Rahasia Berumur Panjang Di Mata Medis

Seide. – Bagaimana supaya berumur panjang, isu yang selalu dicari orang sejak zaman dulu. Betul ada faktor gen, namun di mata medis lebih besar upaya kita sendiri.

Umur kita juga pada pembuluh darah tubuh kita. Makin baik pembuluh darah dirawat makin tetap elastis tanpa tumpukan lemak, makin sehat sel-sel tubuh lewat mana mendapat pasokan makanan yang dibawa darah.

Merawat pembuluh darah tubuh berarti kecukupan memberi makan kepadanya sehingga proses menua pada pembuluh darah tidak lekas terjadi. Tanpa kecukupan makanan, memberi kelengkapan semua zat gizi, kodrat dinding pembuluh darah akan menjadi keras, dan kaku. Kita menyebutnya arteriosclerosis.

Ibarat selang karet yang semakin lama dipakai, lalu menjadi semakin keras dan kaku, demikian pula gambaran pembuluh darah tubuh kita. Ada orang yang sudah lebih dulu kaku pembuluh darahnya, ada pula yang masih elastis lentur, tergantung seberapa bagus merawatnya sejak usia muda.

Pembuluh darah perlu diupayakan tetap elastis dan lentur agar masih tetap bisa membantu memelihara normalnya tekanan darah. Saat darah balik dari tubuh ke jantung kelenturan pembuluh darah diperlukan membantu menarik darah. Bila sudah kaku, kemampuan membantu menarik darah sudah menurun. Demikian pula dalam membantu memompakan darah agar menderas ke seluruh tubuh.

Selama pembuluh darah masih lentur, tidak perlu daya pompa jantung yang harus lebih kuat untuk memasok seluruh kebutuhan darah tubuh. Namun bila pembuluh sudah kaku, jantung perlu memompa lebih kuat karena sudah berkurang bantuan kelenturan pembuluh darah yang menyalurkan darahnya. Tensi pada usia lanjut jadi meninggi, yang kita sebut systolic hypertension.Tensi bawahnya bisanya normal.

Membiarkan terbentuknya tumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang kita sebut plaque, berarti pasokan darah berkurang ke wilayah tubuh yang dipasok darahnya. Dan itu berarti sel-sel yang dialiri darahnya akan kekurangan makanan. Sel jantung dan otak sangat peka terhadap kekurangan pasokan makanan, lalu selnya menjadi mati. Saat itu terjadi stroke dan serangan jantung koroner. Kematian sel yang sama terjadi juga di bolamata, di ginjal, di usus, dan di mana-mana organ, hanya dampaknya tidak seburuk di otak, dan jantung.

Pembuluh darah terawat saja tanpa menghiraukan muatan makanan dalam darah yang disalurkannya, juga sama tidak bikin umur panjang. Sel-sel tubuh, sel-sel organ membutuhkan kecukupan makanan. Sumbernya dari dua masukan. Dari oksigen yang dihirup oleh sistem pernapasan,maka bernapas harus cukup dalam supaya menangkap cukup banyak oksigen. Tanpa sadar napas kita pendek dan dangkal saja, maka oksigen dalam darah belum tentu mencukupi.

Masukan kedua berasal dari makanan yang kita makan. Kalau menu harian tidak lengkap, belum tentu berisikan 45 zat gizi yang tubuh butuhkan. Dari 45 zat gizi itu, sebagian besar bersifat esensial, atau tak boleh tidak harus tersedia dalam menu harian. Maka menu kita harus serba lengkap. Semua perlu dan boleh dimakan, kecuali kulit durian. Tubuh kita bersifat omnivora, menyukai menu apa saja yang bumi sudah sediakan. Asal berimbang karbo, protein, dan lemaknya.

Pembuluh dara sehat, dan muatanmakanan dalam darah yang diangkutnya serba lengkap belum cukup kalau aliran darah kurang deras. Aliran darah kurang deras kalau badan kita kurang bergerak.

Kalau pembuluh darah tubuh sehat, darah yang melewatinya kecukupan semua zat gizi,dan alirannya deras, maka sel-sel tubuh terjamin mendapatkan kecukupan nutirisi. Hanya dengan cara itu kita memenuhi kebutuhan sel akan makanan.

Sebagian penyakit orang sekarang karena sel-sel tubuh menderita kekurangan bahan baku untuk menyehatkan dirinya. Disiplin Ilmu Orthomolecular Medicine yang digagas oleh Linus Pauiling, mendalami gangguan tubuh akibat sel kurang mendapatkan pasokan makan yang lengkap.

Sel merupakan dapur yang mengolah seluruh kebutuhan tubuh dari bahan baku yang diterimanya lewat darah. Sel menjadi lekas layu, lalu menua karena yang kita makan tak cukup, oksigennya tak penuh, dan sistem pemasoknya tidak lancar, selain darah tidak deras dan memadai memasuki seluruh pelosok tubuh. Itu pula yang mendasari proses menua berlangsung lebih cepat terjadi. Proses menua tak mungkin kita hentikan, namun kita bisa memperlamban.

Beberapa kali saya diundang paguyuban usia lanjut atau lebih elok disebut kalangan senior atau kalangan usia emas, usia indah. Saat diundang oleh kalangan terbatas kelompok Kalbe Farma Dr Boenyamin Setiawan, saya berbicara soal menahan proses menua itu. Dan saya membahas topik ini, salah satunya.

Salam sehat,
Dr Handrawan Nadesul

Bagaimana Menjadi Good Patiens