Penulis Jlitheng
Salah satu titik lemah manusia yang sering diserang atau digoda oleh iblis adalah pamer atau show off.
Sifat show off merupakan salah satu pintu masuk bagi ketidak-adilan atau kesewenang-wenangan. Memandang atau menilai diri sendiri lebih dari orang lain (materi, kemampuan, dan kehormatan), sehingga akan memandang orang lain kurang dibandingkan dengan dirinya.
Dampaknya adalah memandang rendah atau kurang menghargai. Lupa bahwa hidup ini laksana roda berputar. Ada kala di atas, kadang di samping, sekali waktu berada di bawah.
Perputaran kehidupan seharusnya mengajarkan kita untuk dapat menghargai sesamanya. Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang bisa hidup sendiri.
Kelebihan adalah karunia dari Sang Pencipta. Diberikan secara berbeda kepada setiap manusia. Dimaksudkan oleh Sang Pencipta untuk saling melengkapi, bukan sebaliknya.
Maka, ketika iblis menggoda Yesus untuk pamer unjuk kehebatan (mengubah batu jadi roti), dengan tegas Dia mengatakan, “Minggato” atau “Enyahlah iblis.”
Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan menjalankan kehendak Sang Pencipta. Artinya, setiap kelebihan yang kita miliki dari-Nya harus digunakan secara adil, demi kepentingan bersama, dengan semangat kejujuran dan keterbukaan.
Iblis itu cerdik. Menggiring manusia terjepit dalam kondisi seolah-olah tak ada pilihan, hingga mau tak mau manusia melakukan hal itu sebagai sesuatu yang tampak benar.
Tetapi, Yesus lebih hebat dari iblis. Dia tidak termakan oleh jebakannya. Dia tidak menggunakan kuasa-Nya untuk pamer. Padahal, kondisi yang dihadapi Yesus saat itu memberi-Nya alasan pembenaran: lapar setelah 40 hari puasa. Butuh makan. Jauh dari toko roti. Tidak ada orang yang tahu. Sekali ini saja. Demi bertahan hidup. Namun, jawab Yesus tak berubah, “No way. Go away, satan.”
Pelajaran untuk kita. Tidak ada satupun dari kita yang bebas dari godaan iblis. Semua orang digoda iblis dalam berbagai bentuk dan cara, dalam berbagai situasi dan keadaan.
Tetapi, yang sama, iblis selalu menggiring kita ke dalam kondisi dilematis dan seolah-olah tak ada pilihan lain sehingga jika iman tidak kuat, kita akan kejeblos ke perangkapnya.
Ada yang mampu menghadapi godaan iblis sehingga bebas dan luput dari jeratnya. Namun, tak sedikit yang terjerat godaan manisnya. Bahkan, banyak yang tak mudah ke luar dari jeratan si penggoda maut itu!
Salah satu sahabat, dengan terbata-bata sharing dalam jumpa zoom, “Maafkan kami karena gagal mendidik anak. Kami terjebak oleh godaan iblis melalui kondisi seolah tak ada pilihan.”
Puasa ini begitu penting untuk kita jalani. Saatnya saling membantu untuk melawan godaan iblis. Sendirian kita tak kuat. Kita butuh Tuhan dan teman untuk mengatakan, “Minggato.”
Salam sehat dan tak jemu berbagi cahaya.