SAHAM VS CRYPTO

Bayangkan sebuah bank ! Anda masuk ke sebuah bank. Sekelompok orang berdiri di depan counter, menyambut anda yang membawa uang fisik untuk ditabung. Anda memperoleh rekening ( account) di bank atas nama anda. Anda pulang dan yakin, pihak bank akan menyimpan uang anda dengan aman.

Bank lalu meminjamkan uang anda itu pada orang lain yang membutuhkan modal kerja. Bank membebankan bunga 12%-24% setahun dengan jaminan sertifikat. Sementara anda yang punya uang, cukup rela mendapat bunga 4%-7% per tahun dari bank.

Jika anda menabung uang anda di bank sebesar Rp 1,000,000,000 ( satu miliard), anda akan memperoleh “keuntungan” dari bunga bank 4%-7% atau sekitar Rp 40,000,000 alias Rp 3,330,000,-/bulan setelah dikurangai pajak. Naik turunnya bunga ditentulan kesepakatan oleh bank-bank yang ada secara offline.

Sekarang, bayangkan cryptyocurrency
( Mata Uang Digital) !

Seseorang menciptakan sistem di internet atau dunia maya untuk jual beli dan tukar menukar mata uang digital atau menambang ( mining). Mata uangnya bermacam-macam. Ada Bitcoin, Ethereum atau Tron. Ada lebih 50 jenis uang krypto.

Mata uang digital Bitcoin misalnya. Disebutkan bahwa jumlah Bitcoin (Btc) dalam sistem ini ada 21,000,000 keping.

Saat awal dibuka pada 2009, sistem Btc ini, diberi nilai Rp 3,000,000,-/ keping. Dua belas tahun kemudian nilai Btc menjadi Rp 749,000,000/ keping. Kenaikannya ribuan persen. Jika saat itu anda punya uang Rp 1,000,000,000 ( yang anda tabung di bank tadi) dan beli Bitcoin, anda memiliki 334 buah Bitcoin. Dan jika sekarang anda uangkan, nilai aset anda menjadi Rp 278 miliard ! Anda otomatis menjadi milyader !

Harga sebutir Bitcoin sekarang ( per 6 Mei 2021 pkl. 19:00 Rp 831,297,705 ! ). Yang tahan menyimpan Btc panen raya.

Yang menentukan naik turunnya kurs uang digital ini adalah permintaan dan nama uang digital yang dipercaya. Kenaikan Btc antara lain karena Ellon Musk ( pemilik mobil Tesla) mengucurkan uangnya ke Btc triliunan dan menyebut bahwa kelak, pembeli mobil Tesla bisa membelinya dengan uang digital Bitcoin.

Bitcoin naik daun dan para pemilik mata uang digital tiba-tiba jadi orang tajir melintir terkiwir-kiwir.

Dunia cepat bertambah dengan orang kaya mendadak. Termasuk anak-anak usia muda yang memiliki Bitcoin lalu memborong vila dan mobil mewah.

Andapun, jika hanya punya 10 keping Btc, langsung jadi milyader. Padahal, anda tidak memegang secara fisik uang digital itu.

Apakah bentuk fisik kepingnya ada ?
Tidak.

Yang ada hanya catatan-catatan yang disimpan di dompet-dompet digital seperti Token Pocket Wallet yang anda miliki dengan membuka rekening ( account), baik atas nama anda sesuai KTP atau nama samaran.

Yang penting anda memiliki Code Key yang terdiri dari serangkaian huruf dan angka. Jika Back Up Key anda hilang, anda tak bisa apa-apa lagi. Musnah semua.

Meski hanya catatan, mata uang digital itu bisa dijadikan rupiah di rekening bank anda seperti BCA, Mandiri, BRI bahkan di dompet OVO atau Jenius. Dari yang tadinya tak berujud, begitu pindah rekening rupiah, bisa buat beli apapun. Setiap dua hari sekali saya memindahkan dari dompet mata uang digital ke mata uang rupiah. Lumayan buat beli permen dan sebutir emas berlian.

Lalu, mana yang lebih menguntungkan crypto atau saham ?

Saham itu sebuah kepemilikan perusahaan sementara krypto adalah alat tukar. Pada saham, underlying ( aset keuangan) adalah perusahaan pada saham itu sendiri. Semakin nama perusahaan bagus, kinerja keuangan baik, sahamnya bagus untuk dibeli.

Di krypto underlying alias aset kekayaannya berdasar keyakinan. Jika fundamental krypto anda yakin bagus, dilirik banyak orang dan bisa dijadikan alat bayar, nilainya akan naik. Anda harus sering-sering baca berita tentang krypto sehingga memudahkan bikin keputusan ; beli, jual atau pindahkan ke rupiah. Jangan habisin semua. Sisakan untuk ditanam agar baiknya ribuan kali.

Saham itu bersifat sentralisasi. Ada yang mengatur. Ada aturan. Ada perantara seperti bank. Kalau orang yang berkompeten di saham berbuat curang atau lari, baru muncul masalah. Jika perusahaan rugi, saham jeblok.

Pada uang digital seperti bitcoin, ethereum atau tron, menggunakan sistem desentralisasi. Tak ada yang mengatur transaksi di dalamnya. Semua dilakukan sistem. P2P ( Peer to peer). Antara penjual dan pembeli. Tanpa perantara.

Uang beredar di antara mereka yang tergabung dalam komunitas mata uang digital itu. Tak mungkin dibawa lari atau dikorupsi atau bangkrut. Hanya harganya fluktuatif. Kayak ombak. Hari ini turun, sekian menit kemudian, bisa melambung ke angkasa.

Kalau anda minta saran, bermainlah di keduanya; saham dan krypto. Banyak orang kaya mendadak di krypto. Kalau saham jangan tanggung. Biar kayak Warren Buffett.

Satu saran saya, jika anda bermain krypto; pakailah uang yang siap hilang…..
( 07.05.21)

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.