OLEH : DR. HANDRAWAN NADEZUL
Lebih 30 tahun saya dan group tetangga rutin jalan pagi. Bukan asal jalan kaki, melainkan jalan kaki tergopoh-gopoh. Ini terjemahan saya untuk brisk walking. Jalan kaki secepat kita bisa.
Mengapa harus secepat kita bisa? Supaya meraih zona aerobic. Tujuannya aerobic. Artinya jantung dan paru terlatih. Tangkapan oksigen memadai untuk kebutuhan seluruh sel tubuh. Jalan kaki asal jalan santai saja, hanya melenturkan persendian, dan melemaskan otot, tidak meraih aerobic. Aerobic yang bikin tubuh jadi bugar. Jadi fitness.
Untuk meraih aerobic bisa banyak pilihan. Semua olahraga apapun bisa mencapai aerobic, bahkan berlebih. Namun seiring bertambah usia, tak boleh lagi membebani sendi, khususnya sendi lutut dan sendi pinggang. Dua sendi yang memikul berat badan.
Itu sebab mengapa sebaiknya setelah usia 50, atau mungkin lebih muda lagi, demi tetap memelihara keutuhan sendi lutut dan sendi pinggang, sebaiknya tidak memilih berlari, atau jogging lagi. Ini kata Cooper, penggagas Aerobics (Aerobics Revolution).
Cooper bilang lari atau jogging meraih aerobic. Namun jalan kaki brisk walking sama menghasilkan aerobic juga. Kalau hasilnya sama-sama aerobic, untuk mereka yang sudah kepala lima, demi menyelamatkan sendi lutut dan pinggang, tak perlu memilih lari atau jogging. Termasuk kegiatan melompat, loncat, dan sering turun-naik tangga lagi.
Bahwa atlet lari dan marathon hari tuanya rata-rata bermasalah dengan lutut dan atau pinggangnya, itulah konsekuensi profesinya sebagai atlet. Kita yang hanya untuk mengjear aerobic, tak perlu sampai harus mengorbankan lutut dan pinggang. Ongkos kalau lutut sampai rusak akibat salah kita memakainya, bisa sampai Rp 200 juta, untuk mereparasi total knee replacement (TKR).
Saya banyak mengutip Aerobic Cooper dalam buku-buku saya, dan saya ungkapkan dalam slide powerpoint seminar saya ihwal manfaat jalan pagi briskwalking. Bukan saja semua peserta seminar yang sudah melakukannya sebagai pihak yang bisa memberikan testimoni, saya pribadi merasakan hasilnya. Umurkepala tujuh saya masih bisa memanjat puncak Ijen tahun lalu. Hampir pasti berkat rutin brisk walking.
Group jalan pagi tetangga sebagian masih bertahan sejak tahun 1990-an hingga hari ini. Sebagian sudah almarhum dan almarhumah. Saya awalnya bergabung juga dengan group tetangga seberang (Foto pertama) yang sudah lebih sepuh-sepuh, selain dengan group tetangga selingkungan. Sekarang tinggal bersama group tetangga selingkungan saja yang dulu masih puluhan yang rutin bergabung, kini tingga kurang dari sepuluh. Keluar dan masuk anggota tetangga pendatang baru.
Apa testimoninya?
Persis seperti dalam teori, bahwa pencapaian aerobic yang rutin dilakukan memberikan sekurangnya sepuluh manfaat bagi kesehatan. Selain jantung dan paru tangguh, aliran darah deras sehingga semua fungsi organ tubuh optimal, tulang sendi dan otot sehat, kekebalan tubuh tangguh, penyakit metabloisme jadi minimal. Yang hipertensi, diabetik, lemak darah (lipid) meninggi, bisa lebih mendekati normal. Jarang terserang flu, lebih dari itu, risiko kanker ditekan, berat badan stabil, perut tidak membuncit, hormon kebahagiaan endorphine meningkat, serta beberapa manfaat lainnya.
Kapada para sahabat FB silakan yang pernah mendengar seminar atau membaca buku saya Sehat Itu Murah, dan melakoni brisk walking, bisa memberikan testimoni di sini, betapa untuk menjadi sehat, sebetulnya mudah, murah, dan sederhana. Rutin jalan pagi brisk walking. Bahwa benar ternyata untuk menjadi sehat itu murah.