Rakyat Tiongkok Mulai Nekad Menyimpan Bitcoin Meski Dilarang

Rakyat Tiongkok Mulai Nekad Menyimpan Bitcoin Meski Dilarang

Diam-diam, sembunyi-sembunyi, warga Tiongkok di Hongkong mulai menyimpan Bitcoin untuk menyelamatkan aset mereka dari merosotnya ekonomi Tiongkok. ( Foto: AI, Bing/ Seide)

Saham di Tiongkok sedang tenggelam. Para investor bingung. Kripto dilarang diperdagangkan di Tiongkok. Penambangan Bitcoin haram. Namun, negara tak bisa mengontrol ulah warganya untuk terus main petak umpet. 

Seorang warga Tiongkok, eksekutif keuangan di Shanghai diam-diam mulai memindahkan sebagian uangnya ke mata uang kripto pada awal 2023, tahun lalu. Ia sadar bahwa perekonomian Tiongkok dan pasar sahamnya sedang anjlok. Ia harus mencari cara menyelamatkan asetnya. Ia melihat Bitcoin, meski pemerintah melarangnya.

Nekad Membeli Bitcoin

Waraga bernama  Dylan itu kemudian menggunakan kartu bank bekas yang dikeluarkan oleh bank komersial kecil di pedesaan untuk membeli mata uang kripto melalui dealer pasar abu-abu. Untuk diketahui, batas setiap transaksi di sana sebesar 50.000 yuan ( Rp 111.100.000 ) untuk menghindari pengawasan.

Warga Tiongkok ini nekad membeli Bitcoin. Ia memiliki alasan kuat. “Bitcoin adalah tempat berlindung yang aman, seperti emas,” kata Dylan.

Dia sekarang memiliki mata uang kripto senilai sekitar 1 juta yuan, ( Rp 2.222.000.000 ) yang merupakan setengah dari portofolio investasinya, dibandingkan dengan hanya 40% di ekuitas Tiongkok.

Investasi kripto-nya naik 45%. Warga ini memiliki pilihan tepat. Di saat saham tenggelam 3 tahun lalu, ia memutuskan membeli Bitcoin. Seperti Dylan Run, semakin banyak investor Tiongkok yang menggunakan cara-cara kreatif untuk memiliki bitcoin dan aset kripto lainnya yang mereka yakini lebih aman, daripada berinvestasi di pasar saham dan properti yang sedang runtuh di dalam negeri.

Warga bandel ini beroperasi di wilayah abu-abu. Mata uang kripto dilarang di Tiongkok. Ada kontrol ketat terhadap pergerakan modal melintasi perbatasan. Pun begitu, masyarakat masih dapat memperdagangkan token seperti bitcoin di bursa kripto seperti OKX dan Binance. Alternatif lain, mereka mencari melalui saluran bebas lainnya yang bisa dilacak dengan sembunyi-sembunyi. 

Wilayah Abu Abu

Investor daratan juga dapat membuka rekening bank di luar negeri untuk membeli aset kripto. Setelah dukungan terbuka terhadap aset digital di Hong Kong tahun lalu, warga Tiongkok juga menggunakan kuota pembelian valas tahunan senilai $50.000 untuk memindahkan uang ke akun mata uang kripto di wilayah tersebut. Berdasarkan peraturan Tiongkok, uang tersebut hanya dapat digunakan untuk tujuan seperti perjalanan ke luar negeri atau pendidikan. Tapi siapa peduli. 

Merosotmya ekonomi Tiongkok menjadikan investasi berisiko, tidak pasti dan bikin frustrasi warga. Situasi ini membuat orang-orang berduit ( maupun sedikit berduit) mencari  cara untuk mengalokasikan aset mereka agar tumbuh di luar negeri. Salah satunya adalah melalui aset kripto. 

Hampir setiap hari orang-orang daratan masuk ke pasar kripto, dengan sembunyi-sembunyi. Jika ketahuan, mereka akan dihukum. Namun kemiskinan lebih menakutkan dari pada hukuman. Itu sebabnya mereka mencari cara berinvestasi kripto di Hongkong. 

Broker dan Bank Ikut Masuk

Ketika investor ritel mulai melirik mata uang kripto, broker Tiongkok dan lembaga keuangan lainnya juga tidak ketinggalan. Karena kekurangan peluang pertumbuhan di dalam negeri, banyak dari mereka menjajaki bisnis terkait kripto di Hong Kong.

Tak hanya perorangan. Kini anak perusahaan Bank of China, China Asset Management (ChinaAMC) dan Harvest Fund Management Co di Hong Kong sedang menjajaki bisnis di wilayah yang menangani aset digital.

Akses ke bitcoin tidak terlalu sulit di daratan, menurut Reuters bursa kripto seperti OKX dan Binance masih menawarkan layanan perdagangan bagi investor Tiongkok, dan memandu mereka untuk menggunakan platform fintech seperti Alipay dari Ant Group dan WeChat Pay dari Tencent untuk mengubah yuan menjadi stablecoin dengan dealer, untuk memperdagangkan mata uang kripto.

Toko Kripto Pinggir Jalan

Meskipun dilarang, pasar kripto Tiongkok mencatat sekitar Rp 129 triliun volume transaksi per Juni 2023. Sebagian besar aktivitas kripto Tiongkok dilakukan melalui toko-toko yang dijual bebas atau melalui bisnis peer-to-peer pasar abu-abu yang informal. Toko pertukaran kripto fisik, telah bermunculan di jalan-jalan bisnis dan perbelanjaan Hong Kong yang sibuk. 

Di kripto HK, toko kripto populer di distrik Admiralty, pelanggan dapat membeli mata uang kripto dengan minimal HK$500 ($64) dan tidak perlu memberikan dokumen identitas apa pun.

Tindakan keras Tiongkok terhadap sektor properti selama tiga tahun terakhir telah menjatuhkan harga rumah, yang secara tradisional merupakan andalan dalam portofolio tabungan rumah tangga. Pasar saham bernasib lebih buruk lagi. Turun setengah nilainya sejak awal 2021.

Sebaliknya, Bitcoin telah melonjak 50% sejak pertengahan Oktober.

Potensi Kripto

Melihat situasi seperti ini, kemungkinan Tiongkok akan menyadari potensi Bitcoin dan akan mulai mendukung Kripto Hongkong, meski berada di bawah perintah otonom administratif khusus Tiongkok. Mungkin, Tiongkok akan mengesyahkan kripto jika ekonomi sudah tak terkendali merosotnya. Ini hanya masalah waktu 

Sumber: Vidya Rangganathan, Summer Zhen, Reuter

CRYPTONEWS: Tiongkok Larang Lembaga Keuangan Promosi Kripto

Menjaga Dompet Kripto Agar Aman

Ini Alasan Mengapa Masih Lebih Baik Investasi pada Kripto

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.