Pop Bertanggung Jawab

Seide .id –Secara de jure (ehm..), aku sudah pensiun sebagai karyawan. Tapi secara de facto, sebagai seniman yang konon tak ada kata pensiunnya, hari-hari ini, mulai pagi hari, aku rutin ‘ngantor’ di teras rumah. Memenuhi ‘tantangan’ (biar terdengar gagah) teman-temanku yang baik hati untuk berpameran lukisan. Nanti sekitar bulan Juni.

Corat-coret nyeket di atas kertas atau kanvas (nyeket dari kata to sketch, membuat sketsa), menggambar atau sekadar tengak-tenguk mencari ide. Mungkin inspirasi itu datang dari putik-putik daun salam berwarna hijau terang yang sebelumnya aku kira mati. Atau tunas-tunas pohon pepaya yang tumbuh di mana-mana, di teras mungilku.

Di antara nyeket, nggambar dan mencari ide itu, jika mampet, ingat,… mampet ya bukan jenuh apalagi bosan -karena bidang kesenian ini terlalu indah, menarik dan penuh misteri untuk terus dikuak dan dijelajahi- aku biasa menyiasatinya dengan… bengak-bengok menyanyi.

Aah, jadi teringat mendiang mas Wendo. Mendiang seniorku ini kerap mengutip ungkapan Jawa yang diingatnya dari lingkungan masa kanak-kanaknya dulu. Jika di Indonesiakan kurang-lebih begini: “Jika kau lelah menimba air, beristirahatlah sejenak dengan… menyapu lantai”. Suatu ungkapan yang melukiskan betapa hidup itu adalah bekerja dan bekerja. Dalam istirahat pun, masih mengisi kegiatan istirahat itu dengan bekerja.

Oh bukan, aku bukan sedang ingin ngambo’i (pamer, kata orang Sumsel) bahwa aku pekerja keras. Dulu, mungkin…sedikit-sedikit (hehe). Tapi sekarang santai saja. Aku cuma tiba-tiba teringat ungkapan mendiang seniorku yang selalu membuatku terpesona itu. Jika sedang ‘in the mood’ menulis, dia bisa membagi konsentrasi sedemikian rupa. Sehingga dia bisa menulis cerita (menulis dengan beberapa mesin ketik di sekita yang bisa dijangkaunya), beberapa cerita sekaligus dalam satu kesempatan!

Bagiku sekarang, yang penting adalah: berkeringat, sehat, syukur-syukur bermanfa’at.

Pada akhir ’80an atau awal ’90an ada istilah yang aku rasa, diciptakan oleh wartawan musik yaitu: “Pop Kreatif”. Mungkin istilah itu dibuat untuk membedakan dengan musik pop yang menggempur dunia musik pop Indonesia yg pada era itu dianggap ‘menye-menye’. Bahkan sampai ada seorang mentri, memerlukan membuat keputusan melarang lagu-lagu yang dianggap ‘menye-menye’ itu. Aku bahkan sempat membuat ilustrasi di media tempat kerjaku dulu (tapi, akhirnya kami sepakat untuk tak mencetaknya!).

Pop Kreatif,…hehe terdengar agak lucu. Karena setiap seniman ketika mencipta itu tentu membutuhkan kreatifitas (kita mencomotnya dari kata create, yang berarti mencipta). Bahwa daya cipta menghasilkan sesuatu yang bermutu menye-menye, monyo-monyo atau unyuk-unyuk itu, lain soal.

Aries Tanjung

Nah, sehubungan dengan istilah Pop Kreatif itu, maka lagu Peter Gabriel -sempat aku nyanyikan, eh aku bengak-bengokkan -bolehlah disebut (menurut istilahku sendiri) sebagai: “Pop Bertanggungjawabbb”

Ketika di Genesis, seniman jenius ini, memang cenderung menciptakan aransemen yang relatif berat, njelimet, teatrikal, tapi asyik. Karena para personal band teman-temannya pun tak kalah jenius, maka mereka tahu maunya sang Gabriel dan bisa mengiringi bahkan menguatkan lagu-lagunya. Tapi, di sini, Genesis pada awal-awal, pada era Gabriel, justru kurang dikenal luas. Kurang ‘meledak’ (mercoon ‘kali ah). Baru ketika era Phil Collins (yang kata orang lebih ‘ringan dan ngepop’) lagu Genesis di sini banyak menjadi hit.

Peter Gabriel, lalu bersolo karier. Aku kerap bergurau bahwa dia sepertinya ‘memberi kesempatan’ kepada Phil Collins untuk mejadi vocalis utama, karena ketika Gabriel masih di Genesis Phil ‘hanya’ menjadi backing vocalis saja. Meski bermain drum (Phil main drum di Genesis) sambil menyanyi bukanlah sesuatu yang mudah. Kadang jika ‘harus’ menyanyi, Phil ditandem oleh pemain drum lain, yaitu Chester Thompson.

Album-album solo karier Peter Gabriel, tak terbendung menampilkan kejeniusannya. Puncaknya adalah “So”.

Ketika Peter Gabriel konser di Prancis (sepertinya konser amal), yang mendampinginya membawakan lagu “Don’t Give Up” adalah… Anggun C Sasmi.

Kate Bush, dengan warna vocalnya yang khas, agak magis, seperti merintih itu, begitu pas ketika menjadi pasangan Gabriel dalam lagu Don’t Give Up. Sangat berbeda dengan warna vocal Anggun yang juga khas: lantang, kuat dan bernuansa rock. Ya, Anggun sangat berbeda warna vocalnya dengan Kate Bush.

Entah apa pertimbangan Gabriel atau panitia di acara itu.

Tapi, yang jelas ketika Anggun mendampingi Peter Gabriel, di Prancis dan mewakili negara Prancis itu, tak bisa dipungkiri… ada rasa bangga.

don’t give up, ’cause you have friends/ don’t give up now/ ’cause some where there a place/ where we belong

(Aries Tanjung)

Olivia Newton John