Seide. id – Presiden Afganistan Ashraf Ghani, Minggu lalu (15/8/2021), pergi meninggalkan Ibu Kota, Kabul, menuju Tajikistan, negara tetangga di sebelah utara Afganistan, dengan mobil berisi koper-koper penuh uang. Itu diungkapkan seorang juru bicara Kedutaan Besar Rusia.
“Begitu pemerintahannya tak bisa membendung laju Taliban, dengan licik Ghani segera pergi meninggalkan Afganistan begitu saja. Empat mobil penuh berisi uang menyertai Ghani ke bandara. Semua koper uang itu kemudian dijejalkan ke helikopter pengangkut yang sudah menunggu. Dan, sepertinya heli itu tak bisa menampung semua bawaan. Beberapa koper terpaksa ditinggal begitu saja di landasan,” sambung Nikita Ishenko, juru bicara itu, kepada wartawan di Kabul, Senin lalu (16/8/2021).
Pemerintahan yang pekat oleh aroma korupsi memang telah lama tercium selama rezim Ashraf Ghani berkuasa, termasuk di jajaran militernya. Sudah kerap terdengar pihak militer me-mark up jumlah personel, mengajukan proposal fiktif misalnya pembangunan perumahan prajurit yang tak pernah ada, atau menggelembungkan kebutuhan peralatan militer demi mendapat dana bantuan besar dari negara barat, khususnya AS.
Sebuah video juga beredar, isinya disebut sebagai ruang tamu kediaman Wakil Presiden Afganistan (2014-2020), sekaligus jenderal Angkatan Darat Afganistan, Abdul Rashid Dostum, yang memperlihatkan betapa mewahnya ruang itu. Ruang tersebut dihiasi guci -guci dan lampu-lampu kristal dengan perabot mahal berlapis warna emas, lengkap dengan furnitur besar dan mewah!
Rumah mewah yang kini dalam penguasaan Taliban itu keadaannya kontras sekali dengan kondisi rakyat Afganistan yang menderita dan hidup serba susah. Apalagi, di luar sana, saat ini ada ribuan pengungsi yang membanjir di perbatasan Turki di sebelah timur Afganistan. Para pengungsi itu lari dari rumah mereka tanpa membawa bekal apa-apa.
Sementara itu, Taliban yang akrab dengan tindak kekerasan dan kini berkuasa di Afganistan, telah membentuk pemerintahan dengan nama Islamic Emirate of Afghanistan (IEA). Pemerintahan baru ini tampaknya harus banyak bebenah, termasuk memperbaiki citranya. Sebab, AS, dan Rusia masih memasukkan Taliban ke dalam kelompok “organisasi teroris”. (gun)