Respon Pelecehan di Semeru, Warga Jawa Timur Gelar Ngaji Budaya 1000 Sajen dan Dupa

Perlawanan itu berlangsung dasyat. Warga Jawa Timur umumnya dan kota Malang khususnya menunjukkan sikap atas penghinaan pada keyakinan dan warisan budaya leluhur mereka dengan menggelar doa bersama lintas agama bertajuk Ngaji Budaya 1000 Dupa dan Sajen di depan Balai Kota Malang, Sabtu (22/1/2022) malam. Foto : FB.

Oleh DIMAS SUPRIYANTO

ACARA itu dihadiri ribuan orang. Mereka tampil dengan menunjukkan bermacam atribut, mewakili banyak komunitas serta warga masyarakat awam dari berbagai lapisan, pada Sabtu (22/1/2022) pukul 19.00 WIB, di halaman kantor Balai Kota Malang, jalan Tugu No.1, Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Halaman dan jalanan penuh sesak.

Tak disangka, hampir dari seluruh penjuru Jawa Timur, seperti Mojokerto, Surabaya hingga Banyuwangi pun ikut hadir dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan ini diadakan dari dukungan tokoh masyarakat Malang, dari lintas agama, tokoh seni budaya dan beberapa ormas Malang dengan tujuan mempererat seduluran dan menjaga kelestarian budaya leluhur. Polisi, TNI, Dishub dan seluruh jajaran instansi terkait hadir ikut terlbat dalam penganana dan kelancaran di lokasi acara.

Ki Suroso, Humas acara tersebut mengatakan, acara ini diadakan hanya dengan satu tujuan. Yaitu bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika dan melestarikan budaya leluhur.

Ustadz Hisa Al-Ayubbi, pengasuh PPIQ Darul Hidayah, yang menjadi koodinator Ngaji Buaya ini meyatakan, dengan digelarnya kegiatan Ngaji Budaya 1000 Dupa dan Sajen ini kaum kalangan milenial mengerti dan memahami sejarah sajen dan budaya asli Indonesia, dan sama sama menghormati da menjaga toleransi.

“Dengan kejadian di Semeru lalu, kita bisa ambil hikmahnya di sini. Seluruh budayawan dan seniman bersatu di sini,” ujar pria yang biasa disapa Gus Hisa itu Sabtu (22/1/2022).

Perlawanan budaya dengan menggelar 1000 sajen dan dupa di Malang. Foto foto FB

Sebelumnya terjadi insiden penendangan dan pembuangan sajen oleh seseorang yang mengaku Relawan Semeru. Aksi penendangan itu terjadi di sebuah tempat lokasi terdampak bencana erupsi Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Tindakan intoleran itu diduga terjadi Jumat (7/1) lalu, sebelum kemudian rekaman videonya beredar luas dan menjadi viral di media sosial, dan membangkitkan kemarahan dan berbagai pihak serta mendesak agar pelakunya ditangkap .

Tak kurang dari Bupati Lumajang Thoriqul Hag meminta pelaku intoleran yang videonya beredar luas di media sosial (medsos) itu ditangkap, agar tidak mengganggu suasana kerukunan umat beragama di wilayahnya.

Pihak polisi langsung bergerak mencari pelaku . Diketahui kemudian seorang pemuda bernama Hadfana Firdaus (32) terduga pelaku, berhasil ditangkap di Gang Dorowati, Pringgolayan, Banguntapan, Bantul, Kamis (13/1/2022) malam. Lokasi penangkapannya dekat dengan Polsek Banguntapan. Hadfana ditangkap sekitar pukul 22.40 WIB. Pelaku langsung diangkut ke Polda Jatim.

Aksi penendangan sajen di kawasan gunung Semeru dan pelaku yang ditangkap

SEMENTARA ITU, pihak penelengara sengaja mengumpulkan para budayawan se Jawa Timur, guna menghilangkan persepsi buruk dari sajen dan dupa.

Gus Hisa membeberkan, bahwa tujuan pengenalan budaya Jawa kepada masyarakat yang belum mengenal bahwa sajen – yang dalam bahasa Indonesia adalah “menyajikan”. Sedangkan dupa merupakan wewangian di zaman dulu dari budaya Jawa yang memang harus dilestarikan.

“Aroma dupa macam-macam. Kalau sekarang ya wangi-wangian (parfum) yang kita pakai. Kan biasanya orang bilang ini sirik, kita kenalkan lewat kegiatan ini,” jelasnya.

Ke depan ia juga berencana bersama para budayawan, seniman dan komunitas lintas agama untuk bisa membantu memberikan pengetahuan budaya Jawa melalui sekolah hingga Pondok Pesantren.

“Kita masuk ke Sekolah dan Ponpes (Pondok Pesantren). Kita kenalkan budaya kita. Kita harap pemuda kita jika belajar ke Eropa hingga Timur Tengah, itu ambil ilmunya jangan budayanya. Kita tetap menjadi orang Jawa, jangan lupa,” papar Gus Hisa di acara Doa Lintas Agama dan Ngaji Budaya.

Pelaku penendangan sajen sudahditangkap dan diproses danmasihmenghuni tahanan meski berbagi pihak minta supaya tindakannya dimafkan dan dilepaskan.

Sebelum kegiatan besar doa bersama lintas agama 1000 sajen dan dupa, sudah digelar kegiatan ngaji budaya atau ngaji embongan di putaran keenam.

Secara khusus doa besama dipanjatkan, agar pandemi Covid-19 ini segera mereda. “Doa kita meminta ke Tuhan agar Covid-19 ini bisa segera diangkat ke langit. Itu point doa kita bersama,” ungkap Gus Hisa.

Rencananya, untuk kegiatan besar ini nantinya bakal digelar satu tahun sekali dan kegiatan ngaji embongan bisa dilakukan dalam waktu satu bulan dua kali.

“Ini kita sudah ada delapan jadwal menunggu. Jadi ini tahun pertama dan ini mungkin pertama kali di Indonesia ya,” katanya. – ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.