Seide.id – Tanpa melihat sejarah hubungan antara Hari Valentine dengan cokelat, mudah untuk memahami mengapa cokelat menjadi cara favorit untuk mengekspresikan cinta pada Hari Valentine, 14 Februari.
Ada daya pikat pada cokelat yang pada dasarnya sangat romantis. Cokelat itu ibarat pernyataan cinta, tetapi dapat dimakan dan membuat penerima cokelat merasa istimewa. Selain itu, tidak dapat disangkal, rasa cokelat enak dan memuaskan smeua orang.
Rasa cokelatnya bagai rasa surgawi. Zat lezat ini tidak hanya meleleh di mulut kita dalam ledakan rasa, tetapi juga melelehkan hati kita dalam kebahagiaan. Ini mungkin alasan terbesar mengapa cokelat dan mawar merah merupakan hadiah paling disukai kedua untuk diberikan pada Hari Valentine.
Menjelang Hari Valentine, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana hubungan antara cokelat dengan cinta? Bagaimana tradisi memberi cokelat pada Hari Valentine terbentuk?
Sejarah Hari Valentine membentang kembali ke era Romawi, tetapi penambahan cokelat sebagai makanan pokok pada hari yang didedikasikan untuk perayaan cinta itu merupakan sesuatu yang cukup baru.
Mungkin, itu merupakan strategi pemasaran jenius Richard Cadbury pada abad ke-19, yang masih sangat sukses bahkan sampai hari ini.
Pada 1800-an, keluarga Inggris Cadbury dulu memproduksi cokelat dan mencari cara untuk memanfaatkan mentega kakao yang diekstraksi selama pembuatan minuman keras cokelat.
Richard Cadbury menemukan cara untuk membuat cokelat batangan yang enak rasanya dan juga ekonomis. Sebelumnya, cokelat mahal untuk dibeli dan kelas elit yang mampu membeli cokelat dari sumber daya yang terbatas.
Cadbury mampu menghasilkan cokelat yang enak di kantong. Langkah selanjutnya adalah membuat kotak indah untuk cokelat dengan cupid dan mawar, yang cukup populer pada zaman Victoria dan dianggap sebagai simbol romansa.
Tak perlu dikatakan, cokelatnya menjadi enak dan dikomersialkan, sehingga dijual seperti kue panas. Cadbury sebenarnya merupakan orang yang pertama kali menemukan kotak cokelat berbentuk hati dan mengubah Hari Valentine selamanya untuk generasi pencinta.
Cokelat dianggap makanan afrodisiak sejak zaman Aztec. Cokelat dikatakan mengandung zat yang mengobarkan hasrat dan membuat orang yang dicintai lebih terbuka untuk asmara.
Pada masa lalu, hal ini mengakibatkan tradisi bangsawan Eropa untuk memberikan kekasih mereka cokelat dicampur dengan amber untuk menambah rasa cinta mereka.
Menurut sains, mungkin ada beberapa kebenaran dalam legenda lama itu. Sesuai penelitian terbaru, perempuan yang makan cokelat dikatakan menunjukkan keinginan yang lebih untuk romantis dibandingkan dengan perempuan yang tidak makan cokelat.
Ini mungkin karena cokelat melepaskan bahan kimia yang menenangkan otak serta meningkatkan tingkat energi dan keinginan. Cokelat terbukti menghasilkan zat meningkatkan mood dan sering disamakan dengan perasaan jatuh cinta.