Retno Marsudi, Pembuka Jalan Perempuan di Panggung Diplomasi

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton pada saat berkunjung ke Indonesta tahun 2009  menyatakan: “Apabila ingin melihat Islam, demokrasi dan pemberdayaan perempuan berjalan bersama lihatlah Indonesia!” 

Jelas itu bukan pujian kosong. Retno Marsudi telah membuka jalan dunia diplomasi bagi kaum perempuan. 

Dari kegigihan Retno Marsudi, selaku Menlu, Indonesia memegang Presidency Dewan Keamanan PBB. Resolusi yang disahkan pada 2020 lalu menjadi kontribusi Indonesia dalam memperkuat peran perempuan dalam perdamaian. 

Atas inisiatif Indonesia juga,  pada Maret 2020, terbentuk “Indonesia Afganistan Woman Network”. Sebagai prioritas kontribusi Indonesia untuk perdamaian di Afganistan. 

Tak ada stabilitas keamanan tanpa melibatkan perempuan. Jika anda ingin investasi perdamaian Anda harus investasi kepada perempuan – katanya.

“Sudah telalu lama Afganistan merindukan perdamaian,”  katanya. Melalui jaringan kerjasama ini Indonesia membuat pelatihan bagi wanita Afganistan.

Indonesia juga menginisiasi terbentuknya South East Asia Woman Mediator and Negosiators sebagai pelatihan bagi diplomat muda perempuan di Asia Tenggara.

Itu adalah prestasi spesifik yang menyangkut perempuan sementara untuk diplomasi umumnya, seperti pembelaan pada Palestina dan perdagangan dengan negara industri G20 dan lainnya juga dilaksanakan dengan baik. 

Sebuah terobosan dan keputusan politik besar terjadi di tahun 2014. Presiden terpilih Joko Widodo memutuskan untuk menunjuk seorang perempuan, dengan latar belakang profesi diplomat, untuk menjadi Menteri Luar Negeri, dari sebuah negara dengan penduduk muslim.

Dan hasilnya, membanggakan! ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.