Oleh ROY MARTEN
Tanggal 8 Ferbuari 2021 lalu, saya dinyatakan positif Covid-19 dan harus dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi. Ketika dinyatakan terpapar Covid-19, saya segera menulis di instagram saya agar teman-teman yang sepekan terakhir bertemu dengan saya untuk melakukan test swab PCR. Setelah mendapat perawatan medis yang intensif dan atas pertolongan Tuhan, saya bersyukur tanggal 16 Februari dinyatakan negatif dan diijinkan pulang. Setelah itu, saya melakukan isolasi mandiri di rumah. Walaupun mengalami kebanjiran, saya memutuskan utuk tetap mengisolasi diri di rumah.
Covid-19 itu nyata. Saya pernah menyintasnya. Oleh karena itu jangan pernah percaya dengan kabar angin dan terutama pada hoax macam-macam tentang Covid-19. Hoax biasanya memberitakan kejelekan. Dan manusia terlahir seneng mendengar berita buruk tentang orang lain, karena akan merasa lebih baik dari orang tersebut. Celakanya, bangsa ini suka banget dengan hoax. Biarpun tahu kalau itu berita palsu, tetap saja akan di-forward.
Dan hari ini, ketika ditemukan teknologi hp, maka bangsa yang sangat gemar bergosip pun mendapat momentumnya
Hoax amat sangat merusak bahkan membunuh karakter seseorang dan atau pihak tertentu. Perang modern selalu diawali dengan berita-berita hoax yang menyesatkan nalar dan mengadu domba masyarakat, seperti terjadi di Suriah dan negara lain.
Hoax meledak dan ujaran kebencian marak oleh karena juga menjadi industri para binatang ekonomi yang tidak peduli dengan akibatnya dan yang penting menghasilkan keuntungan pribadi. Tak heran jika dewasa ini hoax dan ujaran kebencian menjadi ancaman serius bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam konteks persatuan dan kesatuan bangsa itulah saya memberikan apresiasi yang tinggi pada Gerakan Budaya Rukun Agawe Madiun dari komunitas Petarung Kehidupan Nusantara, yang bertujuan membangun dan menjaga Kerukunan Nasional. Gerakan Budaya tersebut adalah gerakan moral yang dipelopori Harry Tjahjono yang saya kenal dan saya tahu gelisah dengan kondisi kekinian terbelahnya bangsa ini oleh polarisasi masyarakat menjelang dan akibat Pilpres.
Gerakan Budaya ini pastilah gerakan sangat positip yang harus dan layak didukung. Madiun yang dipilih sebagai pusat gerakan, menurut saya adalah pilihan yang tepat. Dengan demikian biarlah semangat Madiun bisa menular ke kota-kots lain sebelum akhirnya menjadi sebuah Gerakan Budaya Kerukunan Nasional. Saya yakin kebaikan selalu melahirkan kebaikan.
Sekali lagi saya sampaikan apresiasi dan penghargaan untuk Saudara-Saudara pelopor Gerakan Budaya Kerukunan Nasional. Apa yang Saudara-Saudara lakukan adalah sesuatu yang hebat, yang juga ingin saya laksanakan bersama kawan-kawan Jaringan Pekerja Budaya Nusantara.
Tetap semangat dan sukses!!**