Vladimir Putih, tak mau berperang dengan alasan idiologi. Ia inginmembuat stabilitas pada kekuasannya. Ia lebih memerlukan kepentingan politik domestik, Rusia itu sendiri. ( Foto: Mangununinews)
Semua tahu bahwa Vladimir Putin itu mantan perwira intel KGB. Kalau orang sudah level perwira badan intel yang paling berkelas di dunia, pastilah kecerdasannya diatas rata-rata. Pengendalian emosinya diatas rata rata. Terbiasa berpikir berbadasarkan data dan informasi yang valid. Dia terlatih mengelola sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. itu dia bisa lakukan secara mandiri atau melalui orang orang yang dia kelola. Jadi paham ya. Jauh betul kelasnya dengan Zelensky, sang mantan pelawak yang terpilih lewat Demokrasi.
Sekarang saya akan ceritakan sisi lain dari perang Rusia dan Ukraina. Ini tulisan tentang strategi bertempur, yang juga bisa dipakai dalam kita bisnis.
Pertama, Putin tidak akan melakukan perang karena alasan idiologi. Mengapa? Dia belajar dari kesalahan masa lalu ketika USSR masih berkuasa. Bangkrut. Jadi jelas dia tidak mau bangkrut alias pecundang. Jadi apa alasannya? Kepentingan politik domestik. Dia butuh narasi besar untuk menstabilkan kekuasaanya. Harap maklum, bahwa keadaan ekonomi Rusia sama saja dengan UE dan AS. Suffering juga karena krisis ekonomi global.
Jadi apa narasi besar itu? Merebut Cremia dan kemudian Donbass. Dua wilayah ini adalah icon politik identitas Putin dihadapan rakyat. Setelah Cremia berhasil dia aneksasi, mka tahun 2014 dia bersedia teken perdamaian yang dimediasi Perancis. Setelah perjanjian damai itu, terjadi konflik bersenjata antara pasukan separatis Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, melawan tentara pemerintah Ukraina. Apakah Putin diam saja? Tidak. Justru dia sedang melakukan perang asimetris atau perang proxy.
Kedua. Pada waktu bersamaan selama 8 tahun, para intelijen Putin keluar masuk Ukrania untuk mendapakan data dan informasi tentang kekuatan militer Ukrania. Ini detail sekali. Seperti, logistik militer yang tampak dipermukaan maupun yang tersembunyi. Tempat tinggal para perwira Militer. Posisi atau koordinat sistem pertahanan udara. Singkatnya semua data koordinat infrastruktur pertahanan Ukrania sudah direkam. Nah data korordinat itu dimasukan kedalam database intelijent. Sangat rahasia. Yang tahu hanya kalangan terbatas saja.
Selama 8 tahun, Rusia sudah memperbesar cadangan emasnya. Dan stok minyak serta gas lewat pipa yang disalurkan ke China. Artinya, kalau terjadi sanksi ekonomi dari AS dan EU, mereka sudah amankan semua sumberdaya utamanya. Mereka juga sudah dapat data proxy konglomerat EU dan AS yang ada bisnis di Rusia. Jadi kalau ada perang. AS dan EU kenakan sanksi ekonomi, tinggal sita saja aset proxy itu. Itu akan dinasionasi oleh Rusia. Jadi secara data intelijent dan ekonomi sudah dia dapatkan. Maka mari kita perang.
Ketiga. Cara perangnya? Data center yang ada di kapal perang Rusia di Laut hitam melepaskan rudal hipersonik menyasar koordinat yang sudah ada didalam database intelijent. Tingkat presisi tinggi sekali. Error hanya 2 meter. Artinya walau meleset 2 meter, rudal itu tetap punya daya rusak significant. Kalau Rudal nyasar ke apartemen, Itu tempat tinggal petinggi militer. Kalau nyasar ke rumah sakit, dan ke pembangkit listrik, itu bukan salah sasaran. Tetapi itu tempat markas perang Ukrania tersembunyi. Karena presisi tinggi sekali, daya rusaknya terbatas,. Hanya hancurkan sasaran saja.
Kemudian dari pangkalan rudal yang ada di Belarusia, Rudal melesat ke pangkalan udara Ukrania. Tepat sasaran. Mengapa sistem pertahanan udara anti rudal Ukrania tidak bisa intersep ? Karena Rudal Rusia itu hipersonik dan melesat rendah. Engga mungkin terdeteksi oleh sistem elektonik anti rudal Ukrania buatan NATO. Dengan demikian. Walau Ukrania punya pewasat ratusan dari NATO, useless. Pesawat tempur itu kalau sistem komandonya rusak ya dia terbang buta. Jadi bego.
Nah, infanteri dan pasukan lapis baja bertugas menghadapi tentara Ukrania yang ngeyel melawan. Kalau mereka menyerah. Ya udah Pulanglah. Target Putin adalah membebaskan wilayah Donbass sesuai perjanjian Minsk 2014. Setelah itu, pasukannya akan masuk Kiev. Targetnya tangkap Zelensky, agar kemudian Pemilu bisa diakukan, jntuk memiiih presiden baru. Game is over.
Lucunya, EU dan AS, hanya merasa unggul lewat sosial media dan Media massa. Zelensky malah masih bisa sibuk main tweeter. Katanya mau terjun perang?. Di lapangan Rusia unggul disemua lini. Hemat lagi, engga perlu pakai pesawat tempur segala. Itulah perpaduan strategi tempur yang memadukan perang asimetris dan senjata, atau strategi hybrid war.
Apa yang dapat kita pelajari dari perang ini?
Kalau jadi pemimpin jangan terlalu banyak omong seperti presiden AS dan EU. Hemat bicara. Tetapi fokus kerja, dengan lebih utama dapatkan informasi dan data sebelum membuat keputusan. Buat rencana berdasarkan data yang akurat dan valid. Hitung cost dengan detail. Harus punya skill mandiri. Tidak sepenuhnya tergantung semua dengan staff. Mengapa ? Tak mungkin selalu demi pencitraan tapi tekor. Karena, pada akhirnya kalau tekor, walau target tercapai, tetap aja kita pencundang.
Ingat Churchill, yang walau sukses membawa inggris menang dalam perang dunia kedua, tetap saja kalah dalam Pemilu. Menang tapi tekor. Nah, sekali membuat keputusan jangan berhenti sebelum tujuan tercapai. Fight until die.
BACA JUGA>
Pencucian Uang dan Pandora Papers