Seide.id – Menurut mendiang Mochtar Lubis, ciri-khas orang Indonesia adalah enggan bertanggung jawab.
Salah-satu cara supaya disebut relijius adalah sering membawa-bawa nama Tuhan.
Tempohari pejabat Jabar mengajak segenap warganya memohon kepada Tuhan tak menurunkan ‘hujan sekaligus‘. Supaya wilayahnya-yang menjadi perhatian dunia karena sungainya sungainya slh-satu dari 10 sungai terjorok di dunia, hampir separuh warganya tak punya jamban yang layak itu tak banjir. Entah apa yang dimaksud dgn ‘hujan sekaligus‘.
Pejabat Jatim tak kalah relijius. Ketika salah-satu wilayahnya longsor, dia mengajak warga memohon kwpada Tuhan supaya tak menurunkan hujan deraass (longsor itu karena hutannya gundul pak, akar-akar pohon tak ada lagi untuk ‘mengikat‘ tanah..!)
Paling asoy adalah pejabat penyelenggara haji dan umrah. Karena dengan niat ibadah, para calon haji atau umrah, selalu tabah dengan keadaan bagaimana pun. Semua dianggap ujian dan coba’an. Semakin berat ujian dan coba’an, maka semakin tinggi nilai ibadah.
Begitu juga dengan ini..
Untuk kali kesekian, sebuah maskapai penerbangan menelantarkan penumpangnya. Maskapai dahsyat ini bahkan pernah kedapatan pilotnya fly, alias teler. Rupanya menerbangkan pesawat masih belum fly bagi sang pilot, sehingga perlu ditambah ‘fly‘ artivisial.
Pejabatnya dengan enteng berkata: “Kami akan terus memperbaiki diri, tapi hanya Tuhan yang bisa menjamin keselamatan serta delay atau tidaknya penerbangan..”
Jadi semua itu saudara-saudara, adalah kehendak Tuuu…haaan…(menirukan seorang ustad di tv yang suka menggantung satu suku kata di ujung ucapannya supaya dilanjutkan oleh penonton, seperti di depan murid-murid TK, padahal para penontonnya emak-emak yang mungkin ada yang seumur dengan ibunya…).
(Aries Tanjung)