Ada apalagi, ni.
Hadap-hadapan, eyel-eyelan, seperti anak kecil rebutan pepesan kosong.
Saling tuduh & berasa benar sendiri, lalu siapa yang salah?
Debat kusir itu buang energi. Lebih asyik jika syering untuk berbagi.
Mendingan ngopi bareng. Lebih gayeng.
Oala, eyel-eyelan soal sepele.
Berasa benar itu datangnya si jahat. Busungin dada itu sombong. Ibarat tong kosong berbunyi nyaring
Sekalipun kita benar sebenarnya, apa untungnya di antara kita? Kita tak peroleh apa-apa selain ganjalan di hati, ketidak-senangan, bahkan mungkin juga tinggalkan luka.
Tak ada gunanya kita saling tonjolkan diri; unjuk kebolehan, kepiawaian, & bahkan kehebatan. Di atas langit bukankah ada langit?
Tiap insani itu punya kelebihan & kekurangan.
Lebih dahsyat lagi, jika kita saling mengisi kekurangan dengan saling melengkapi.
Apalagi kita ini satu tim. Kesoliditasan itu yang utama. Untuk saling jaga, mengingatkan, menguatkan, & mendukung satu sama lain. Kita semua ini pertaruhkan nama baik, reputasi, & kebersamaan untuk wujudkan mimpi bersama.
Jika kita ingin menjadi yang terbesar, hendaknya kita menjadi yang terkecil terlebih dulu. Dengan saling melayani, dijamin semua hepi.
Sukses untuk diri sendiri itu egois.
Sukses yang sesungguhnya itu milik bersama.
Campur tangan Allah yang pertemukan kita agar kita menjadi tim yang solid, & sukses.
Sukses itu milik Allah!