KETIKA reformasi bergulir dan Presiden Soeharto jatuh, seorang pejabat tinggi Orba yang tengah menerbitkan buku biografi tentang dirinya panik. Buku yang sedianya akan naik cetak, buru-buru dia tarik dan penyuntingnya (teman gue) diminta menghapus semua bagian tulisan yang ada sangkut pautnya dengan Pak Harto.
Barangkali itu juga yang pernah terjadi pada diri seniman patung relief di Sarinah. Ketika relief pesanan Bung Karno selesai dibuat, Presiden Soekarno (di)jatuh(kan). Maka segala jejak tentang seniman itu pun tahu-tahu hilang atau dihilangkan.
Sudah dikulak kulik ke seluruh bagian relief, tetap gak ditemukan secuil prasasti pun yang biasa diletakan di bawah patung. Dari info yang gue baca, juga gak ada dokumen atau arsip pemesanan relief tersebut. Pokoknya misteriuslah. Sama misteriusnya dengan naskah asli Supersemar. Sulit dilacak. Hilang tanpa jejak.
Tahu sendiri kan di jaman Pak Harto berkuasa, orang takut dikait-kait ke segala hal dengan Bung Karno. Terlebih setelah pecah pemberontakan G30S PKI. Belum lagi seniman dulu banyak yang berhaluan kiri dan tergabung dalam Lekra. Kelar dah hidup lo kalo ada cantelan ke sana.
Saat kemarin gue main ke Gedung (baru) Sarinah, di mana dulu gue kecil pertama kali merasakan naik lift di sana, relief hasil karya seni sangat berharga, bernilai, bersejarah, dan artistik itu, tetap gak ada keterangan apa-apa. Kecuali foto-foto perjalanan Sarinah dari masa ke masa. Singkatnya, sampai detik ini gak ada yang tahu siapa seniman pembuat relief itu?
Kenapa ya begitu sulit diungkapkan? Padahal patung-patung keren itu bukan peninggalan purbakala. Peninggalan purbakala yang usianya ribuan tahun aja masih bisa diungkapkan siapa pembuatnya. Masak ini gak bisa dilacak. Aneh dan males banget.
Sarinah adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang ritel. Didirikan berdasarkan Akta Nomor 33 tanggal 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia, Sarinah merupakan pelopor bisnis ritel modern di Indonesia.
Bung Karno meletakan tiang pancang pertama pembangunan Gedung Departmen Store Sarinah, di Jalan Thamrin, seperti tertulis di replika naskah asli sambutan PYM Soekarno, bertanggal 23 April 1963.
Tiga tahun kemudian, tanggal 15 Agustus 1966 bangunan itu selesai dan diresmikan.
Mengemban amanat Presiden Soekarno bahwa Sarinah harus menjadi pusat perdagangan dan promosi barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat, rasanya sudah diterjemahkan dengan baik oleh seniman misterius itu dalam bentuk relief gigantik (canggih untuk ukuran waktu itu) setinggi tiga meter dan panjang 12 meter yang menggambarkan sosok petani, nelayan, hasil pertanian, perahu layar, serta hewan ternak.
Yang luar biasa, sosok-sosok yang ditampilkan dalam 12 patung itu terlihat gagah dan sehat. Tubuh atletis. Perut sixpack. Ekspresinya pun penuh semangat sebagaimana laiknya tampilan Bung Karno masa itu. Bukan sosok masyarakat yang lembek dan membungkuk kayak di depan penjajah. Pokoknya sosok manusia Indonesia (sehat) masa depan.
Menurut catatan, relief ini dulu terletak di depan pintu masuk utama Sarinah. Dan entah gimana ceritanya, ketika direnovasi tahun 80an, relief itu gak kelihatan lagi, terpuruk, dan terkurung tembok di ruang mekanikal elektrikal yang gak sembarangan orang bisa masuk. Posisinya persis di belakang gerai restoran Mc Donald’s yang setelah heboh melayani fans BTS eh malah tutup.
Setelah sekian lama terpenjara dan nyaris terlupakan jaman, di era Presiden Jokowi relief itu ditemukan saat renovasi dan kini dimunculkan lagi. Masih di tempat yang sama, tapi dengan tampilan visual berbeda. Di sebuah gedung yang terlihat lebih fresh, modern, dan kekinian, enak buat nongki nongki, cuma nyari parkirnya ribet sempit dan kudu hati-hati.
Mong ngomong, riwayat relief ini kok ya seperti kisah 7 pemuda dan seekor anjing yang bersembunyi di dalam goa pada masa Raja Diqyanus kejam yang suka menghukum mati siapa pun yang gak sejalan dengannya.
Untuk menyelamatkan pemuda tersebut Tuhan lalu menidurkan mereka dan anjingnya selama 309 tahun. Setelah pemerintahan berganti ke penguasa baik dan bijaksana, mereka dibangunkan sejenak, melihat dunia yang gak sadar sudah berubah, untuk kemudian kembali tidur panjang di goa selamanya.
Cuma kali ini yang hadir ke hadapan kita adalah 7 orang pria dan 5 orang wanita, plus 2 ekor kerbau. Mereka kembali menampakan dirinya dengan tampilan wajah Indonesia asli, di tengah gedung berpenyejuk menyaksikan Indonesia yang sudah jauh lebih baik.
Namun siapa seniman hebat yang mengerjakan relief keren ini? Tetap masih misterius dan menjadi teki-teki. Semoga suatu hari ditemukan dan pihak manajemen membrosurkan semua cerita suka dan dukanya. Yang jelas sebagai pecinta seni, gue salut.
Terima kasih Pak Erick Thohir
Selamat berlibur.
Ramadhan Syukur