HANDRAWAN NADESUL
Medical Doctor, Health Motivator, Health Book Writer and a Poet
Kesalahan paling sering ihwal memposisikan tubuh yakni pada saat kita duduk. Punggung membungkuk, dan begitu juga dengan batang leher menunduk. Itu terjadi lantaran kebiasaan duduk sejak di bangku sekolah yang tidak, atau kurang tegak. Anak di Jepang dibiasakan duduk, menulis, selalu diusahakan tegak. Selain itu posisi duduk kita salah sebab kebanyakan struktur kursi. Kursi yang menyehatkan itu kursi direktur, yang sandarannya mengikuti lengkung punggung.
Posisi tubuh yang tepat dengan struktur tubuh, kita sebut posisi ergonomic. Begitu juga kursi yang mengikuti kaidah struktur tubuh disebut kursi ergonomic. Semua peralatan kerja, peralatan rumah tangga yang menyehatkan, ikut seturut kaidah ergonomic. Meja dan kusi komputer ergonomic tinggi meja setinggi siku, dan tinggi kursi setinggi sedemikian sehingga posisi mata tegak lurus dengan monitor.
Menyeterika yang menyehatkan itu berdiri tegak, dan untuk itu meja seterika haruslah setinggi tangan menyentuh permukaan meja, dengan demikian saat menyeterika punggung tidak perlu membungkuk. Demikian pula saat menyapu, panjang sapu harus sedemikian sehingga saat menyapu punggung tidak perlu membungkuk.
Duduk di sofa menonton TV, cenderung batang leher tertekuk setengah baring duduk berselonjor. Membaca atau bermain gawai (phubing) kelewat menunduk, sehingga batang leher sekian jam untuk waktu lama harus memikul berat kepala sekitar 20 Kg.
Demikian pula kebiasaan secara paksa menekuk-nekuk dengan tangan batang leher sebagaimana lazim dilakukan tukang cukur, secara mekanik bisa mencederai ruas tulang leher juga.
Proses mekanik pada setiap ruas tulang leher, demikian pula pada ruas tulang belakang, berisiko mencederai. Ini salah satu penyebab terbentuknya pengapuran sendi. Penyebab tersering cedera pada persendian, oleh proses mekanik, akibat cara kerja, cara duduk, cara berdiri, cara memposisikan tubuh kurang, atau tidak tepat, atau yang kita sebut sebagai tidak ergonomic. Saat tidur atau berbaring dengan bantal terlalu tebal, misalnya, sehingga batang leher dibiarkan menggantung, bikin nyeri leher (salah bantal) karena otot batang leher bertegang terus menahan berat kepala.
Oleh karena selain memposisikan tubuh yang tidak ergonomic, sebagian besar persendian, khsusnya sendi lutut dan sendi pinggang yang harus memikul berat badan. Makin berlebih berat badan, makin berat beban yang dipikul sendi lutut dan sendi pinggang. Apabila pembebanan pada sendi lutut dan pinggang berlebihan, misal, sudah bertambah umur, masih tetap beraktivitas lompat, loncat, sering turun naik tangga, kedua sendi itu berisiko cedera. Proses mekanik ini yang berisiko mencederai kedua persendian terbebani itu. Itu sebab cedera lutut dan cedera pinggang paling sering terjadi.
Beban persendian yang menumpu berat badan bisa dikurangi dengan cara memilih alas kaki yang empuk bertindak sebagai shock absorbent, atau tidak memilih memakai alas kaki bertumit tinggi. Bahkan di rumah pun, tetap perlu memilih alas kaki empuk meredam beban persendian lutut dan pinggang. Banyaknya kasus cedera sendi lutut atau osteoarthritis (OA) dan pinggang (spondyloarthrosis) sering menimpa mereka yang keliru memposisikan tubuh sejak usia muda, termasuk para atlet.
Pekerjaan sebagai atlet menanggung konsekuensi cedera pada sendi, tulang, otot, dan saraf. Itu maka bidang yang menampung masalah neurologis ini meliput empat komponen yakni neuro-musculo-sceletal. Keempat komponen itu merupakan satu kesatuan sistem yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Itu maka penyelesaiannya pun harus satu paket. Masalah otot paha dan lutut bisa memunculkan masalah pinggang, karena terkait otot-ototnya. Jadi menyelesaikan masalah sakit pinggangnya perlu menguatkan otot paha dan lututnya juga.
Orang yang sudah terkena jepitan saraf HNP (hernia nucleous purposes), misalnya, bukan semata hanya menyelesaikan urusan saraf tulang belakng yang harus dibebaskan penjepitannya, melainkan juga menata otot-otot penunjang terhadap sendi ruas tulang belakang sekitarnya. Demikian pula gangguan sendi lutut, sendi pinggang, sendi leher, otot-otot yang menunjang persendiannya perlu dikuatkan. Kasus HNP yang masih ringan, mungkin tidak perlu dikoreksi dengan pembedahan, cukup dengan cara menguatkan otot penunjang ruas tulang belakang di sekitarnya. Ini tugas ahli fisioterapis. Bidang alternatif medik Chiropractic, pijat medik, juga ikut bekerja untuk menyelesaikan masalah di sekitar saraf-otot-tulang-sendi.
Jadi artinya masalah encok sebagai nama umum untuk semua gangguan otot sendi tulang dan saraf, sebetulnya tidak perlulah kita alami, apabila kita senantiasa tepat memposisikan tubuh selama bekerja, selama beristirahat, tidur, dan apa pun sepanjang aktivitas harian kita. Menyetir mobil, misalnya, duduknya tidak usah miring seperti kebiasaan sopir angkot supaya kelihatan gaya, tidak juga kelewat menunduk. Posisi setang setir bisa disesuaikan dengan letak lengan kita,
Dengan memerhatikan posisi tubuh yang selalu mengikuti kaidah ergonomic, bukan saja tidak perlu sampai menimbulkan masalah encok atau kerusakan persendian, melainkan ketahanan kita dalam bekerja atau endurance pun menjadi lebih optimal. Orang berendurance tinggi masih mampu bertahan kuat beraktivitas apapun, untuk waktu yang orang lain sudah merasa lelah.
Kalau saja posisi kerja kita atau sepanjang aktivitas harian kita tetap berkaidah ergonomic, kita tidak akan lekas lelah. Termasuk juga dalam hal kegiatan seksual, so pasti perlu berkaidah ergonomic juga. Caranya, nanti saya bisikkan di messenger.
Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL