Reporter Cina dan Jurnalis Palestina Terima Penghargaan Kebebasan Pers 2021

Jurnalis Palestina Majdoleen Hassona tidak asing lagi dengan pengawasan publik. Pekerjaannya dihalangi dan tuduhan diajukan terhadapnya oleh otoritas Israel dan Palestina.

“Saya mengkritik pelanggaran hak asasi manusia Israel dan kejahatan yang dilakukan tentara Israel terhadap jurnalis”, katanya kepada DW, “dan saya mengkritik Otoritas Palestina karena korupsi dan karena membatasi kebebasan berpendapat dan berekspresi — dan ini telah merugikan saya di kedua sisi.”

Pada akhir 2015, Majdoleen Hassona menjadi penyiar Turki TRT dan pindah ke Istanbul. Hassona sebelumnya bekerja di berbagai outlet berita Palestina, termasuk 11 bulan sebagai editor utama Dooz News, portal berita yang dijalankan oleh DW Academy, German Society for International Cooperation (GIZ), dan University of Nablus.

Majdoleen Hassona, jurnalis Palestina.

Hassona sempat mengunjungi tanah airnya pada Agustus 2019, tetapi dicegah meninggalkan wilayah itu di sebuah pos pemeriksaan Israel, “untuk alasan keamanan.” Badan intelijen Israel memberlakukan larangan tersebut.

Sejak itu, dia terjebak di Tepi Barat — tetapi dia terus melakukan apa yang selalu dia lakukan, bekerja sebagai jurnalis.

Pada Juni 2021, kritikus terkenal Palestina, Nizar Banat tewas saat berada dalam tahanan polisi Palestina. Kerabatnya berpendapat bahwa dia dipukuli sampai mati oleh pasukan keamanan Palestina. Protes massal menyusul kematian Nizar Banat, yang sebelumnya dikenal vokal menyoroti Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Ketika Majdoleen Hassona meliput cerita dan melaporkan protes setelah kematian Nizar Banat, pasukan Palestina juga memukulinya.

Atas kegigihan dan pengorbanannya itu, dia dianugerahi Penghargaan Kebebasan Pers tahun ini dalam kategori “Kemerdekaan”.

Dalam pernyataan awal, dia mengaku senang menerima penghargaan tersebut. “Penghargaan Kebebasan sangat berarti bagi saya,” katanya kepada Deutche Welle, “karena penghargaan ini tidak diberikan kepada jurnalis mana pun, tetapi kepada setiap jurnalis yang telah mengalami pembatasan kebebasan pers, dan mereka layak untuk menjalankan pekerjaannya dan hidup mereka dengan bebas.” – DW/dms.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.