Polemik Patung Naga: Menunggu Keberanian PKS Mengajari Rizieq Cs

Seide.id -Politisi Teddy Gusnaedi menantang PKS, Partai Keadilan Sejahtera, apakah berani mengajari Rizieq Cs mengenakan busana lokal, bukan pakaian Arab?

Tantangannya sontak membuat ramai media sosial dan menjadi polemik.

Dituding ngaco dan error oleh Tifatul Sembiring, Teddy tidak terima. Ia balas balik, “Menuding adalah tanda frustrasi.”

Patung naga

Polemik berawal dari keberadaan patung naga berjudul Jalur Sutra di Bandar Udara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA).

Oleh pihak YIA, patung dengan dimensi panjang sekitar 7 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 2,5 meter dipasang untuk menggantikan kereta kencana. Sifatnya temporary, sementara, bisa berubah.

Niat pihak YAI, supaya pengunjung tidak bosan.

Tapi, wujudnya yang berbentuk naga dipertanyakan oleh pihak PKS, Mardani Sera , karena dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

“Pertama, wajar ada pertanyaan. Karena, naga bukan simbol yang akrab dengan budaya Indonesia,” kata Mardani, kepada wartawan, Kamis lalu (30/12/2021).

Sementara itu, bagi sebagaian orang, wujud naga akrab dengan budaya Indonesia. Bahkan, bentuk naga ada di atap keraton, keris, corak busana batik, wayang, nama Kampung Naga di Jawa Barat, dan lainnya.

Ucapan bahwa naga bukan simbol yang akrab dengan budaya Indonesia didebat oleh Teddy Gusnaedi dan terjadi polemik.

Tantangan terhadap PKS

Dalam akun Instagramnya, Teddy menjelaskan alasan tantangannya pada Minggu (2/1/2022).

Terkait tantangan saya ke Mardani PKS untuk meminta Rizieq cs gunakan pakaian lokal, karena Mardani mengomentari soal patung naga di Yogya, saya malah dituding ngaco dan error oleh Tifatul Sembiring, salah satu petinggi PKS yang juga mantan Presiden PKS,” tulis Teddy pada Minggu (2/1/2022)

Begini.. saya hanya mengikuti narasi petinggi PKS bahwa Simbol Naga bukan simbol budaya Indonesia, lebih baik diisi simbol yang memiliki akar budaya Indonesia dan bentuk edukasi budaya lokal. Karena, pakaian Rizieq cs bukan pakaian lokal, maka suruh Rizieq pakai pakaian lokal. Salahnya di mana?,” tulis Teddy lagi.

Karena saya bukan penganut khilafah, maka tidak mungkin saya melarang orang pakai pakaian budaya negara lain. Saya juga tidak kultuskan pakaian luar negeri menjadi pakaian agama. Misalnya saya pakai Jas, lalu saya klaim itu pakaian agama, karena pakaian tidak ada agamanya..,” lanjut Teddy.

Edukasi dulu lingkar terdekat

Teddy pun meminta agar PKS melakukan edukasi pada lingkar terdekat lebih dahulu.

Kalau PKS mau edukasi, maka edukasi dulu lingkaran terdekatnya yang pakai pakaian budaya arab, ngomong akhi, akhwat, umi, abi dan sejenisnya, yang bukan budaya lokal. Edukasi bahwa baju yang digunakan Rizieq cs bukan baju Islam, karena baju gak punya agama dan Islam gak ada baju khusus…,” ucapnya.

Edukasi masyarakat bahwa.. pakaian Rizieq cs itu bukan pakaian Islam, karena pemerkosa di arab juga pakai pakaian seperti Rizieq cs. Teroris juga pakai pakaian seperti Rizieq cs. Pembunuh, penipu, pencuri dan sebagainya juga pakai pakaian seperti Rizieq cs. Itu namanya edukasi ,” sebutnya.

Disebut ngaco, ia pun tidak terima.

Bukan malah menuding saya ngaco seperti yang dilakukan Tifatul sembiring. Menuding adalah tanda frustasi akan sebuah kebenaran. Uniknya, Tifatul setiap berhadapan dengan saya, tidak pernah ada isinya, selalu menuding untuk menutupi kelemahan dan ketidakcerdasannya,” tukas Teddy.

Menunggu keberanian PKS dan Tifatul

Selanjutnya, Teddy menantang PKS dan Tifatul untuk mengampanyekan pengenaan busana lokal, bukan busana Arab.

Jadi saya masih menunggu Mardani, Tifatul, dan seluruh anggota dan Petinggi PKS untuk melakukan edukasi dengan mengkampanyekan jangan gunakan pakaian arab tapi gunakan pakaian lokal, dan pakaian arab bukan pakaian Islam, tapi pakaian tradisional negara-negara arab. Ditunggu…,” tantang Teddy. (ricke senduk)

Munarman Menangis Terisak Saat Bacakan Eksepsinya

Avatar photo

About Ricke Senduk

Jurnalis, Penulis, tinggal di Jakarta Selatan