Salman Rushdie sendiri – yang selama ini berada dalam persembunyian bersama istrinya dan dilindungi polisi – menyatakan penyesalan mendalam karena menyebabkan kemarahan. Namun Ayatollah kembali menyerukan agar penulis ini pantas mati.
Bukan Rushdie saja yang mendapatkan ancaman karena novel kontroversial itu. Penerjemah Ayat-Ayat Setan dalam bahasa Jepang ditemukan meninggal di universitasnya pada Juli 1991.
Polisi mengatakan penerjemah Hitoshi Igarashi, yang bekerja sebagai asisten profesor perbandingan budaya, ditusuk beberapa kali di luar kantornya di Universitas Tsukuba.
Pada bulan yang sama, penerjemah Italia, Ettore Capriolo, ditikam di apartemennya di Milan, namun selamat.
Buku-buku Rushdie lain mencakup novel untuk anak-anak Haroun and the Sea of Stories (1990), buku tentang esai, Imaginary Homelands (1991). Kemudian novel, East, West (1994), The Moor’s Last Sigh (1995), The Ground Beneath Her Feet (1999), dan Fury (2001).
Dalam dua dekade terakhir ia telah menerbitkan Shalimar the Clown, The Enchantress of Florence, Two Years Eight Monthsand Twenty-Eight Nights, The Golden House, serta Quichotte.
Rushdie telah menikah empat kali dan memiliki dua anak. Terakhir tinggal di AS dan mendapat gelar pada 2007 karena jasanya dalam bidang kesusasteraan.
Pada 2012, ia menerbitkan Joseph Anton: A Memoir, buku tentang kehidupannya setelah terbitnya The Satanic Verses. – BBC/dms.