Presiden Prabowo Subianto Disabotase oleh Para Pemarah

Demo Kemendikti-01

Ketika Presiden Prabowo berhasil mengubah kesan dari figur pemarah menjadi pemimpin yang sabar, bahkan humoris, orang orang terdekatnya kini justru “menggantikan” membikin heboh publik dengan marah marah.

OLEH DIMAS SUPRIYANTO *

RENTETAN SABOTASE DARI KAUM PEMARAH – Ketika Prabowo Subianto berhasil mengubah kesan sebagai sosok pemarah dan meledak ledak di masa lalu – menjadi seorang pemimpin yang sabar, kalm kini – orang orang terdekatnya saat ini justru “menggantikan” membikin heboh publik dengan aksi marah marahnya.

Pencapaian Prabowo Subianto sebagai Presiden RI 2024-2029 bukan hanya mendapat kepercayaan publik di seantero negeri, melainkan karena telah berubah drastis, dimana dia mengubah kesan lama sebagai tokoh temperamental, gampang mengamuk – di masa lalu – menjadi pemimpin baru yang sabar dan adem saat ini.

Tapi kesan itu dirusak oleh perilaku orang orang terdekatnya. Dimulai dari Utusan Khusus Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan yang berlaku kasar pada pedagang es di arena pengajian. Dan pesohor berotot OKB yang dapat hadiah Letkol Tituler marah marah kepada bocah yang bicara jujur tentang menu Makan Bergizi Gratis.

Kini bertambah lagi dengan Menteri Pendidikan Tinggi yang dikabarkan temperamental. Padahal beliau seorang profesor, doktor, insinyur tapi main tampar, main pecat seenaknya dan omong kasar kepada anak buah yang banyak dimintai bekerja untuk hal hal yang bukan tugasnya.

Dari Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), sebagai kementrian baru pecahan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, kabar yang ingin kita dengar adalah terobosan kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Sebab, kualitas kampus kita tergolong jeblok di ASEAN – rata rata di bawah Malaysia, Thailand dan Singapura.

Kita berharap adanya tampilan wajah baru kampus kampus kita. Sebagai respon semangat menggelora dari presiden terpilih, Prabowo Subianto. Apalagi menteri baru ini juga dari seorang Dirjen Dikti yang naik jabatan sebagai yang tertinggi di kementrian. Sehingga seharusnya tinggal memacu di landasan yang dia siapkan sendiri, untuk melesat mencapai kualitas pendidikan yang diinginkan.

Pada kenyataan terjadi sebaliknya. Mendadak muncul berita menghebohkan adanya demo, yang tidak ada kaitannya dengan perubahan program pendidikan, kulikulum dan semacamnya, atau birokrasi kepegawaian yang diperbaharui. Namun demo akibat tindakan tak patut dari person si menteri yang bergelar profesor, bersama isterinya.

Menteri baru, Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro dikabarkan main tampar, bicara kasar dan memecat karyawan secara semena mena untuk tugas yang terkait dengan urusan pribadinya. Bersama isterinya yang juga pemarah, keduanya memperlakukan kementrian sebagai perusahaan sendiri dan enteng main pecat karyawan.

Sungguh memalukan. Dari seorang profesor doktor, insinyur, cendekiawan melekat padanya intelektual luar dalam, integritas dan moralitas. Attitude. Bukan main fisik.

Pimpinan yang main tangan lazimnya ada di markas tentara atau kepolisian terkait kedisiplinan. Bukan di lembaga sipil, dimana hak azasi manusia, dan perlakuan yang sepantasnya menjadi hak bagi semua yang bekerja.

Sejumlah karyawan – nampaknya sebagian besar – turun berdemo, mengenakan baju seragam hitam – dan memprotes perlikaku tak patut dari menteri baru Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro – dari keluarga besar terhormat, Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro – yang namanya diabadikan sebagai jalan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Kita belum pernah mendengar ada menteri yang didemo oleh karyawannya sendiri. Juga isteri menteri yang dipergunjingkan karena campur tangan urusan suaminya. Seperti zaman Orba.

Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah kakak dari Bambang Soemantri Brodjonegoro, mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada Kabinet Indonesia Maju, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (2016 2019) dan Menteri Keuangan 2014 – 2016.

Ayah keduanya, Soemantri Brodjonegoro (1926 – 1973) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1973, yang meninggal dunia saat masih menjabat dan digantikan oleh Syarief Thayeb. Sebelumnya merupakan Guru Besar Teknik Kimia ITB yang kemudian menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Rektor Universitas Indonesia (UI).

Satu lagi – ada Ir. Irsan Soemantri Brodjonegoro, Ph.D saudara tengah di antara keduanya, yang disebut sebagai Dosen Teknik Kelautan ITB.

Singkatnya, Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro dari keluarga terdidik, terpelajar, intelektual, cendekiawan. Dan dia bukan orang baru di Kemendikbud sebab pernah menjabat sebagai Dirjen Dikti (Pendidikan Tinggi).

Keluarga Soemantri Brojonegogoro cacad namanya kini akibat perilakunya yang tak pantas. Sungguh disayangkan dari seorang anak tertuanya seharusnya memberi contoh baik bagi adik adiknya justru berlaku sebaliknya. Dalam sejarah bangsa, belum pernah ada Menteri Pendidikan yang mendapat perlakuan yang tak menyenangkan – diteriaki rame rame dan diminta mundur dari anak buah, bawahan dan pegawainya sendiri.

DARI Partai Gerindra, yang berkuasa kini, Ketua Harian Partai Sufmi Dasco yang juga Wakil Ketua DPR menyatakan akan memberikan evaluasi jika dianggap perlu – merespon kejadian di Kemendikti itu. “Tentunya kita akan pelajari, kita akan kaji dan tentunya nanti kita akan minta komisi teknis yang terkait dengan kementerian, juga untuk melakukan pemantauan dan evaluasi-evaluasi jika dianggap perlu,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Sekjen Kemdiktisaintek Togar M Simatupang sebelumnya menyebutkan tidak ada pemecatan ASN secara mendadak yang berujung demonstrasi pegawai. Togar mengatakan penyelesaian konflik dengan pegawai bisa diselesaikan lewat dialog.

Berkali kali orang bijak menyatakan, setinggi tinggi ilmu utamakan adab! Tata krama. Attituted.

Al adabu fauqol ilmi yang artinya “adab lebih tinggi dari ilmu!” ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.