Merubah Perilaku Hidup Untuk Indonesia Bersih dan Bebas Sampah 2025

Seide.id – Presiden Jokowi sudah berulang lebih dari enam kali di Rapat Terbatas membahas masalah dan pengelolaan sampah. Bahkan sejak masih menjabat sebagai Walikota Solo, maupun sebagai Gubernur juga menekankan ingin menyelesaikan masalah sampah untuk segera dikerjakan.

Namun sampai sekarang Presiden belum mendengar secara tuntas progress apa saja yang sudah dapat dikerjakan dalam pengelolaan sampah , selain dalam pemanfaatan energi sampah untuk Pembangkit Tenaga Listrik. Tahun 2021 untuk pertama kali di Surabaya tepatnya TPA Benowo akhirnya berdiri Pembangkit Listrik berbasis tehnologi ramah lingkungan. Dimana penekanan bukan pada masalah soal listriknya tetapi pada “Sampah Untuk Apa?”

Percepatan yang dilakukan Walikota Surabaya tentunya patut diacungi jempol, dengan geraknya dalam upaya pengolahan sampah dengan melibatkan peran serta masyarakat, membangun rumah-2 kompos, bank-2 sampah dan 29.700 kader lingkungan, memasukkan 1.600 ton sampah/hari sebagai sumber dari Pembangkit Listrik 11 Megawatt, dengan rincian 2 Megawatt dari landfill gas power plant dan yang 9 Megawatt berasal dari gasifikasi power plant.

Selain daripada Surabaya, Presiden juga telah menunjuk 11 kota melalui Perpres 35/2018, yakni DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Makassar, Kota Denpasar, Kota Palembang, dan Kota Manado.

“Saya gonta-ganti urusan Perpres dan PP bagaimana agar seluruh kota bisa melakukan ini karena urusan sampah itu bukan hanya urusan menjadikan sampah menjadi listrik, bukan itu, tapi urusan kebersihan kota, urusan nanti kalau ada masalah pencemaran karena sampah yang ditumpuk-tumpuk kemudian kalau hujan menghasilkan limbah lindi, problem semuanya”, ujar Presiden Jokowi.

Presiden menekankan perlunya perbaikan regulasi Pengelolaan Sampah secara sistemik terpadu antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Presiden berharap pengeloaan sampah yang benar dan tertata dapat berdampak positif pada ekonomi, lingkungan hidup dan perilaku masyarakat.

Disampaikan juga dalam Rapat Terbatas perlu ada terobosan dalam membangun terobosan membangun sistem yang terpadu mulai dari rumah tangga dan pasar, pemilahan, penjemputan hingga sampai TPA. Maka untuk mendorong percepatan pengolahan sampah. Dicanangkan Indonesia Bersih dan Bebas Sampah 2025, sebagai visi misi gerakan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah.

Manajemen Sampah Zero (MASARO) ITB

Pentingnya mengendalikan dan mengolah sampah untuk kebaikan lingkungan hidup mendorong Akhmad Zainal Abidin selaku Dosen KK Perancangan Produk Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, melakukan penelitian membangun tehnologi untuk pelatihan pengelolaan sampah dengan Zero Waste, untuk merubah kebiasaan yang pada awalnya adalah cost center yaitu “kumpul–angkut–buang” menjadi profit center yaitu “pilah–angkut–proses–jual”.

“Sampah dapat dimanfaatkan dan menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi. Sampah yang tercampur aduk itu beban, tetapi sampah yang terpilah adalah aset”

Terdapat lima prinsip penerapan teknologi Masaro-ITB, yaitu pemilahan sampah langsung di sumber, pengolahan sampah di dekat sumber, melibatkan partisipasi masyarakat, pemerintah, dan industri, penerapan teknologi ramah lingkungan, dan pembuatan manajemen untuk program sustainability.

Teknologi Masaro membagi sampah dari masyarakat menjadi lima kategori, yakni Sampah Mudah Membusuk, Sampah Sulit Membusuk, Sampah Daur Ulang termasuk Plastik, Kaca, Kertas, Sampah Non Daur Ulang, yaitu Plastik film (biodegradable, oxodegradable), Logam, kemudian jenis Sampah Waste to Energy (WTE), dan terakhir adalah Sampah B2 (Bahan-Berbahaya).

Manajemen Sampah Zero (Masaro-ITB) akan menghasilkan produk-produk berupa, media tanam, pengawet kayu, pestisida organik, bahan bakar, kompos, pupuk organik cair istimewa, konsentrat organik cair istimewa, Biopestisida dan Biokomposer.

Yang menarik pada sistem Masaro, yaitu pengelolaan sampah pada sumber awal munculnya timbulan sampah yaitu berasal rumah tangga, pasar modern dan tradisional dan perkantoran. Dimana dari data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah rumah tangga menduduki porsi terbesar yaitu 40.8%, Pasar modern 18.2% tradisional 17.3% dan perkantoran 8.2%.

Sedangkan dari jenis timbulan sampah diperoleh data terbesar adalah 40% sisa makanan, 17.4% plastik, 13.1% kayu, ranting/daun, 11.4% kertas, karton.

Sistim Masaro dalam pembangunannya oleh karena bergerak dari sumber munculnya sampah, tentu saja dapat dibangun di atas lahan yang tidak perlu luas sehingga dapat dibangun di kecamatan, maupun komplek perumahan besar, pusat perniagaan dan pasar.

Dimana pada prinsip sangat ditekankan oleh Masaro-ITB, semua sampah harus mampu terolah menjadi Produk Berharga dan tidak ada lagi yang perlu dibuang ke TPS maupun TPA, melalui kilang-kilang pemprosesan sampah. Untuk hal ini kemudian sistem Masaro telah dipatenkan sebagai produk murni anak bangsa Indonesia.

Tentunya dengan merujuk sistem Masaro, tingkat keberhasilannya berada pada peran serta seluruh lapisan masyarakat, swasta, dan pemerintahan mulai dari tingkat desa.

Merujuk pada kedua sistem pengendalian dan pengolahan sampah baik mulai di tingkat pemerintah pusat, hingga seluruh lapisan masyarakat. Dari atas ke bawah, maupun dari bawah ke atas. Sungguh diperlukan perubahan mendasar perilaku masyarakat dalam melihat permasalahan dan mengatasi timbulan sampah guna menciptakan Lingkungan Hidup yang lebih berkualitas dan bermanfaat dengan baik.

Dengan demikian tujuan untuk menciptakan Indonesia Bersih dan Bebas Sampah 2025, dapat terwujud hasil dari kerja bersama seluruh bangsa dan negara Indonesia.

Dan Partai Perindo dengan kerendahan hati turut mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyatukan tekad dengan semangat persatuan, bekerjasama berperan serta secara aktif membangun masa depan bangsa dan negara Indonesia.

Penulis : Jeannie Latumahina
Ketua Relawan Perempuan dan Anak Perindo

Redenominasi Rupiah Apakah Menjadi Solusi Menghadapi Ancaman Krisis?

Avatar photo

About jeannie latumahina

Ketua Relawan Perempuan dan Anak Perindo