab munculnya virus COVID.
China sebelumnya mendesak Australia harus terlebih dahulu menjawab berbagai keberatan China sebelum hubungan keduanya bisa diperbaiki.
Ini disampaikan Dubes China, mengutip Menlu Wang Yi tentang bagaimana “hubungan baru memerlukan tindakan”.
Namun sejak berkuasa bulan Mei lalu, Menlu Australia Penny Wong sudah dua kali bertemu dengan Menlu Wang Yi, pertanda bahwa hubungan kedua negara perlahan mulai membaik – ABCNews/dms.