Oleh HERNA S ZALDY
Sepekan yang lalu, teman saya, Laily Lanisy ngirim messanger, isinya singkat: minta alamat saya di Pagaralam. Dengan senang hati saya memberikannya. Kemarin baru tahu kenapa Laily minta alamat, rupanya untuk mengirimkan buku terbarunya berjudul RENTANG.
Lepas dari rasa senang menerima kirimannya, Laily Lanisy adalah seorang pengarang yang saya suka karyanya. Lama saya ngefans padanya.
Kok pengarang bisa ngefans pada sesama pengarang? Bisa aja. Karena pengarang beda dengan tukang tongseng – yang tega menyiksa kambing untuk berebut pelanggan dan menganggap tongseng pedagang lain tak seenak buatannya.
Pada umumnya sesama pengarang saling bersahabat, saling mengagumi dan saling membaca setiap karya yang dimuat di majalah atau diterbitkan menjadi buku.
Memang saya belum sempat membaca “Rentang”, masih sibuk nguli, tapi saya kira ini karya yang baik.
Kok yakin? Ya iyalah, Laily punya banyak karya cerpen dan novel yang pernah diterbitkan, yang menang sayembara atau yang ada di laptopnya. Dan tentu yang terbaiklah yang dipilihnya untuk dibukukan.
Farick Ziat, sahabat saya yang menjadi editornya tampak penuh gairah pada proses penerbitannya.
Terima masih Laily, teruslah berkarya, jaga sehatan dan ditunggu liburannya ke kampung laman saya yang kedua…