Lho?!
Tunggu dulu. Ada apa, nii …?
Nggak ada hujan nggak ada angin, datang marah-marah.
Coba tarik nafas. Duduk dulu. Mau diambilkan minum?
Jangan kaget. Juga jangan langsung reaktif, ketika ada teman datang sambil emosian. Meski hati ini tersinggung, tapi tak perlu ditanggapi. Ketimbang ribut, lebih baik kita diam. Untuk mencari kejelasannya. Bukankah mendengar itu bagian dari kerendahan hati?
Orang marah itu tentu ada sebabnya. Ada alasannya. Bisa jadi, tanpa sadar, kata-kata kita menyinggung perasaannya. Untuk itu perlunya kontrol diri agar kata & perbuatan kita selaras. Seia-sekata.
Marah itu biasa. Lumrah. Apalagi jika ada suatu hal yang menyinggung perasaan & tidak berkenan di hati. Tapi jauh luar biasa jika kita tidak mudah tersulut emosi, dan mampu untuk kendalikan diri.
Ingat.
Disadari atau tidak, sumber pertengkaran itu ketika kita kedepankan ego. Rasa ketersinggungan yang berawal dari iri hati, berasa dilecehkan, benar sendiri, hebat, dan seterusnya.
Untuk itu kita butuh filter diri guna menyaring informasi, mengelola, & membagikan hanya yang bermanfaat untuk diri sendiri atau orang lain.
Sekali lagi, marah itu tak ada gunanya. Bikin kita stres, cepat tua, & jelek. Emosi itu menjauhkan pertemanan, & bikin malu sendiri.
Berbeda masalahnya, jika kita merespon dengan rendah hati & kejernihan berpikir. Untuk bicara dari hati ke hati. Tanpa ada yang perlu disembunyikan.
Ketimbang emosi, lebih bijak kita kemukakan ganjalan di hati. Bertanya tentang kejelasan permasalahan, membuka fakta, & kebenaran.
Kita tak perlu ribut, ribet, lalu semua jadi ruwet. Apalagi sisakan ganjalan di hati. Padahal, semua itu yang kudu dihindari; dijauhi. Dengan ribut sendiri berarti hidup kita menjadi kontra produktif, karena kita hanya ngurusin hal yang tak ada manfaatnya.
Cobalah kita belajar untuk melihat, mendengar, & berbicara dengan hati. Bukan melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, atau bicara dengan mulut.
Apapun konfliknya itu hanya gelapkan jiwa. Jika kita bersatu padu, saling menolong, & kompak, apa yang tidak bisa kita wujudkan? (MR)
